Cinta Satu Malam

648 104 22
                                    

AU Lokal slight 🔞.





***









"Kamu cakep loh, Ten. Kenapa mau kerja kayak gini?" Tanya Taeyong sambil mengelus wajah lelaki cantik dalam dekapannya.

"Kamu bukan siapa-siapaku, mas. Jadi, aku nggak punya kewajiban untuk jawab kan?" Tanya Ten balik, menggeliat kecil menyamankan diri.

"Kalau gitu, ayo jadi pacarku. Kamu nggak mesti jual diri lagi, cantik" ucap Taeyong seraya meraih dagu Ten, mengecup sudut bibir lelaki itu sekilas.

Tawa Ten pecah, terdengar renyah.

"Mas emang nggak masalah punya pacar bekas lacur? Lagian mas belum kenal aku betul-betul kan?"

"Justru itu. Justru aku belum kenal kamu seutuhnya, aku pengen kenal kamu lewat hubungan lain"

"Ini bukan karena servis aku yang memuaskan kan?" Tanya Ten terdengar genit.

"Itu cuma bonus" Jawab Taeyong yakin.

"Yaudah, aku jawab besok aja. Sekarang mas bobok dulu, sini aku empok-empok, mau sekalian dinyanyiin nggak? suaraku bagus loh mas" Taeyong mengangguk. Seperti terhipnotis, ia cepat tertidur.

🎵Tidurlah
Malam terlalu malam
Tidurlah
Pagi terlalu pagi







Taeyong mengerjap, menyadari sinar matahari yang jatuh pada wajahnya. Ada yang aneh saat ia menggerakkan tubuhnya. Tidak ada kasur empuk, hanya rimbun rumput, dan bau pinus menusuk penciumannya.

"Akhirnya bangun juga"

Taeyong memicingkan matanya melihat beberapa orang berkeliling mengerumuninya. Wajah-wajah asing, kebanyakan bapak-bapak yang mengenakan sarung.

"Ayo den, minum dulu" ucap salah satu warga disana.

"Saya dimana ya Pak?" Tanya Taeyong setelah rakus meminum sebotol air ukuran sedang sampai tandas. Ia nampak sedikit linglung.

"Ada mobil yang parkir gak terlalu jauh dari sini, udah 24 jam. Warga sini mah udah faham, jadi kita cari adennya sebelum lewat 2 hari"

"Eh?"

"Iya den, mari kami antar ke mobilnya"

Taeyong termangu, membiarkan para warga disitu menuntunnya menuju mobil yang mereka maksud.

Tak lama ia ingat kalau tujuannya pergi ke daerah ini adalah mengunjungi salah satu koleganya. Tapi ia sempat berhenti karena merasa ngantuk.

Ia hanya tak sadar kapan keluar dari mobil.

"Pak, warga disini ada yang namanya Ten?" Tanya Taeyong pelan setelah masuk ke dalam mobilnya.

Ekspresi muka warga disitu langsung terlihat pucat.

"Adén abis dari sini jangan sering ngelamun sendiri ya. Banyak-banyak nyebut"

Taeyong mengangkat alisnya bingung. Ada apa dengan mereka? semalam itu pertemuannya dengan Ten terasa sangat riil. Ia bahkan bisa merasakan sensasi afterglow setelah seks semalam.

Tanpa Taeyong sadari, sosok yang ia pertanyakan itu tengah menatapnya lembut sambil berdiri dekat palang usang terbuat dari kayu dan bambu dengan tulisan dilarang masuk bagi yang tidak berkepentingan, menancap penuh misteri tak jauh dari tempatnya memarkir mobil.




end.

empok-empok: tepuk-tepuk (biasanya dipakai dalam konteks menidurkan anak bayi)
adén/den: sebutan hormat untuk lelaki yang lebih muda (sunda)






Ayo tebak, Ten sejenis makhluk apa?

[end] Cermin (TAETEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang