And You Give What I need: Falling in Love With You

621 95 63
                                    

semi canon
lanjutan setelah dinner time.
time for 🔞 lololol.

///drop this and kabooor///

⚠️ read last note ya kkkkk~

(panjang untuk disebut cerita mini)

***









"Hyung, nginep kan?" kata Ten masih tetap menggenggam tangan Taeyong saat taksi sudah berhenti depan lobi dorm WayV.

Tadinya Taeyong akan langsung pulang, ia hanya mengantarkan Ten sampai depan sini. Tapi kalau kesayangannya sudah meminta, mau bagaimana lagi? Mana kuasa Taeyong menggeleng. Jadi ia semangat mengangguk. Turun balas menggenggam tangan Ten masuk ke dalam dorm.

Ada Kun yang tengah bermain dengan Leon—tumben dia tidak berkencan dengan alat recordingnya di studio—juga Yangyang yang tengah bermain game ponsel di sofa ruang tengah. Sedangkan Hendery dan Xiaojun sepertinya berada di kamarnya masing-masing. Ralat, Hendery masih mengungsi di kamar Lucas yang sedang kosong.

Setelah menyapa Kun dan Yangyang, Ten menarik tangan Taeyong masuk ke dalam kamar. Dikuncinya cepat. Lalu terdengar suara musik membesar dari games yang tengah Yangyang mainkan di luar sana. Oh, anak baik.

Taeyong duduk di atas kasur, lalu meraih pinggang Ten, memeluknya tak begitu erat.

"Akhirnya peluk kamu lagi" katanya.

Ten tertawa. Ia mengalungkan tangannya pada tengkuk Taeyong. Sedikit membungkuk Ten menyatukan kening keduanya. Lalu Taeyong mengangkat kakinya ke atas kasur sambil membawa tubuh Ten duduk di atas paha kakinya yang menyelonjor.

Keduanya menghabiskan beberapa detik waktu untuk berpandangan sambil tersenyum malu-malu, saling menyelami bola mata masing-masing, melihat refleksi cinta di sana.

"Hyung ... ganteng" puji Ten Tak tertahan, membuat Taeyong tersedak kecil, terkekeh.

Ten lalu menyentuh rahang Taeyong, mengelusnya perlahan tanpa melepaskan tatapan mata. Lalu tiba-tiba saja dia mengaduh,

"Auch, uuu ... 아파 (apa/sakit)" katanya sambil mengibaskan tangannya dengan mulut melengkung ke bawah.

"Kenapa babe?" Tanya Taeyong kaget.

"Ini~ jariku berdarah, rahang hyung tajem" katanya sambil menunjukkan jari telunjuknya yang bersih. Taeyong tertawa, ia meraih tangan Ten itu, lalu menggigit jarinya pelan.

"Ih beneran digigit, dasar vampire" kata Ten ikut tertawa, mencuri satu kecupan di pipi Taeyong.

"Mhm, hyung bau sapi" keluh Ten saat Taeyong balas mencium bibirnya, melumatnya sedikit dan kembali menatap wajahnya.

Taeyong kembali tertawa, tangannya mengelus-elus pinggang Ten perlahan. Tapi Ten justru balik menjilat bibirnya, membuat Taeyong menggeram kecil lalu bergerak cepat memutar posisi. Membiarkan tangan-tangannya bekerja mengikuti naluri binatang yang selalu berkumpul saat hanya tengah berdua di kamar dengan Ten nya.

"Mau dinner yang asli" kata Taeyong saat Ten mengernyitkan hidungnya dengan senyum menggoda.

"I take mine, you take yours, honey" jawab Ten sambil tangannya ikut sibuk melepas ikat pinggang yang Taeyong kenakan.

Dengusan suara nafas bersaut-sautan, rintihan lirih, geraman rendah, desah tertahan ... udara memekat jadi beraroma surga. Mendaki puncak, saling berlomba membuat kekasih gila. Meraki dalam bercinta. Sepenuh jiwa.

"Kamu tahu apa yang paling hyung syukuri sekarang?" Tanya Taeyong sambil kembali menempelkan kening mereka. Tubuhnya masih bergerak. Belum sampai.

Ten menggeleng, masih mengerjapkan mata sambil menormalkan tarik-buang nafasnya setelah Taeyong berhasil membuatnya melihat bintang-bintang. Lelaki itu yang menang.

[end] Cermin (TAETEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang