Jatuh

508 101 34
                                    

AU lokal. misgendering. mpreg.

(panjang untuk disebut cerita mini)

***












Tengah malam itu Ten terbangun saat mendengar suara Minhyung, anaknya menangis kencang. Ia dengan cepat menyibakkan selimutnya, lalu berjalan setengah berlari tersuruk-suruk menuju ranjang anaknya.

"Wae Minhyungie wae?? nggak pipis nggak poop juga kok? lapar, hm?" gumam Ten sendirian sambil memeriksa bayinya. Ia lalu menggoyang-goyangkan ranjang sambil cepat menyiapkan botol susu.

"Aiyaaa ... nggak mau?" Ten menatap Mihyung sedikit khawatir saat bayi itu tidak mau mengisap dot susunya seperti biasa.

Ten lalu mengangkat tubuh bayi usia 7 bulan itu untuk ditimang-timang sambil di empok-empok pelan, dan berhasil membuat tangisannya mereda.

Tapi saat hendak dikembalikan ke ranjang, Minhyung merengek lagi. Rupanya ia ingin tidur di gendongan mamanya. Akhirnya ia bawa bayinya ke dapur karena Ten butuh minum sesuatu agar terjaga.

Beberapa menit kemudian, Ten tersentak saat suara tangisan bayinya pecah lagi, kali ini lebih keras.

Ia melotot kaget ketika sadar anaknya jatuh dari gendongannya saat ia sedikit nundutan.

"Oh my!" Ten buru-buru mengangkat bayi Minhyung yang tengkurap di atas lantai.

Suara tangisan Minhyung belum berhenti. Ten masih menepuk-nepuk tubuh anaknya pelan, panik malah ikut menangis karena merasa bersalah.

Lalu munculah Taeyong, suaminya dari ruang kerja.

"Itu si adek kenapa?" Tanya lelaki itu, khawatir.

"J-jatuh t-tadi" jawab Ten terisak bingung.

Bukannya bantu mendiamkan, Taeyong malah fokus pada kata jatuh yang Ten lontarkan.

"Kok bisa sampe jatuh?!" Taeyong mengusap keningnya pusing.

"Kamu jangan ikut-ikutan nangis dong, kasih minum kek, bawa ke kamar lagi kek, ini aku pusing dengernya. Trus ini apa lagi??" Taeyong meraih Minhyung, memperhatikan kening anaknya.

"YAAMPUN TEN INI KULIT DAHI SI ADEK KENAPA BISA BEGINI?!" Bentak Taeyong panik, membuat Ten malah menangis makin kencang bersama bayinya.

"Nggak tau tadi jatuhnya tengkurep" jawab Ten jujur, mengusap airmatanya dengan kaus yang ia kenakan.

"Astaga ... kalo ngantuk ya bawa ke kamar aja taro di ranjangnya trus ayun-ayun"

"Adeknya gak mau ditaro di ranjang! lagian kenapa kamu juga tadi gak mau nyamperin bantuin aku?!" jawab Ten jadi emosi saat disalahkan.

"Aku kan bilang aku ada kerjaan yang gak bisa ditunda! kamu tuh ..." Taeyong mengepalkan tangannya, memukul kecil dinding di sampingnya.

Ten menatap Taeyong marah, ia lalu pergi dari situ, membanting pintu kamarnya keras.

Taeyong hanya mendesah frustasi, ia kembali fokus pada Minhyung yang mulai terdiam, mungkin kelelahan.

"Ini gima ..." kalimat Taeyong terputus saat menyadari sesuatu.

Taeyong perlahan menarik kulit di dahi Minhyung yang awalnya ia kira kulit anaknya yang terkelupas. Ternyata itu kulit ubi rebus yang berserakan di lantai bekas tadi ia makan.

***







[epilogue]

"Sayang ..."

Ten menutup telinganya dengan bantal.

"Baby, hei ..."

"Don't baby baby me" jawabnya ketus.

"Maaf ya Sayang, tadi aku panik liat si adek"

Ten masih membelakangi Taeyong. Kesal mendengar penjelasan lelaki itu kalau sebenarnya Minhyung baik-baik saja. Bayi itu hanya kaget dan sesuatu di dahinya adalah sampah bekas Taeyong sendiri.

"Aku harus apa deh biar dimaafin?" tawar Taeyong pasrah.

Ten menoleh sekilas, lalu sambil merengut, ia bilang "dimaafin kalau kamu yang gantiin diemin adek tiap dia nangis tengah malem selama sebulan ini"

"Deal" jawab Taeyong tanpa fikir panjang.

"Trus kerjaan kantor jangan dibawa pulang!" tambah Ten lagi.

"Yang itu aku coba, okay? udah ya marahnya? sini ngadep sini boboknya, aku pengen dikelon juga" bisik Taeyong sambil mengelus rambut istrinya.

Ten tidak menjawab, tapi ia patuh membalikkan tubuhnya, membiarkan Taeyong ndusel pada dadanya.

end.






nundutan: posisi ngantuk sambil duduk (sunda)
empok-empok: menepuk-nepuk (bayi)
kelon & ndusel: memeluk sambil tidur, kalau ndusel biasanya ada  gesek2nya kayak kucing yg mau bobok tuh suka ndusel dulu sama partnernya.





ini based on true story abangku dulu waktu bayik wkwkwkwkw ngakak bgt mak bpk bukannya ndiemin malah berantem perihal kulit dahi yg ternyata kulit bekas ubi😭😭😭😂😂😂

[end] Cermin (TAETEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang