BAB 55 : Rumah Tangga Bai (2)

333 50 4
                                    

Kepala Pelayan Bai itu tersentak mendengar pengakuannya. Sedari tadi dia mendengar dewi ini berbicara, tatapannya tidak mampu menolak, ini pertama kalinya melihat seorang yang begitu murni dan cantik.

Putri Kepala rumah tangga Bai memang menjadi rebutan bangsawan dan mengusai beragam seni, tetapi hanya menatap dewi ini, putri mereka tidak ada arti apa-apa.

Bagaimana dewi ini hanya memilih cultivator sederhana untuk jadi kekasihnya?

Di luar sana, banyak bangsawan dan pangeran yang mendamba-dambakan istri seperti ini.

Wei YuanDao berdeham, menarik dewi ke belakang punggungnya, "Dia sudah mengatakan tidak mengambilnya, kenapa kalian masih mengintrogasinya?"

Pelayan Keluarga Bai tercenung, dia mengusap lengannya yang berdebu. Setelah berhari-hari berjalan mencari iblis ini dan sampai di sini, tubuhnya lengket dengan keringat, debu melekat di pakaiannya.

Bagaimana mungkin mereka menyerah hanya setelah iblis ini berbicara tidak mengambilnya?

"Tuan dan Nyonya, kami yakin hanya iblis ini yang melewati halaman rumah keluarga Bai. Tidak mungkin ada yang mencuri karena halaman rumah penuh penjaga dan iblis ini memiliki kekuatan untuk melewatinya. Bahkan penjaga kami tidak dapat mencegahnya."

Ada keyakinan dalam suaranya, dia tampak tidak berbohong.

Setelah diam berapa saat, dia berbicara lagi, "Jika Tuan dan Nyonya tidak percaya, mari ikut kami ke rumah kelugara Bai dan kami akan tunjukan tempat penyimpanan itu berada."

Wei YuanDao tidak peduli dengan permasalahan mereka, namun karena ini ada kemungkinan berhubungan dengan iblis itu, akhirnya setuju ikut dengan mereka.

Kepala Pelayan Bai meremas tangannya karena gembira, jika kedua orang ini ikut, pasti ada cara untuk menyelesaikan masalah.

"Mari Tuan, Nyonya."

Wei YuanDao mengikuti mereka dengan memegang tangan Dewi di sampingnya, mencegahnya terjatuh dari berjalan di tanah gersang ini.

Namun dia masih tampak tidak menghiraukan iblis yang diikat oleh pelayan dan diseret bersama mereka.

Begitu sehari perjalanan, mereka sampai di rumah tangga keluarga Bai. Gerbang yang menjulang, disusun di hadapan dan di samping rumah. Bebatuan pipih dan lebar berserakan di bawah kaki mereka, memenuhi sepanjang jalan.

Seorang penjaga membuka gerbang buat mereka. Gerbang yang tinggi itu berbunyi klak panjang sebelum perlahan-lahan memperlihatkan halaman luas, bunga plem tumbuh di tengah halaman dan air mengalir di sampingnya, memutus pertengahan halaman sampai ke sisi yang berlawanan.

Di depan mereka adalah rumah tangga keluarga Bai, besar dan mewah di dampingi oleh berapa sayap rumah, sisi barat dan timur.

Sepertinya banyak yang tinggal di sini.

Kepala Pelayan membawa tamu itu masuk dan segera mendapatkan banyak perhatian, pelayan yang lewat tidak tahan berhenti sebentar sekedar melihat pemuda dan nona yang mengesankan itu.

Namun tidak lama kemudian, Kepala Pelayan melototi mereka dan segera mereka membubarkan diri.

Tamu-tamu itu di antar ke ruang tamu, ditinggalkan di sana setelah pelayan menyediakan the untuk mereka.

Kepala Pelayan pergi ke sebuah ruangan dan mengetok pintu, "Tuan, kami membawa iblis itu kembali dan ...."

Kreeeeekkkh.

Pintu terbuka sebelum sempat kepala pelayan menyelesaikan perkataannya, "Lalu apa yang kau dapatkan dari iblis itu? di mana batu gioknya? Kita tidak dapat menahan bila selongsongannya mengamuk lagi."

[End] Ancestral God of DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang