Baik-Baik Saja

601 117 4
                                    

semi canon cause I love Ten's pretty mole😭🔞

***











Malam kesekian Ten habiskan di tempat tidur Taeyong.

Pendar lampu berwarna lembayung serta lamat-lamat lagu Lovers Please Stay milik Nothing but Thieves mengalun mengisi kekosongan kamar yang masih menguarkan aroma musk bekas percintaan beberapa saat yang lalu. Dibiarkannya selimut hanya menutupi sebatas pinggang untuk melepaskan panas selepas kegiatan yang tak kalah panas tadi.

Tak ada suara lain. Taeyong sibuk mengelus-elus pinggang telanjang Ten yang tenang menjatuhkan berat badannya pada Taeyong, menangkupkan kepalanya pada bahu lebar kekasihnya sambil memeluk tubuhnya erat.

Tangan Taeyong yang satu lagi lalu menjalar, mengusap perlahan dari perut, merayap sampai ke wajah membikin Ten bergumam-gumam kecil. Dielusnya lembut pipi Ten sampai ke pelipis hati-hati, seolah sedang memeriksa keramik bernilai triliunan.

Masih tanpa suara, Taeyong perlahan melepaskan pelukan Ten, lalu memindahkan tubuh kekasihnya agar merebah pada kasur walau diwarnai sedikit rajukan kecil. Taeyong lalu menyamping, menopang kepalanya dengan tangan kanannya. Memandangi Ten seolah sedang menelanjanginya lagi.

Ten ikut menyampingkan tubuhnya, balas menatap Taeyong.

🎵Take from me
What you want, what you need

Tanpa melepas tatapan mata, tangan kiri Taeyong lalu bergerak meraih punggung Ten. Ditariknya pelan tubuh Ten agar semakin merapat. Hidung mereka bersentuhan, membuat Ten tersenyum lebar sampai cekungan di pipinya terlihat. Pipinya merona lagi. Ten bisa merasakan kaki Taeyong yang menopang pada kakinya, mengunci tubuhnya agar tak pergi kemana-mana.

Tubuh Ten meremang saat merasakan bibir Taeyong bersentuhan tipis-tipis dengan lehernya. Menyapu kulitnya dengan ujung bibir dan deru nafas dari hidungnya. Ia menggeram kecil saat bibir Taeyong menyerempet ujung bibirnya. Ten bisa merasakan senyum tipis Taeyong melihat reaksinya.

Lelakinya itu berhenti lama pada kulit di bawah matanya. Mengecup satu titik berkali-kali. Kecupan ringan yang bikin mabuk kepayang.

Ten balas mencengkram punggung Taeyong saat kekasihnya itu meremas pinggangnya sambil masih mengecupi wajahnya dengan diselingi beberapa jilatan.

Dada mereka yang bersentuhan seolah-olah sedang berbicara satu sama lain. Menyalurkan perasaan melalui detakan beraturan.

Menilik dari bagaimana Taeyong memuja tubuhnya, Ten tahu kalau mereka akan baik-baik saja untuk sesekali egois begini. Melupakan sejenak exposure, kontrak dan aturan serta tekanan perusahaan, jadwal padat ... semuanya hanya satu dua duri kaktus yang bercokol pada gurun luas. Gurun yang mereka sebut sebagai perasaan cinta.

Karena tak ada yang bisa mengganggu gugat cinta yang mereka punya di dunia kecil milik mereka berdua.

end.


[end] Cermin (TAETEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang