BAB 58 : Permulaan Musim Semi

258 30 5
                                    

Api hitam menghilang dan meninggalkan bau hangus yang aneh.

"Rohnya tidak akan bereinkarnasi lagi."

Dewi menurunkan matanya dan tampak tidak ingin membahasnya lagi.

"Tidak ada belas kasihan. Mengganggu ketentraman alam fana, sudah menjadi garis hitam. Layak dimusnakan."

Dewi mengangguk.

Alam yang sempat diam itu segera normal kembali, angin malam berhembus dingin laksana menyambut musim semi, membelai tubuh siapa pun.

Wei YunDao melepaskan pakaian luarnya untuk dibungkuskan ke tubuh sang Dewi, dia memalingkan pandangan kepada Kepala keluarga Bai yang membeku di depan Putrinya yang pingsan, kulit wajahnya seperti kertas usang yang lapuk dan selayaknya dibakar.

Tubuh Putri pertama sudah kembali ke semula, putih dan dibalut pakaian tipis. Tidak ada tanda-tanda yang barusan menangis mengerikan adalah dia, Tuan Bai mengendongnya, mengangguk pada Wei YuanDao seolah sangat berterima kasih.

Meskipun tidak tahu bagaimana itu terjadi, tetapi melihat putrinya baik-baik saja. Sudah menghilangkan rusuh dalam hatinya, dia mengantarkan putrinya ke dalam kamarnya dan kembali lagi.

Saat dia sampai di sana, hanya menyisakan penjaga bayangan yang terkapar mengenaskan, selongsongan aneh itu menghilang diikuti kedua tamunya.

Tulang rawan di lututnya segera mengigil lagi, jangan bilang keduanya adalah iblis yang berhubungan dengan selongsongan ini?!

Hatinya langsung menciut! Jangan berharap bertemu di kesempatan ketiga!

"Ayah, Putra mu dengar, Putri pertama pingsan. Kenapa bisa terjadi?"

Putra Kedua Bai muncul bersama seorang pelayan yang membawa lentera, menemukan ayahnya di belakang sayap kiri.

Dia juga terbangun di tengah malam dan mendengar pelayan berbicara tentang Putri pertama yang pingsan.

"Benar. Sepertinya dia disihir dan mengatakan kata-kata aneh. Coba lihat di kamarnya."

Keduanya menemui Putri Pertama di kamar.

Saat Putra kedua Bai melihatnya, kerutan kasar mekar di dahinya. Cahaya dingin melintas di matanya, Dia bukan Putri Wang!

Sosok Putra Kedua menghilang dalam kegelapan setelah berlalu begitu saja. Ketika Tuan Bai mencarinya, hanya menemukan pelayan yang membawa lentera, tidak ada tanda-tanda memasuki kamarnya.

Kedua Dewa-Dewi meninggalkan kediaman Bai dengan array, muncul kembali di luar istana Grandmaster.

Iblis kecil jatuh berlutut di kakinya, wajahnya pucat seolah telah meninggalkan semua darahnya di rumah keluarga Bai.

"Terimakasih, Tuan. Sungguh! Saya tidak pernah melupakan jasa anda."

Grandmaster telah berbalik badan dan merangkul pinggal Dewi ketika berjalan ke gerbang istana dan terlihat tidak ingin membalasnya.

"Anda.... Anda bukan kah Tuan Wei YuanDao?!"

Keduanya tiba-tiba berhenti berjalan sebelum sempat menyentuh pelindung yang menutupi istana Grandmaster dari alam luar, berbalik dan melihat seorang perempuan muda dengan gaun satin putih-merah motif matahari di belakang mereka.

Perempuan muda itu santun, kulit seputih susu dengan rambut panjang di belakang punggung. Memakai gaun yang menutupi seluruh tubuhnya, anggun dan tidak norak seperti yang dilakukan putri Wang.

Dewi memperhatikan wanita muda itu dengan cemberut, merangkul lengan Wei YuanDao ketika dia berkomentar, "Anda mengenalnya?"

"Tentu. Dia bibi Putri Wang. Aku bertemu dengannya di alam neraka dan tidak sengaja meminta bantuannya."

[End] Ancestral God of DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang