ARBO-12

573 69 21
                                    

Jimin tidak menepati janjinya.

Hari sudah petang, dan saat aku melirik kearah jam dinding ternyata sudah meunjukan pukul tujuh malam.

Jimin belum pulang.

Seharian aku sudah melakukan banyak hal. Aku memulainya dari membereskan pakaianku yang masih didalam koper kemudian kupindahkan kedalam lemari bersebelahan dengan pakaian milik Jimin. Aku menatanya dengan hati-hati agar semuanya terlihat rapi. Seluruh isi apartemen Jimin ini membuatku kagum. Kamar mandinya sangat luas, ukuranya hampir sama dengan kamar tidur kami. Di dalam juga ada sofa untuk bersantai dan meja rias yang dirancang khusus untuk kamar mandi. Isinya beberapa produk skin care yang biasa dipakai setelah mandi, misalnya vitamin rambut dan kulit. Semua peralatan mandi disini sudah di setting bernuansa Couple sampai dengan bath robes dan lemari pakaian dalamnya.

Apartemen ini rupanya didesain khusus untuk Jimin, dua lantai menyatu menjadi milik Jimin sekaligus. Bahkan Jimin memiliki kolam renang dan bar pribadi didalamnya. Aku masih tidak habis pikir bagaimana bisa tiga orang membersihkan tempat seluas ini dan kurun waktunya tiga hari sekali. Tapi jika di perhatikan lebih rinci, apartemen Jimin ini hampri 50% sudah menggunakan teknologi. Misalnya saja untuk membersihkan debu, di seluruh pangkal dinding yang membentang sudah dilengkapi penyedot debu yang secara otomatis akan menyala setiap 30 menit sekali. Jadi bisa disimpulkan tidak perlu menyapu disini.

Untuk kamar kami dan ruang kerjanya Jimin juga menggunakan Face detection sebagai pengaman. Wajahku hanya terekam di pintu utama dan kamar tidur kami, untuk ruang kerjanya entah belum atau memang tidak boleh, aku juga tidak terlalu penasaran dengan isi yang ada didalamnya, paling hanya kumpulan berkas-berkas yang membosankan.

Yang paling aku suka disini adalah teknologi mengnai cara mematikan atau menghidupkan lampu, hanya cukup dengan sedikit menaikan nada bicara saja. Misalkan jika Jimin atau aku bilang "Lampu Menyala!" maka tiga detik kemudian lampu itu akan bersinar dan begitu juga sebaliknya. Ku pikir milik Tahyun sudah yang paling canggih, ternyata milik Jimin lebih darinya.

Selama ditinggal Jimin bekerja aku sudah sedikit belajar bagaimana cara menjadi istri yang baik lewat jaringan internet. Aku membaca beberapa artikel dan blog disana dan—Ya sedikit demi sedikit aku mulai mengerti.

Ada sebuah artikel yang menerangkan jika suami sangat suka apabila istri bangun lebih awal untuk menyiapkan segala keperluanya. Misalnya menyiapkan pakaian, sarapan atau kebutuhan yang lain seperti peralatan untuk pergi kekantor.

Saat itu aku ingat ketika Jimin mengatakan bahwa Soyaa sudah menyiapkan semuanya sejak sore hari, itu berarti memang Jimin tidak bisa menyiapkanya sendirian. Selesai membaca artikel itu aku menuju ke lemari tempat pakaian Jimin berada. Apa yang harus aku siapkan jika semua kemeja dan jas di sini dominan dengan warna gelap? Semua terlihat sama saja, yang menjadi pembeda adalah warna dasi yang terpajang didalam pintu lemari.

Baik yang harus aku lakukan adalah memilih dasi yang cocok untuk kemeja yang akan Jimin pakai besok pagi.

Menyiapkan pakaian untuk Jimin memang mudah. Tapi aku menemukan masalah ketika melangkah ke step selanjutnya, yaitu menyiapkan makanan. Aku masih heran dengan tanganku ini, ahli memotong daging tapi tidak untuk meracik bumbu. Sejak sore sampai sekarang sudah lebih dari tiga kali kuah sup aku buang karena terus menerus rasanya tidak pas. Semua anjuran yang ada di internet sudah aku ikuti dengan baik, tapi kenapa rasanya tetap tidak menggugah selera? Bahkan yang terakhir ini aku hampir mau muntah karena rasanya sangat aneh, asin tidak, gurih tidak, manis juga tidak.

Aku meminum banyak air putih untuk menghilangkan rasa yang ditimbulkan dari eksperimen supku itu. Aku terus memandanginya, satu panci air dengan rasa misterius yang terus menerus menggumpal. "Haneul-ah kenapa memasak sup saja tidak bisa sih?" gerutuku sambil terus mengaduk sup ini berharap keajaiban datang sehingga rasanya bisa berubah.

ARBORETUM !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang