SLANK

508 108 17
                                    

AU lokal - school life.
⚠️ harsh words.


***






Ten sedang sibuk dengan pr yang belum ia kerjakan saat tiba-tiba terdengar suara bangku bergeser. Ia masih terus fokus memindahkan jawaban dari buku tugas Kun saat orang yang duduk di sampingnya terus-terusan menekan-nekan lengannya dengan ujung pulpen.

"Ape sih?!" Tanya Ten akhirnya. Menatap sengit Taeyong—lelaki yang menganggunya tadi.

Taeyong tak langsung menjawab. Ia hanya tersenyum lebar, sangat lebar sampai memperlihatkan lesung pipinya yang jarang muncul.

"Ck, gak jelas lu nyet" ucap Ten akhirnya meneruskan pekerjaannya. Tapi kemudian Taeyong jahil mendorong tangan Ten, membuat tulisannya tercoret pena pulpen.

"Monyet! idup lu gak bisa ya gak gangguin gue sehari aja?!" bentak Ten menggebrak meja, menatap Taeyong marah.

"Tau Slank nggak Ten?"

Ten melotot tak percaya.

"Lu gangguin gue cuma buat nanya slank?! Kambing badot! tau gue, nama band itu. Udah lu sana pergi jauh-jauh" ujar Ten sambil bersiap mendorong tubuh Taeyong.

Tapi Taeyong masih bertahan duduk. Ia justru mengambil pulpen di atas meja, menulis sesuatu di kertas.

S udah
L ama
A ku
N aksir
K amu

Ten menatap Taeyong bingung.

"Jadi pacar gue yuk?" ucap Taeyong tiba-tiba.

Ten yang kaget refleks mendorong Taeyong dengan kekuatan orang dalam. Eh, tenaga dalam maksudnya.

Taeyong terjengkang. Hampir saja kepalanya terpantuk meja lain.

"Gila lu?! gue bukan homo, tai!" maki Ten kesal.

"Gue kasih uang jajan, pulang pergi gue anter, tugas sama pr gue yang kerjain selama kita pacaran. Gimana, deal?"

Ten menganga lebar.

"Udah sarap lu ya?" Tanya Ten heran.

Taeyong tertawa kecil, wajahnya jadi terlihat seksi untuk ukuran remaja tanggung kelas 11.

Mendadak Ten mulas, terasa ada ribuan kupu-kupu di perutnya. Seumur-umur, Ten baru liat Taeyong tersenyum tampan begitu. Maksudnya, Ten seringnya melihat Taeyong cengengesan macam orang gila selama hampir 15 tahun mereka bertetangga, plus satu sekolah dari SD sampai SMA.

Belum sempat sembuh kekagetannya, Taeyong tiba-tiba bangkit lalu meraih pinggangnya. Pipi Ten kemudian di cium, hampir kena bibir.

"Kalau diem katanya iya, Ten. Berarti lu pacar gue sekarang" ucap Taeyong tak bersalah.

"GUE BUKAN PERAWAN, TAEYONG!" teriak Ten sambil memiting leher Taeyong.

"Tapi masih perjaka kan?"

"BOCAH GENDHENG!"



end.

[end] Cermin (TAETEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang