Cuddle 4

579 111 5
                                    

Semi canon. fluff.

***


Suara-suara potongan nada terdengar lamat-lamat malam itu. Taeyong duduk di depan bangku gamingnya, menggarap sesuatu di PC nya. Sepertinya lagu baru. Ia berhasil meng-compose beberapa nada mentah yang jumlahnya masih belum terhitung, berserakan pada folder aplikasinya.

Di belakangnya nampak Ten yang berguling-guling kecil di atas kasur sambil memainkan ponsel. Lelaki itu berkali-kali menghela nafas, mulai bosan. Akhirnya ia memutuskan untuk menghampiri Taeyong, memeluk kekasihnya dari balik bangku.

"Belum selesai?" Tanya Ten pelan. Taeyong menoleh, lalu mengecup bibir Ten yang terlihat manyun.

"Kamu sini aja, yang" Taeyong memutar bangkunya, membuat Ten menyingkir. Taeyong lalu memundurkan bangkunya, kemudian menepuk-nepuk pahanya yang masih berbalut celana denim.

"Duduk sini" pintanya.

Ten menggeleng.

"Cedera hyung?"

"Yang cedera pinggangku, bukan pahaku, Sayang" alibi Taeyong.

Tanpa menunggu persetujuan Ten, Taeyong merengkuh pinggang Ten, membawa kekasihnya agar segera duduk diatas pangkuannya.

Setelah memastikan Ten sudah duduk sempurna, Taeyong kembali menggerakkan kursinya mendekat pada laptop. Sedikit memaksa, Taeyong menarik lembut kepala Ten agar bersandar pada bahunya, serta tangan Ten agar mengalung pada pinggangnya.

Taeyong melanjutkan pekerjaannya saat Ten sudah terasa nyaman saat memeluknya.

"Nakal hmh?" tegur Taeyong datar saat Ten mulai menciumi leher dekat telinganya. Ten hanya membalas dengan kekehan kecil.

"Rambut hyung kayak gulali, aku jadi pengen makan hyung" bisik Ten sambil menarik-narik lembut helai rambut Taeyong.

"Nanti hyung yang makan kamu" jawab Taeyong menyeringai tipis.

"A-aw! yang, rambutku diapain?" keluh Taeyong tiba-tiba merasa kesakitan saat rambutnya seperti dijambak.

"Lagi aku iket, diem ..." Ten fokus dengan ikat rambut yang selalu ada di pergelangan tangannya, mengikat rambut Taeyong.

"... oooh, hyung keren" puji Ten bangga dengan mahakaryanya.

"Coba liat" pinta Taeyong. Ten berdiri, hendak meraih cermin atau ponsel didekatnya. Tapi tangan nakal Taeyong yang tiba-tiba meremas bokongnya membuat Ten lemas sejenak, kembali terduduk dipangkuan Taeyong.

"Liatnya lewat bola mata kamu aja, Tennie" ujar Taeyong menangkup wajah Ten dengan kedua tangannya.

Ten tak menjawab, menikmati tatapan mata Taeyong yang selalu terlihat seperti menelanjanginya.

Pada akhirnya, Ten hanya bisa tersenyum kecil karena Taeyong nya itu justru terdistraksi oleh bibirnya.

end.



















Kanan Kiri gitu ya poninya, kalo kayak layangan sih biar terbangnya seimbang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kanan Kiri gitu ya poninya, kalo kayak layangan sih biar terbangnya seimbang.

[end] Cermin (TAETEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang