BAB 38 : Alam Neraka (5)

528 118 7
                                    

Wanita itu dipenuhi kelinglungan, "Apa? Saya tidak pernah mendengar nama Wei YuanDao disebutkan? Apa anda anak terbuang? Maaf. Saya Wen Qing, Bibi dari Putri Wang. Kenapa anda menanyakannya?"

Semua bunga itu kembali disatukan dalam keranjang, Bibi Wen tampak menepuk-nepuk di sisi pakaiannya yang berdebu dan menatap Wei YuanDao dengan penuh dedikasi, namun setelah sekian lama tidak satu pun tanda-tanda bahwa Wei YuanDao ini penduduk alam neraka sendiri.

"Saya dari alam fana. Tanpa terduga, Pangeran Xue membawa saya ke sini dengan aray pembalik Yin dan Yang. Apa Bibi Wen tahu di mana gerbang ke alam fana?"

Hanya mendengar kalimat pertama, Bibi Wen membuka mata lebar-lebar, seorang dari alam fana! Ini pertama kalinya ada pengunjung yang berasal dari luar alam.

Namun setelah nama pangeran Xue disebutkan, perlahan sepasang mata Bibi Wen meredup dan dia mengajak Wen YuanDao ke tanaman obatnya yang terletak di luar istana kerajaan.

Setelah memastikan tidak ada yang mengikuti mereka, bunga-bunga yang dikumpulkannya secara bertahap dimasukan ke dalam bingkisan kain kasa dan merawatnya dengan sebuah pita putih sebagai pengikatnya.

Selagi bekerja, Bibi Wen berbicara, "Pangeran Xue adalah salah seorang penguasa yang dipercaya raja tertinggi dan karena itu, dia melakukan apa saja sesuai keinginannya. Jika anda dibawa ke sini, pasti dia memiliki suatu keinginan terhadap anda dan karena itu anda akan sulit lepas darinya, apalagi terbebas seperti sediakala."

Bibi Wen membalik, menatap Wei YuanDao sekilas sebelum mengambil kain kasa lain, "Dia akan mengejar anda sampai keinginannya terpenuhi. Seandainya saya membantu anda kembali ke alam fana, itu tidak menjamin bahwa dia akan cukup sampai di sana. Suatu hari nanti berhati-hatilah untuk tidak berurusan dengannya lagi."

Bibi Wen di mata Wei YuanDao seseorang yang hangat dan ramah. Tidak seperti semua penduduk alam neraka yang pernah ditemuinya.

Dia mengulurkan tangan, membantu Bibi Wen merangkai bunga dan sangat cakap mengikuti cara rangkaian itu. Saat Bibi Wen tidak berbicara lagi, dia meletakan bunga yang dirangkainya ke atas meja, "Tidak apa-apa Bibi Wen, sekarang dia tidak akan bertindak dan dia perlu menyembuhkan lukanya."

Luka?

Bibi Wen tanpak dipenuhi keraguan.

Kemudian Wei Wuxian menjelaskan garis besar permasalahan itu, tanpa sedikit pun menyinggung masalah seorang Grandmaster Dewa Kematian.

Seandainya Bibi Wen tahu bahwa seorang Dewa Kematian berdiri di depannya, dia akan menjatuhkan semua bunga itu dan lari karena ketakutan.

Selesai dia berbicara, Bibi Wen tampak tersenyum pahit, "Putri Wang memang energik dan dimanjakan. Saat dia kecil, Permasuiri Raja kedua selalu memanjakannya. Apa pun yang diminta selalu dituruti dan akhirnya dia tumbuh menjadi Putri yang keras kepala."

Sampai Raja tertinggi menasehati Raja kedua agar Putrinya dilantih dengan sedikit keras, setidaknya mengajarkannya bagaimana cara memanah.

Tetapi permaisuri Raja kedua selalu memanjakannya, jika tidak ingin berlatih memanah, ya tidak masalah.

Hanya ketika Putri jatuh sakit dan Raja tertinggi mengetahui sakit itu karena jatuh cinta pada seorang dari alam fana, tidak menduga Bibi Wen akan melihat seorang itu adalah pemuda tampan yang sangat sopan, juga bercultivasi tinggi.

Sekalipun dia mendengar Wei YuanDao telah melukai tangan Pangeran Xue, tetapi Bibi Wen mempunyai keyakinan bahwa orang ini bukanlah orang yang jahat, namun jika dipancing, dia akan keluar sebagai penuntut yang kejam.

Semenjak dulu, Raja tertinggi dan Raja kedua adalah sepasang adik tiri yang saling pengertian, makanya raja terdahulu menganugrahkan Raja tertinggi untuk kakak dan Raja Kedua untuk adik.

[End] Ancestral God of DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang