Aneh

488 102 27
                                    

AU
⚠️ horror.




***




Rapat dema dalam rangka menyambut ulang tahun Fakultas itu selesai larut, hampir pukul 11 malam. Ten sedikit ketar-ketir karena ia ingat kalau gerbang kostannya di tutup pukul 10. Mau menumpang, tapi tidak ada teman sekelasnya yang ikut rapat divisi kali ini.

"Ten, mau pulang?" Tanya seseorang yang menepuk pundak Ten dari belakang.

"SAPE TUH?!" Ten terlonjak kaget, latahnya tiba-tiba kumat. Tempat parkir rumah makan sudah sepi, pun jalanan yang mulai lengang.

Terdengar tawa merdu seseorang,

"Eh, Kak Taeyong. Bikin kaget aja" ucap Ten seraya mengelus dadanya sendiri. Taeyong adalah Ketum dema sekaligus mas crush Ten dari zaman doi maba.

"Kenapa Kak?" tanya Ten lagi, tersenyum manis.

"Mau ikut numpang boleh gak?"

"Oh, boleh boleh. Kak Taeyong gak bawa motor?"

Taeyong menggeleng, "gak bisa bawa motor" ucapnya menggaruk tengkuk malu.

Ten angguk-angguk. Oh, pantes ke kampus bawanya mersi.

"Yaudah ayo kak. Eh, tapi ... maaf nih Kak, ngomong-ngomong, boleh ikut numpang nginep dulu nggak? soalnya gerbang kost udah ditutup, ibu kos ngeri soalnya"

Taeyong mengangguk, mengusap rambut Ten pelan "Oke, yuk"

Sepanjang perjalanan menuju kostan Taeyong, keduanya tidak mengobrol sama sekali. Taeyong hanya sesekali bersuara saat menunjukkan arah.

"Sepi banget ya Kak" ucap Ten saat sudah mematikan mesin motornya di depan sebuah bangunan.

Tak ada jawaban, Ten langsung menoleh ke belakang.

"Kak?"

Tidak ada sosok Taeyong di belakangnya.

Suara klakson motor terdengar nyaring mengagetkan. Ada Lucas dan Hendery, adik tingkat yang tadi ikut rapat.

"Kak Ten! ayo balik!"

"Hah?" Ten masih mematung, tak faham.

Hendery buru-buru turun dari motor, lalu ia menaiki motor Ten, dan menyuruh Ten untuk segera naik.

Tancap gas, Lucas dan Hendery membawa motor bagai sedang balapan.

Ten masih diam kebingungan.

Sampai di kontrakan Hendery, Ten kemudian disuruh minum dulu.

"Kalian ngikutin gue?" Tanya Ten bingung.

"Iya kak. Soalnya ..." Hendery menatap Lucas seolah meminta persetujuan.

"Tadi pas aku lagi ngobrol sama Ketum Taeyong, Lucas dateng katanya liat Kak Ten sama Kak Taeyong ngobrol di tempat parkiran. Padahal Kak Taeyong masih ngobrol sama aku dari selesai rapat tadi, bahas anggaran dana proposal ..."

"... Kak Taeyong langsung nyuruh kita ngikutin Kak Ten, doi gak ikut soalnya takut Kak Ten kaget"

"Tadi juga kan itu rumah kosong Kak, emang Kak Ten gak tau?" Tanya Lucas akhirnya.

Ten menggeleng.

Terdengar suara ban mobil menggilas batu depan rumah, disusul ketokan di depan pintu. Hendery segera membukanya.

"Ten aman?" tanya sosok itu.

Melihat Taeyong berdiri di depannya, Ten langsung pingsan.








end.

[end] Cermin (TAETEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang