Semi Canon.
(agak panjang untuk disebut cerita mini)
***
"Hyung ..." panggil Ten memecah keheningan ruang tidurnya.
"Hm?" respon yang lebih tua. Masih bersandar pada bahu kasur, menyilangkan kaki yang berselonjor sambil memainkan ponsel.
"Bagaimana rasanya ... ciuman?" Tanya Ten tiba-tiba seraya duduk di tepi kasur menghadap Taeyong, roommate nya untuk beberapa bulan selama jadi trainee. Nanti kamarnya akan di rolling lagi oleh agensi, tujuannya agar semua trainee bisa membaur dengan baik.
"E-eh?" gelagapan, Taeyong menaruh ponselnya sembarangan, menatap Ten dengan wajah yang sedikit demi sedikit memerah.
"Eh? kata Johnny, hyung pernah pacaran? pasti pernah ciuman, kan?" Ten menukikkan alisnya, tapi melihat ekspresi Taeyong, Ten jadi merasa malu, "ah, maaf. Harusnya aku nggak percaya sama Johnny"
Sambil menggaruk tengkuknya, Ten hendak bangkit. Tapi ia ditahan. Lalu disusul suara gemerisik seprei dan kasur, untuk detik selanjutnya dua telapak tangan sudah bertengger pada pipi kanan kirinya.
"Mau ... cari tahu?" Tanya Taeyong. Tanpa menatap lawan bicaranya karena arah matanya ke bawah.
"H-hm?" Pipi Ten merona berwarna sakura. Ia panik, melempar tatapan pada sembarang arah,
"H-hyung ... nggak, perlu-"
"Sst, diem. Rileks"
Detik berjalan menuju menit akan segera berlalu, Ten hanya diam membiarkan Taeyong melumat bibir atas dan bawahnya, terus-terusan. Tangannya terkepal kencang pada kasur. Ia baru menggerakkan diri saat dirasanya lidah Taeyong memaksa masuk melalui belah bibirnya yang masih tertutup. Membuka mulutnya perlahan dan langsung disambut hangat.
Ten tidak menemukan ada rasa lain. Hanya kosong. Sama seperti kepalanya sekarang.
Tapi insting akan selalu menuntunmu walau sebelumnya tak pernah kamu mengerti bagaimana.
Maka Ten balas menjilat, melumat, lalu ikut melilit, kemudian menyedot. Sebagaimana latihan tari tubuh mereka yang mudah sinkron, nampaknya tarian lidah mereka juga sudah ditakdirkan seirama.
"Bagaimana, rasanya?" Tanya Taeyong setelah melepaskan sesapannya. Wajahnya memerah, parah.
Ten yang sama merahnya hanya menggigit bibir, refleks.
"Ko-song, Ten ... nggak tau" cicitnya.
Taeyong mengusap wajahnya. Itu juga ciuman pertamanya, dan dengan pria.
"Kalau begitu, kita bisa mencoba cari tau setiap hari kalau kamu mau" ujar Taeyong sakilas menggusak kepala Ten yang mengangguk malu.
Rasa Candu. Itu yang Taeyong rasakan tapi tak ingin ia jelaskan pada Ten.
end.
.
modHUS.
KAMU SEDANG MEMBACA
[end] Cermin (TAETEN)
Fanfiction[Bahasa] Abbreviation from Cerita Mini (Cermin) Shorter than short story, maybe (drabble) "Aku cinta sekali ..." "Hanya sekali?" "Sekali untuk seumur hidup, sama kamu" _____________ ©️ photo by Cottonbro - Pexels. ◼️ Boyslove ◼️ Taeyong top, Ten bot...