Pak Guru 2

683 113 31
                                    

AU School life lokal.


***






"Mulai hari ini, saya yang akan mengisi pembelajaran Matematika kelas ini tapi khusus di hari ini saja, untuk hari Kamis tetap guru kalian yang akan mengajar"

Taeyong menatap kumpulan anak-anak di depannya. Menjadi guru ppl di sekolah menengah atas menjadi tantangan sendiri karena usia mereka yang tidak terpaut jauh mengharuskan Taeyong pandai-pandai memposisikan diri.

"Sebelum kita masuk ke materi selanjutnya, ada pertanyaan mengenai materi sebelumnya?"

Seorang anak perempuan-atau lelaki- mengacungkan jarinya.

Taeyong melirik ke bawah,

oh, lelaki?

Terlalu cantik untuk jadi makhluk berbatang.

"Ya?" Tanya Taeyong menunjuk ke arah anak itu.

"Bapak namanya siapa pak?"

Taeyong meringis, dia lupa belum memperkenalkan diri.

"Ah, iya. Nama bapak, Taeyong Lee-"

"Oh, kirain, Bapak namanya Bapak dari anak-anakku kelak"

"Cieee cieee"

"Prikitiw"

"Anjir"

"Gas tipis-tipis gas tipis-tipis"

"Iiih maho"

Kelas kembali riuh.

Taeyong mengangkat alisnya. Interesting, batinnya.

"Kalau kamu, siapa?" Tanya Taeyong ramah.

"Ten Lee pak" jawabnya tersenyum manis.

"Oh, kirain masa depan Bapak" sahut Taeyong santai.

Anak-anak melongo, kaget.

"Lah, samanya maho" terdengar bisikan beberapa siswa laki-laki, juga perempuan yang patah hati. Tapi ada juga yang heboh teriak ciaaa ciaaa, sepertinya dari golongan penikmat ganda putra.

Kelas ramai lagi, cukup lama. Kemudian kembali hening saat anak-anak menyadari hampir seperempat jam guru PPL mereka menatap Ten tanpa berniat mendiamkan kelas.

"Pak, jadinya belajarnya kapan?" Tanya Ten kemudian, sedikit jengah dipandangi terus-terusan.

"Maunya kapan?" Tanya Taeyong refleks.

"Hah?"






end.




[end] Cermin (TAETEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang