ARBO-13

611 75 5
                                    

Halo Chimmin, aku kembali 💜🙂😁
Setelah kemarin matanya mau fokus ke ARBORETUM tapi malah update my buddy🤣 wkwk author tukang php memang 😁🤣

Tapi gak papa, semoga aja aku beneran bisa tancap gas untuk cerita aku ini 😙
Btw part ini cukup panjang ya jadi harap teliti saat membaca 😚 maaf ya kalo seandainya ada typo atau salah kata ✌

Happy Reading.

Hidup dengan Jimin itu susahnya sama seperti mengurus bayi. Sama-sama merepotkan dan banyak maunya. Padahal selama masa pendekatan dan dua hari setelah pernikahan mereka, Jimin adalah sosok yang dewasa. Memiliki sifat yang hangat, perhatian, bijak dan penuh kasih sayang. Sebenarnya dari beberapa sifat tadi tidak ada yang berubah, hanya saja mode dewasa Jimin sepertinya mulai hilang setelah Haneul mulai rutin mengurus kebutuhannya.

Saat di kantor Jimin tetap dalam personanya sebagai seorang pemimpin perusahaan. Terlihat tegas, angkuh, disiplin dan berwibawa. Perbedaanya terjadi saat ada dirumah, saat dia sudah bersama Haneul. Jimin tidak akan membiarkan Haneul menyentuh ponsel jika dia sudah ada dirumah. Paling Haneul harus meminta izin terlebih dahulu untuk memakai ponselnya. Pun Jimin tetap mengawasi dan tidak memberi waktu yang lama.

Jimin juga tidak mau makan jika Haneul tidak bersamanya. Meskipun tidak ikut menyantap makanan, setidaknya Haneul menemani Jimin menghabiskan setiap suapnya. Kala ada waktu senggang Jimin selalu mengajak Haneul untuk menonton film kesukaanya. Yang paling parah adalah saat jimin meminta Haneul untuk selalu memakai pakaian seksi ketika hendak tidur. Meski mereka belum melakukan ritual malam pertama, Jimin selalu sudah candu dengan aroma kulit mulus istrinya itu.

Pagi ini.

Haneul membuka matanya karena mereasa terganggu akan suatu hal. Jimin terus memberikan gigitan kecil di pundak Haneul yang hanya tertutup sutas tali seurukan mie, juga jari Jimin yang terus bermain diatas permukaan perut Haneul. Jimin tidak akan berhenti sampai istrinya membuka mata. Setiap malam mereka harus berdebat perihal pakaian tidur. Biasanya seorang suami saat pulang kerja itu membawakan hadiah untuk istrinya berupa perhiasan, kosmetik, tas atau aksesoris. Namun Jimin berbeda, sudah beberapa hari ini setiap pulang dari kantor pasti membawa hadiah untuk Haneul berupa pakaian dalam.

"Jim berhentilah, atau aku akan meratakan gigi kacipmu itu!"

Jimin menarik tubuh Haneul agar semakin menempel padanya. Menyembunyikan wajah tampan itu di ceruk leher istrinya yang beraroma wangi dan memabukkan. "Tubuhmu ssindah saat semakin terbuka" ucapnya dengan suara parau khas suara orang bangun tidur.

Haneul menyingkirkan tangan Jimin yang menempel pada badannya kemudian mulai beranjak untuk menuruni tempat tidur. "Kau tau aku tidak suka kenapa masih memaksanya?"

Jimin menyangga kepalanya dengan satu tangan dan terus memperhatikan Haneul yang hanya menggunakan Lingerie berbahan satin. Bahkan panjangnya tidak sampai menutupi lutut. Matanya sangat fokus menikmati lekuk tubuh Haneul yang ternyata lebih indah daripada Soya. Haneul memiliki tubuh yang sexy namun tidak terlalu mencolok karena cara berpakaiannya yang sederhana.

Jimin tertawa kecil sambil memanglingkan wajahnya "Karena mataku suka melihatmu menggunakan pakaian seperti itu" tatapannya kembali fokus kepada Haneul.

Haneul meraih Night Robe miliknya. "Apa uangmu cuma mampu membeli baju seminim ini?" tangannya sibuk membuat simpul di lingkar dada agar Jimin tidak dapat melihat keindahan tubuhnya lagi.

"Kau bilang apa? Itu harganya sama dengan tarif sekali operasi jantung."

"Apa itu berat untuk Gwan Jimin?" sahut Haneul balik menatap suaminya.

ARBORETUM !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang