[]
Aku masih memikirkan perkataan Sukjin dua hari yang lalu. Menikah bukanlah suatu hal yang remeh! Apakah aku terlihat seperti meremehkan pernikahan?
Setelah dipahami ternyata memang. Ketika ada dua orang yang saling mencintai maka mereka akan menikah, namun ada juga hanya salah satu atau bahkan keduanya tidak saling mencintai. Itu namanya sebuah perjodohan, sama seperti yang di inginkan Appa sebelumnya. Lalu aku dan Jimin ini disebut apa? Diatara kami anya salah satu yang mencintai. Yaitu Jimin, namun ini adalah kesepakatan bersama. Jika disebut nikah kontrak juga tidak, karena aku tidak meminta bayaran kepada Jimin sepeserpun. Begitu juga sebaliknya.
Tapi apakah Jimin benar-benar mencintaiku?
Perkataan Sukjin benar-benar mengganggu. Entah kenapa aku sering memikirkan tindakan bodoh yang telah ku ambil ini. Aku tidak menaruh rasa curiga terhadap Jimin sedikitpun. Atau munkin aku hanya terjebak dalam persona yang Jimin ciptakan? Jungkuk pernah bilang, jika Jimin adalah sosok yang tegas dan sangat disiplin dalam memimpin perusahaan. Tak jarang jungkuk juga mengatakan jika Jimin pernah memberi tugas orang suruhannya untuk membunuh lawan bisnisnya. Bukan semata-mata Jimin tidak ingin kalah dalam saingan itu, namun sebenarnya Jimin lah yang pertamakali hampir dibunuh.
Jimin juga tipe orang yang dingin kepada keluarga Ryu. Kemarin saat membawaku ke kediaman profesor Ryu untuk kepentingan yang sama saat bertemu Appa dan Eomma, aku hanya melihat Jimin berbicara kepada kakeknya dan Jungkuk saja. Tatapan sinis bertebaran dimana-mana. Saat itulah aku bisa melihat sisi Jimin yang belum pernah aku lihat sebelumnya, hal itu juga yang membuatku berkali-kali memikirkan apa yang Sukjin ucapkan.
Tapi semua itu berubah ketika Jimin bersamaku. Seumur-umur belum pernah ada pria yang memberiku perhatian lebih daripada Tahyun, sekalipun itu ayahku sendiri. Jimin pria yang luar biasa, segala hal kecil yang dia lakukan untukku membuat takjub tak percaya. Jimin selalu memelukku saat bertemu dan hendak berpisah, mengirim pesan setiap pagi untuk selalu mengigatkan agar aku sarapan, menelefon disaat dia tau aku memiliki waktu senggang dan selalu menjemputku di rumah sakit untuk mengantarku pulang walaupun saat itu jadwalnya bekerja. Pun aku juga tidak memaksanya untuk melakukan itu, Jimin membuktikan ucapannya.
Hari ini Jimin menggelar konferensi pers di perusahaannya. Aku tertegun saat pertama kali masuk kedalam Ballroom karena ada lebih dari 50 wartawan yang biltz kameranya menyala saat langkah kaki pertama kami muncul. Mulai saat itu aku tersadar, Kim Haneul tidak ada apa-apanya untuk seorang Gwan Jimin yang notabene adalah orang yang begitu terpandang.
AMC sedang bekerja menyusun secara rinci dalam mengekspor teknologi dengan pejabat Qatar. Satu minggu yang lalu mentri kesehatan masyarakat Qatar mengunjungi Korea Selatan untuk meninjau kemajuan teknologi kesehatan yang ada di Korea. Menteri dan rombongan dari institusi kesehatan Qatar berkunjung ke AMC untuk mempelajari kemajuan teknologi kesehatan korea dan bagaimana cara mengoperasikannya. Akhirnya terbentuk sebuah MOU untuk beberapa alat kesehatan termasuk juga salah satu aplikasi yang perusahaan Jimin buat yaitu e-postBorder medical devices. Dalam pres konverens ini Jimin terlebih dahulu membicarakan tentang hal tersebut, bisa di bilang Jimin pamer kepada lawan bisnisnya. Kepercayaan kuno yang mengatakan keberuntungan akan mengalir terus menerus saat sudah menikah kini sudah berpihak pada Jimin.
Aku senang saat Jimin mengenalkanku kepada awak media dengan rasa bangga jika aku adalah seorang dokter yang juga kebetulan bekerja di AMC. Jimin adalah orang terdekatku yang pertamakali bangga atas profesi yang aku jalani. Bunyi jepretan kamera semakin bergemuruh saat Jimin mengangkat tangan kami yang sedang bergandengan, memperkenalkan kepada seluruh Korea Selatan bahwan Kim Haneul adalah calon isterinya. Mata kami bertatapan dan saling membalas senyuman, terlihat seperti pasangan kekasih yang saling mencintai. Senyum dan tatapan mata Jimin begitu tulus, tangannya meraih helaian rambutku kemudian menyelipkannya kebelakang telinga membuat para wartawan mendapatkan video dan foto untuk bahan berita yang sempurna.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARBORETUM !
FanfictionJimin berfikir di hidupnya tidak akan pernah ada kata BAHAGIA. Namun ketika Kim Haneul datang, wanita itu membawa bahagia tapi sekaligus membuat Jimin harus merasakan luka yang lebih menyakitkan. Perebutan sengketa Arboretum membuat Jimin harus bany...