Jimin berfikir di hidupnya tidak akan pernah ada kata BAHAGIA. Namun ketika Kim Haneul datang, wanita itu membawa bahagia tapi sekaligus membuat Jimin harus merasakan luka yang lebih menyakitkan.
Perebutan sengketa Arboretum membuat Jimin harus bany...
Minggu lalu aku gak update karena buka PO MAGEIA. Kalian udah PO belum? Cek ig WRITERS.MOODY ya buat info POnya. Masa gak mau membaca kehebatan Jimin sebagai penyihir yang tampan? 😵🤪
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Murah banget. Ayo beli mumpung dapat hara murah cuma PO Kali ini aja ya. cek-cek sekarang ❤🌷🌷
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dah ya aku Update. Sebenernya kalian kalau mau memenuhi rulenya aku pasti cepet2 update kok. 🤗 bahkan kalau kalian mengingatkan aku malah seneng. 🌷❤
Karena telat up aku kasih part panjang neh... 3000 lebih kalian baca ya ❤
Jangan lupa 25 vote 15 komentar aku tunggu!!!!
Semalam, Jimin dan Haneul langsung menuju kantor polisi dan rumah tahanan. Mereka tiba di sana pukul sebelas malam. Tubuh Jimin seketika melemas saat menngetahui bahwa sebab kematian ayahnya adalah keracunan.
"Tuan Gwan sore ini bertugas membersihkan sel. Tidak disangka dia akan meminum cairan disinfektan itu dan mengalami serangan jantung. Saat dokter sipil datang, nyawanya sudah tidak tertolong." Ujar seorang penjaga yang memberikan kesaksiaanya saat menemukan Tuan Gwan sudah tergeletak tanpa ada nyawa di dalamnya.
Jimin marah besar. Bukan sebab kelalaian penjaga sampai ayahnya mati karena hal seperti itu, tapi Jimin marah karena ayahnya mati disaat dirinya berubah pikiran. Di saat dirinya hendak bernegosiasi dengan Joonie dan di saat dirinya merubah tekat selama dua puluh tahun pria itu menderita.
Dengan susah payah Jimin melawan egonya. Dia harus mengubur dalam-dalam keinginannya untuk melihat ayahnya mati. Setiap malam Jimin memikirkan, pantaskah ayahnya itu di maafkan, setiap malam juga Jimin harus mengalami mimpi buruk. Memori dua puluh tahun yang lalu kembali berputar secara lengkap di dalam mimpinya. Dia melihat semua kejadian itu. Pelecehan, kekerasan bahkan cacian yang ia dan ibunya dapatkan terdengar jelas sampai dia bangun dengan keadaan berkeringat.
Tidak mudah bagi Jimin untuk memaafkan ayahnya, tapi setidaknya pria itu telah mencoba. Demi Haneul dia merelakan segala rencana yang telah ia susun bertahun-tahun yang lalu. Sampai pada akhirnya pria itu berniat baik untuk mengibarkan bendera perdamaian, tapi rencananya kali ini turut hancur.