Welcome back Team ARBORETUM 😚
Team yang deg-degan terus wkwkwk 🤗🤣 makin lama makin menegangkan ya, don't worry.Serius otak aku jalan kemana2 setiap mikir alur buat ini 🙂 bekerja keras sekali. Jadi kalian juga Support ya dengan Vote dan Komen kalian 😚
Ayo, yang diem2 aja sini kenalan sama aku 😋 aku anak baik kok ❤
Happy Reading ya sayang 💜
Haneul sudah cukup lama menahan diri untuk tidak ikut campur perihal urusan Jimin di kantornya. Sejak perubahan Jimin satu bulan yang lalu, Haneul terus menganalisa apa kemungkinan yang menimbulkan mood Jimin berubah. Terlebih lagi satu minggu yang lalu setelah Joonie memukul Jimin di kantornya, Haneul melihat dengan jelas betapa hubungan mereka sangat tidak baik.
Jimin sudah menjelaskan jika hukuman mati pada ayahnya memang akan di laksanakan. Mungkin masih ada satu bulan lagi, Jimin menyesuaikan dengan jadwalnya. Dan pria itu ingin hadir di hari kematian ayahnya. Meskipun Haneul menasehati Jimin sepanjang leher jerapah, tetap saja Jimin tidak akan mendengarkan. Ini berbeda, bukan perihal menuruti keinginan istrinya tapi tentang dendam yang terlanjur meradang.
Yang Haneul butuhkan hanyalah masuk kedalam ruang kerja Jimin, tanpa ada Jimin di rumah. Dia sudah menunggu berhari-hari. Jimin benar-benar mengawasi Haneul. Wanita itu tidak akan pergi dari rumah tanpa Jimin di sampingnya. Pagi Jimin yang mengantar ke rumah sakit dan sorenya Jimin juga yang menjemput. Belakangan ini Jimin juga tidak terlalu sibuk. Dia jarang lembur, dan sore hari setelah menjemput Haneul dia juga tinggal di rumah.
Namun akhirnya malam ini Haneul bisa dengan leluasa menelaah apapun yang ada di dalam ruang kerja Jimin. Setidaknya dia punya waktu kurang lebih dua Jam. Haneul beralasan ingin tidur menggunakan boneka kelinci yang ada di rumah kedua orang tuanya dan meminta Jimin untuk mengambil ke sana. Tentu Jimin tidak menolak, dia mengira itu adalah keinginan anaknya padahal hanya akal-akalan Haneul agar Jimin bisa menjauh sebentar.
Haneul juga yakin Ibunya tidak akan membiarkan Jimin pergi begitu saja. Dia adalah menantu kesayangan.
Dari Jimin:
"Ibu mu membuatkan aku kopi dan beberapa Kookies. Sepertinya aku harus mengobrol sebentar."
"Kau baik-baik saja di rumah?"
Haneul tersenyum puas membaca pesan dari Jimin. Tepat sesuai prediksinya.
Dari Haneul:
"Tidak papa aku sedang menonton film, jangan khawatir."
Dari Jimin:
"Tetap di kamar. Jangan kemana-mana. Jika ada orang asing mengetuk pintu janga di buka."
Dari Haneul:
"Baik. Suruh ibu membuatkan salad buah untuk-ku. Tiba-tiba aku ingin. Biar aku memakannya besok saat di rumah sakit."
"Love you Jim❤."
Untuk urusan salad buah ini serius. Haneul benar-benar pengen.
Dari Jimin:
"Iya sayang."
"Love You too❤."
Setelah membaca pesan Jimin, Haneul segera memulai aksinya. Tangannya tidak berhenti mencari sebuah berkas yang menurutunya penting. Tapi berkas di ruang kerja Jimin nyatana menumpuk sangat banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARBORETUM !
FanfictionJimin berfikir di hidupnya tidak akan pernah ada kata BAHAGIA. Namun ketika Kim Haneul datang, wanita itu membawa bahagia tapi sekaligus membuat Jimin harus merasakan luka yang lebih menyakitkan. Perebutan sengketa Arboretum membuat Jimin harus bany...