BAB 59 : Takdir Berdarah; Pengakhiran Pengantin Yang Tertukar (1)

343 44 8
                                    

Kaisar Dewa Sastra merasakan telinganya panas, kedua sudut alisnya memamerkan bekas merah. Wajahnya yang dingin dan tanpa ekspresi itu menunjukan tanda-tanda tidak berdaya. Dia akhirnya menganggukan kepala

"Hm. Silakan tunggu."

Memberinya sekeping buku jenis perhiasan sebelum berjalan ke dapur.

Memasak memakan waktu yang tidak lama. Ketika dia kembali, melihat Grandmaster masih duduk dengan buku terbuka di atas kedua pahanya, kepalanya turun.

Merasakan kedatangannya, dagunya terangkat perlahan, cahaya kelembutan memenuhi matanya, "Buku yang indah. Berapa banyak aksesoris perak dan permata yang kuhabiskan untuk satu buah mahkota cahaya?"

"Aku akan menemukannya untuk mu."

Grandmaster membalikan halaman buku, tenggelam lagi dengan perhiasan ringan dewi, menimbang-nimbang dan berbicara lagi dengan Kaisar Dewa Sastra, "Bagaimana kalau aku membuatkan mu makhkota ringan dari perak disulam dengan kabut mutiara? Kau cocok sebagai seorang dewi."

Kaisar Dewa Sastra"......."

Tetapi untuk seorang Kaisar dan Dewa sepertinya, memiliki mahkota sungguhan akan membuatnya benar-benar membutuhkan status seorang Dewi. Dilihat Grandmaster tenggelam lagi dengan gambar perhiasan berikutnya, jubah yang disampirkan meluncur dari pundaknya, kerah pakaiannya melonggar.

Sebagai dewa yang memelihara diri dengan sangat baik, pemandangan ini membuat siapa pun tidak yakin apakah Grandmaster masih dewa kematian yang sama?

Setelah membalik halaman berikutnya, Kaisar Dewa Sastra tiba-tiba menatapnya dengan dedikasi penuh, "Makan dulu. Nanti lanjutkan."

Grandmaster, "....."

"Mohon maafkan aku. Kita makan." Grandmaster meletakan buku itu di ranjang selagi tersenyum.

Maaf!

Saat dia sibuk dengan urusannya sendiri, dia tanpa sadar melupakan keberadaan Kaisar Dewa Sastra.

Dulu juga sewaktu dia bersama Dewa Pernikahan Xiao XingChen, dia hanya ingat Kaisar Dewa Sastra menunggunya di rumah saat Xiao XingChen mengatakan waktu yang telah dilewatkannya.

"Lain kali aku pasti akan mengingat mu terlebih dulu ...."

Dia baru saja mengatakan akan mengutamakan mengingat Kaisar Dewa, di saat yang sama tiba-tiba dia mengingat tentang aula pernikahan.

Sudah berapa lama dia mengunci aula pernikahan itu?

Si penipu itu!

Sepasang alis Grandmaster yang ramping perlahan-lahan menyatu, tatapannya lurus dan bermakna, Kaisar Dewa Sastra memperhatikannya, "Grandmaster..."

Grandmaster berkedip dan dia tersenyum, "Setelah makan, ayo berkunjung ke alam syurgawi?"

"Hm."

Pembangunan alam syugawi pasca penyelusupan itu terbilang cepat dan diselesaikan dalam hitungan hari, tempat yang pernah Grandmaster hancurkan dibangun kembali dengan struktur dan desain yang berbeda.

Begitu pula pembangunan aula besar baru di tempat berbeda, di desain dengan gaya yang unit dan tampilan yang berbeda, memberikan kesan untuk melupakan aula pernikahan yang hancur.

Keduanya tiba di alam syurgawi saat petang hari, keduanya menemui Kaisar Dewa Agung di balai pertemuan setelah rapat dibubarkan.

Melihat keduanya masuk, Kaisar Dewa Agung turun dari singgasana megah, jubah lebarnya yang sebiru langit terangkat perlahan dan bergoyang-goyang saat dia berjalan perlahan, dia tidak lupa mengungkapkan senyuman hangat, "Grandmaster? Kaisar Dewa Sastra."

[End] Ancestral God of DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang