BAB 36 : Alam Neraka (3)

535 122 3
                                    

Jika alam surga disebut dengan sumber kebaikan, maka alam neraka disebut dengan sumber kejahatan. Apa pun yang berhubungan dengan alam neraka, pada akhirnya menjadi dasar kejahatan.

Saat Grandmaster pertama kali mengenal penduduk alam neraka di lelangan kerajaan LanLiang Jin, menjadi petaka baginya terseret arus yang terus berkelanjutan dan kemudian seorang Putri tergila-gila dengannya, menjadi permasalahan kejahatan yang melibatkan alam roh.

Dua roh yang pernah ditawan pangeran Xue telah dikirim oleh Grandmaster ke alam roh dan saat Ratu mengintrogasinya, mendapatkan hasil bahwa alam neraka dengan sengaja menangkap mereka dari alam roh dan menyeretnya ke hadapan Grandamster.

Bahkan karena itu, Ratu Dewi Air ikut terseret kejahatan mereka.

Sayangnya, gerbang yang menghubungan alam roh ke neraka belum terbuka. Itu artinya mereka tidak bisa memasukinya secara mudah, karena yang memiliki portal masuk hanya dimiliki petinggi alam neraka. Jika pun ada yang bisa keluar, biasanya mereka melewati lubang cacing.

Untuk para dewa melewati lubang cacing, bukanlah tindakan terhormat dan belum lagi lubang cacing entah kapan terbuka.

Di hadapan mereka, berdiri sepasang roh yang pernah diselamatkan Grandamster, duduk berlutut dengan punggung yang membungkuk seolah mereka benar-benar berterimakasih pada surga karena terlah menyelamatkan mereka.

Seorang Kaisar Dewa Perang memegang Siber di atas kedua kakinya, melihat sepasang roh itu dengan pandangan keras. Sekalipun roh ini telah merendahkan diri dan memita terimakasih, tetapi atas dasar kedua roh ini, Grandmaster tidak ditemukan sampai sekarang.

Sang Ratu menjelaskan, "Jika Grandmaster sengaja meninggalkan sesuatu untuk Kaisar Dewa Sastra, itu artinya Grandmaster memiliki sebuah tujuan membiarkan dirinya terseret dengan Aray Pembalik Yin dan Yang."

"Seandainya itu sengaja, bukan berarti Grandmaster menginginkan semua itu. Karena selama setengah tahun terakhir, Grandmaster selalu diganggu oleh penduduk neraka. Maka bisa diterbak bahwa penduduk neraka memang menginginkan Grandmaster di alamnya." Suara Kaisar Dewa Perang terdengar tegas, tetapi di dalam nadanya terkandung rasa penyesalan mendalam.

Karena semua yang berhubungan dengan tugas Dewa Kematian tidak bisa digantikan dan di alam surgawi tidak memiliki Dewa Kematian lain.

Sekarang hari kedua Grandmaster meninggalkan alam fana, Kaisar Dewa Agung pasti berdiam di alam fana dan berusaha menggantikan tugas-tugasnya.

Sebagai penjabat tertinggi di alam surgawi, Kaisar Dewa Agung tidak selayaknya menggantikan tugas yang telah menjadi kewajiban dewa lain.

Seorang Kaisar Dewa Sastra memandang ke lantai, tidak berkata-kata. Atas semua yang didengarnya, membuat hatinya sakit dan kehilangan selera mengamati sekeliling.

Makanya dia tidak melihat sang Ratu memperhatikanya seksama dan mengerutkan. Seolah Ratu mengingat sesuatu yang lain, perlahan bertanya, "Kaisar Dewa Sastra apa pernah kita bertemu? Saya merasakan pernah melihat anda suatu hari."

Kaisar Dewa Sastra mengangkat dagu, melihat Ratu dengan pandangan hampa. Apa yang ditanyakannya suatu kenyataan, jadi dia hanya bisa mengangguk, "Orang yang dijemput Grandmaster melalui Gerbang Pribadi."

Saat mengingat seorang manusia fana yang bertarung dengan penduduk alam neraka dan orang terlihat biasa-biasa seperti cultivator umumnya. Hanya setelah mendengar penjelasannya, Ratu tampak berkedip-kedip, "Jadi yang saat itu Anda dalam wujud manusia fana? Kenapa anda menyembunyikan kenyataan itu?"

Jika dia tahu bahwa yang saat itu adalah seorang Kaisar Dewa Sastra, akan rela menggunakan gerbang pribadi ratu untuk mengantarkannya kembali.

Tetapi semuanya telah terjadi dan Grandmaster secara pribadi menjemputnya, tampak seolah Kaisar Dewa Sastra seseorang yang dekat dengan Grandmaster.

[End] Ancestral God of DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang