Bangun

497 100 20
                                    

AU inspired by Hollywood movie.

***












Riuh suara teriakan anak-anak berusia 4-12 tahun yang terbagi pada 2 kubu di sisi lapangan basket menontoni 2 lelaki yang saling berhadap-hadapan di tengah lapangan, bersiap-siap untuk jumpball dengan satu wasit dadakan berdiri di antara keduanya.

"Kak, masih dipersilahkan mundur loh, mumpung belum dimulai" ucap Ten, lelaki yang lebih pendek.

"Talk like a champion already? hm? kamu belum begitu kenal aku kayaknya" jawab Taeyong, lawan one by one nya, tak terprovokasi.

"AYO KAK TEN PASTI MENANG!!"

"KAK TEN KAK TEN KAK TEN!!!"

"HEH! YANG JUARA PASTI PAK TAEYONG!"

"PAK TAEYONG!! PAK TAEYONG!! PAK TAEYONG!!"

Ten tertawa kecil mendengar bagaimana anak-anak itu memanggil nama Taeyong. Padahal umur keduanya hanya selisih satu tahun. Alumni satu kampus bahkan satu prodi yang sama. Bedanya, Ten adalah relawan di sekolah alam ini, sedangkan Taeyong pemilik sekolahnya. Mungkin itu yang membuat Taeyong disebut bapak oleh mereka.

"Eh, jangan bapak! Kak Taeyong!" protes Taeyong, sejenak menoleh pada suporternya di belakang. Berkacak pinggang lucu disambut tawa anak-anak lain.

Bola dilempar ke atas saat pluit ditiup.

Ten berhasil melompat lebih tinggi menyentuh bola, ditepisnya ke wilayah lawan. Ia dengan cepat berlari, bergerak lincah kesana-kemari.

Tapi Taeyong juga ternyata cukup mahir. Beberapa kali lelaki itu mencuri bola dan mencetak angka.

Waktu berlalu begitu cepat, skor menunjukkan kedudukan seri. Kini bola kembali di kuasai oleh Ten. Sampai tiba-tiba Taeyong menghadangnya, menarik ujung bajunya.

Bukannya langsung mengambil bola yang Ten pegang, lelaki itu justru mencium ujung bibir Ten. Hal itu berhasil membuat Ten kaget sampai jatuh terduduk. Sedangkan Taeyong leluasa mengambil bola dari tangan Ten dan langsung melakukan trey.

Para penonton termangu melihat adegan tadi. Untuk kemudian kembali ramai saat bagian dapur bilang kalau makan siang sudah siap, membuat anak-anak cepat berlarian menuju dapur outdoor seperti biasa, diikuti oleh beberapa orang dewasa yang kikuk pergi, berharap yang mereka saksikan tadi cuma halusinasi.

"Ayo bangun" ucap Taeyong tersenyum tipis sambil mengulurkan tangannya.

Ten masih termangu sambil menyentuh ujung bibirnya.

"Ten-ah" panggil Taeyong lagi.

Ten terperanjat kaget, mendapati Taeyong berdiri di depannya.

Dengan muka merah padam, Ten menepis tangan Taeyong. Ia lalu bangun sendiri, siap pergi saat tangan Taeyong menahannya.

"Kenapa? itu cuma nyerempet dikit loh. Pernah dicium kan?" Tanya Taeyong tak berdosa.

Ten mengepalkan tangannya, meninju lengan Taeyong kesal.

"That's my first kiss but I can't get it properly!" ucap Ten tak sadar menumpahkan isi hati.

Taeyong tertawa, diraihnya pinggang Ten, lalu dagunya. Mengukung pandangan Ten pada pandangannya.

"Then let's redo it" bisik Taeyong kecil, untuk kemudian kembali menempelkan bibirnya pada bibir Ten, adik tingkat incarannya dari tahun ke-2 ia kuliah dulu.



end.

jumpball: istilah untuk memulai permainan basket.
trey: 3 point shoot/tembakan dari luar garis wilayah lawan bernilai 3 angka.







Taeyong memutar-mutar bola basket dengan mudah seperti ia memutar-mutar isi hatiku;
p.s ternyata jari jemari bapak kuat💪

Taeyong dribble & midrange jump shoot;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taeyong dribble & midrange jump shoot;

Taeyong dribble & midrange jump shoot;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[end] Cermin (TAETEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang