520

548 100 28
                                    

—Semi canon.

⚠️ harsh words/lokal words idk what to call.

sedikit panjang untuk disebut cerita mini.





***






Yangyang memutar bola matanya malas saat Ten melambaikan tangan dan memberinya flying kiss sebelum menutup pintu asrama. Ten pergi kencan hari ini (dia bilang akan menginap—lagi) dan Yangyang harus mengurus 2 anak gembrot ditambah 1 anjing pecicilan nanti. Sedangkan Kun sudah ada janji kencan dengan pianonya seperti biasa.

"Dimana solidaritas dan rasa kekeluargaan WayV yang diagung-agungkan Kun Ge kalau begini ceritanya" Yangyang bersungut-sungut kecil, berlebihan.

"Jadi jomlo sendirian emang nggak enak" keluh Yangyang lagi. Nampaknya ia harus segera cari gandengan agar Ten tidak semena-mena meninggalkan anak-anaknya pada solois sepertinya bila mau pergi dengan Taeyong.


***





Esok paginya di dorm 127 ...

"Argh" erang Taeyong kecil saat seseorang menepuk punggungnya.

"Sakit lagi?" Tanya Doyoung—yang menepuk punggungnya.

Taeyong mengibaskan tangannya.

"Perih cuk" jawab Taeyong. Ya anggap saja ada istilah bahasa Korea yang bisa diartikan cuk.

Doyoung mengangkat sebelah alisnya. Oh. Sudah biasa memang kalau Ten sedang kunjungan rutin.

"Lu semalem berisik banget nyet, nyesel gue gak pergi" ucap Doyoung mengambil mangkok, menuang sereal lalu susu.

Semenjak manajer pindah—tak lagi tinggal bersama mereka di dorm—Taeyong dan Ten memang jadi semakin berisik kalau tengah latihan vokal.

"Makanya suruh bayi lu buat potong kuku!" tambah Doyoung lagi.

"Gue sih oke oke aja" jawab Taeyong mengoles selai diatas toast.

"Halah, jinjja. Emang aja kinky" cibirnya kemudian segera angkat kaki dari dapur.

Taeyong tertawa, tangannya segera mengangkat baki makanan berisi susu dan roti.

Ia membuka pintu kamar dengan kakinya. Ten masih bergelung menelungkup dalam selimut, rupanya. Taeyong meringis kecil, merasa bersalah pagi-pagi sudah mengajak Ten bertempur padahal semalam mereka baru selesai olahraga jam 2.

Perlahan ia menaruh bakinya di meja komputer. Kakinya lalu melangkah, masuk ke dalam selimut memeluk Ten yang masih belum berbusana.

"Mmhh" Ten menggeliat, merasa terusik.

"Ireona, baby" bisik Taeyong dekat telinga. Tangannya jahil memainkan telinga Ten yang satu lagi.

"Hngh, hyuuung andwae ..." protes Ten sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Taeyong tertawa. Menciumi sisi wajah Ten bertubi-tubi.

"Ireona ... ireona ... ireona ... baby ireona ... honey ... babe ... my sunflower ... ireona" bisik Taeyong lagi sambil mengguncangkan tubuh Ten pelan.

"Sarapan dulu, yuk?" ajak Taeyong lagi.

Ten menoleh ke arah Taeyong sambil menutup mulutnya.

"Ahng, Ten masih bau sperma hyung" katanya yang berhasil membuat Taeyong menyentil dahinya pelan.

"Ngomongnya jangan sembarangan ah. Nanti hyung mau nambah" ucap Taeyong. Ten memutar bola matanya malas.

"Udah hyung bersihin juga tadi, hm? Kajja, bangun. Kita breakfast on the bed?"

Ten terkekeh kecil, "Uh, English man strikes again" godanya.

Taeyong tertawa.

"You're so charming hyung, so handsome like this" tambah Ten lagi.

"Nde, Taeyong yang tampan ini mau ajak tuan putri sarapan bareng. Yuk?"

Ten mencebikkan bibirnya sebal.

"Katanya kemarin kamu mau beli diet snack yang baru buat Louis Leon ya? nanti hyung beliin. Ah, hyung juga kemarin liat baju kucing lucu, kayaknya bagus di anak-anak" ucap Taeyong menabur umpan.

"Call" jawab Ten tanpa ragu memakan umpannya.

Taeyong tersenyum kecil memaklumi kalau Istri memang terkadang lebih mengutamakan anak dibanding Suami.




end.












So, kenapa dua anabul ini nemenin yy? :)
tennya kemana? :)

So, kenapa dua anabul ini nemenin yy? :)tennya kemana? :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Btw kukunya Ten emang ngeri-ngeri sedap sih kalo nancep ke kulit hehe hehe hehe :)

Btw kukunya Ten emang ngeri-ngeri sedap sih kalo nancep ke kulit hehe hehe hehe :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[end] Cermin (TAETEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang