ARBO-15

607 74 18
                                    

Kehidupan Haneul setelah menjadi seorang istri rupanya tidak berubah banyak. Ia masih bisa melaksanakan tugas sebagai tenaga kesehatan, membantu orang-orang yang membutuhkan juga menjadi teman hidup untuk Gwan Jimin.

Seminggu ini Jimin terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Ia mulai menggarap hal baru mengenai sistem klaim untuk pasien asuransi. Ide itu muncul ketika suatu malam Haneul bercerita bagaimana susahnya pasien asuransi mendapatkan pelayanan kesehatan. Kebanyakan rumah sakit lebih mementingkan pasien yang membayar secara umum daripada pasien yang menggunakan jasa asuransi, hingga tak jarang ada pasien asuransi yang terlambat mendapatkan penanganan. Dari curhatan itulah Jimin akhirnya mendapat ide untuk menggarap proyek baru bersama team-nya.

Haneul pun sama, dia juga dihadapkan sibuk seperti biasanya. Melayani pasien saat dirumah sakit dan berkutat di depan laptop untuk belajar saat dirumah. Pada akhirnya membuat sepasang suami istri itu banyak kehilangan waktu untuk bersama. Jadwan Haneul masih sama seperti biasanya, kadang ia pulang malam dan mendapati Jimin sudah tertidur pulas.

Akan tetapi Jimin juga sering menjemput Haneul ke rumah sakit saat ia mendapat sift siang dan harus pulang malam hari. Jimin selalu berusaha untuk melaksanakan tugasnya sebagai seorang suami, sesibuk apapun tetap menyempatkan waktu untuk istrinya. Haneul juga begitu, saat dia pulang pagi hari masih sempat menyiapkan segala kebutuhan untuk Jimin, tapi kecuali untuk sarapannya. Sarapan masih dipegang kendali oleh Jimin, setidaknya Jimin mampu memakan masakan Haneul saat siang atau malam hari. Tapi tidak tentang sarapan, lidahnya belum sanggup berbohong untuk memuji masakan istrinya.

Jimin adalah laki-laki yang baik, selalu menghormati apapun yang Haneul berikan, meskipun tidak terlalu enak setidaknya istrinya itu sudah berusaha untuk membuat masakan. Namun hari ke hari masakan Haneul sudah mulai bisa ditelan, yang awalnya persis seperti eksperimen sekarang sudah seperti masakan orang yang baru belajar. Tak masalah, selagi ada usaha pasti hasil akan mengikuti.

Hari ini adalah hari Minggu, dan kebetulah Haneul juga libur jadi mereka sama-sama dirumah hari ini. Jimin tengah membaca surat kabar yang memberitakan betapa hebatnya kerja sama Gwan Jimin dengan negara Qatar. Sudah dua hari belakangan ini nama Jimin dan Mmysoft sedang ramai-ramainya menjadi bahan pembicaraan dikalangan pebisnis, apalagi di Asan. Profesor Ryu terlihat begitu bangga karena cucu tirinya telah memberikan keuntungan yang besar terhadap Asan Medical Center lewat aplikasinya. Feed back yang diberikan Qatar membuat Jimin menuai pujian dari banyak orang.

Dialin sisi, setelah Haeul selesai melakukan perawatan ia menyusul Jimin yang duduk diatas sofa sembari menumpuk kakinya masih tersenyum bangga saat membaca koran itu.

"Jim dapat ucapan selamat dari Appa dan Eomma" ucap Haneul yang barusaja duduk dibawah sambil meletakan laptop yang dia bawa keatas meja.

"Mereka menelfonmu?" atensinya belum berubah.

Haeul membuka Max book pro berwarna tosca itu kemudian memencet tombol kecil di kiri pojok dekat kyboard. Beberapa detik kemudia layar hitam itu memunculkan cahaya. "Iya, baru saja."

"Seharusnya mereka bangga padaku."

Haneul tersenyum sinis sambil menunggu layar dekstopnya muncul "Tentu saja mereka bangga. Lihatlah betapa menantunya in sangat hebat" tukasnya menambah kesombongan Jimin tadi dan ia menjawab dengan anggukan lembut walaupun tidak dilihat oleh Haneul.

"ASTAGA JIM!" Haneul berteriak seketika.

"Apa sayang?" jawabnya nampak tidak terkejut dengan apa yang Haneul lihat.

Haneul menyangga kepalanya dengan satu tangan yang sudah bertumpu diatas meja. Menggelang heran tidak percaya atas apa yang sudah Jimin lakukan kepada laptopnya.

ARBORETUM !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang