BAB 04 : Hadiah Dari Dewi Air

1.8K 242 7
                                    

Dewa Perang membagi kelompok bawahannya menjadi tiga, memerintahkan untuk mengikuti sisa-sisa energi Yin roh yang membekas. Kemudian dia tidak tinggal lama setelah mengucapkan undur diri kepada Grandmaster Dewa Kematian.

"Grandmaster... Saya akan tinggal."

Di depan Dewa Sastra muda terbuka lembaran buku kosong dan kuas tinta abadi melayang-layang untuk mencatat apa pun yang diperintahkan nya. Tampak dari kulitnya wajahnya yang pucat terpental sisa keberanian.

Dewa Yuan tidak dapat berkata-kata setelah melihat tidak satu pun dewa perang yang tinggal. Melihat sekarang hanya dia dan Grandmaster Dewa Kematian yang tersisa, sulit menenangkan perasaan kecilnya.

Saat ini, hanya bisa berdalih tenang dan membuat rincian masalah di buku catatan sedetail mungkin.

"Lakukan yang terbaik." Suara Grandmaster Dewa Kematian melayang sebelum menghilang dari tempat pecahan spatial. Meninggalkan ketenangan untuk dewa yang masih tinggal.

Wei YuanDao tidak akan menyelidiki lebih banyak pecahan spatial. Satu tatapan pertama, dia dapat menyimpulkan seribu alasan untuk satu pecahan yang ada.

Adalah alasannya untuk pergi setelah kedipan mata untuk muncul di atas danau Lotus di kerajaan Yunmeng.

Jubah brokat merahnya melekar pas membungkuk. Jari-jarinya yang putih dan cantik memetik setangkai lotus terbaik di ujung kuku.

Bunga merah muda itu berhias daun-daun segar berbintik embun, menetas ke permukaan air.

Tik... Tik..

Mata Wei YuanDao berkedip. Seorang Dewi cantik menyentuhkan tumit sepatunya di atas air. Gelombang kecil tercipta setelahnya, menyentuh kesadaran Grandmaster Dewa Kematian

Dewi yang cantik itu tampak meratui pemandangan dengan selendang panjang melayang-layang di belakang tubuh. Bibirnya bertebaran senyuman sejuk seperti tetesan embun di pagi hari.

Itu terbuka sedikit ketika Ratu Dewi Air akan mulai berbicara, "Berkah Surga semoga tercurah pada yang mulia Grandmaster. Salam hangat dari saya bertemu Grandmaster di sini."

Ratu Dewi Air sering mengabdikan dirinya di alam fana. Mengurus kebutuhan makhluk fana untuk mencurahkan hujan dan menggenangi sungai dan danau agar ikan berenang-renang dengan bebas.

Satu-satunya Pemimpin Dewi Air yang terjun langsung tanpa menggerakan banyak perintah untuk bawahannya mengawasi alam fana yang luas. Hanya hadir di alam surga ketika memiliki rapat atau pun memiliki keterdesakan lain.

Ratu Dewi Air hidup berbaur dengan makhluk fana dan memiliki tempat tinggal di kerajaan Yunmeng tanpa seorang pun tahu bahwa seorang Dewi ada di antara mereka.

"Salam, Ratu Dewi Air."

Untuk bunga teratai di tangannya, Wei YuanDao memiliki dorongan tidak berdaya. Seorang Dewa Kematian yang mampu memisahkan jiwa dan raga, ayah dan anak, atau semacamnya, bermain-main di alam fana. Memetik apa pun yang disuka dan menyulamnya menjadi perhiasan.

Alasan ini, Ratu Dewi Air melambaikan tangannya. Seribu tangkai bunga lotus terbaik terpotong dari tangkainya dan berkumpul satu di dalam wadah air, yang terletak di antara mereka.

"Lotus di sini tumbuh subur setelah Lotus hitam dipisahkan dari danau. Kebaikan yang ditinggalkan Grandmaster terlalu mulia. Saya merendahkan diri untuk kehormatan Grandmaster, terimalah sedikit lotus ini menemani kolam istana yang mulia."

Ratu Dewi Air menyerahkan langsung melalui tangannya yang terbuka. Wadah air yang seperti perak transparan ada di atasnya, tambahan yang sempurna dengan senyuman yang baik.

[End] Ancestral God of DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang