BAB 23 : Alam Roh (2)

727 146 14
                                    

Segera gerbang merah darah tertutup. Angin yang mengepul mengirim kekuatan dingin yang kuat, mampu membunuh karakter anak-anak di bawah umur.

Ketika gerbang seperti itu hilang tanpa bekas, Dewa-Dewa menjatuhkan rahangnya dan tidak sadar untuk waktu yang lama.

Secara perlahan udara kembali tenang dan kekuatan menekan itu lenyap seiring berlalunya waktu.

"Kaisar Dewa Perang, apa Grandmaster Dewa Kematian pernah peduli untuk yang lainnya?" Salah seorang Dewa Perang muda melihat Kaisar Dewa Perang masih menatap bekas gerbang Kematian itu dan menanyakan ini untuk membangunkannya dari lamunan.

Mendengar pertanyaan seperti itu, Kaisar Dewa Perang menoleh, "Segera selesaikan mengumpulkan impormasi. Kita akan kembali."

Dia beralih melihat Dewa yang bertanya, "Anda bisa menanyakannya ketika Grandmaster kembali."

Dewa Perang yang bertanya, "....."

Di alam roh.

Ketika Kaisar Dewa Sastra tersedot ke alam roh, dia masih dalam wujud manusia fana.

Ketika penduduk alam roh melihat kedatangannya, segera heboh!

"Hei, siapa nama anda?"

"Dari kerajaan mana anda berasal?"

"Apa tujuan anda datang ke sini?"

"Apa memiliki cerita menarik dari alam fana? Tolong ceritakan pada kami."

Satu per satu penduduk alam roh bertanya dan mengelilingi Kaisar Dewa Sastra dengan antusias.

Kedatangan manusia pertama ini di alam roh secepatnya membuat kehebohan.

Saat itu, Ratu alam roh sedang bersemayam di atas singgasana dan mendengar laporan dari menterinya tentang pertumbuhan ekonomi alam roh.

Di umurnya yang telah mencapai kandidat pensiun, dia masih tampak kuat dan hanya beberapa keriput di bawah matanya ketika dia terus berbicara.

Saat mendengar laporan seorang manusia fana datang ke alam roh, dia memiliki kerutan lain di atas alisnya. Wajahnya yang tua tampak semakin tua, "Bagaimana dia bisa masuk?"

Seorang Menteri menjawabnya, "Menjawab yang mulia Ratu, dikabarkan orang tersebut terseret lubang cacing yang tidak stabil di wilayah utara. Daerah tersebut sudah lama ditinggalkan dan tidak terurus sehingga energi batin alam roh dan alam neraka bercampur aduk."

"Kemalangan?"

Menteri itu kembali menjawab, "Benar yang Mulia Ratu."

"Bila itu, dia hanya bisa kembali seandainya ada pecahan spatial lain. Alam roh secara hukum takdir tidak diberi izin bercampur tangan di alam fana." Duduk Ratu yang semula miring perlahan lurus.

Ini fanomena langka. Manusia hidup yang terseret ke alam roh. Biasanya roh yang terseret ke alam fana. Sekarang adalah kebalikannya.

"Berapa lama pecahan spatial akan muncul?"

"Sekitar tujuh hari lagi yang Mulia Ratu. Jenderal telah diperintahkah untuk menjaga-jaga titik spatial yang akan muncul, karena setiap laporan dari roh yang dikirim kembali oleh Dewa Kematian memiliki luka-luka mengerikan.

Itu salah alam roh yang kurang kompeten membuat larangan menyusup ke alam fana, jadi Ratu hanya berkomentar pasrah tentang itu.

"Tetapi yang mulia Ratu, tentang penduduk lain...."

Sssshhhh!

Pembahasan itu tidak bisa dibahas di tempat umum, jadi Ratu melototinya sebelum membubarkan rapat.

[End] Ancestral God of DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang