ARBO-34

448 59 23
                                    

Yo! Haloo! Aku update lagi.
Maaf ya, aku dua minggu uts 😁 sekarang update lagi.

Rule ya. 25 vote dan 10 komen baru update ❤ biar kalian aktif juga ya. Udah mulai memanas ini 😐
Sama-sama semangat yok. Ayokkk ramein 🤗

[]

"Terjebak dalam dusta (kebohongan)
Keluarkan aku dari neraka ini
Aku tak bisa bebas dari rasa sakit ini
Selamatkan aku, aku sedang dihukum"

Jimin-Lie

Dres putih dengan panjang di atas lutut membalut tubuh Haneul dengan sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dres putih dengan panjang di atas lutut membalut tubuh Haneul dengan sempurna. Telapak kaki wanita itu di tutupi sepatu kets warna biru pastel. Senada sekali dengan warna air laut yang menggulung ombak setiap sampai di bibir pantai. Terlebih lagi beberapa butir mutiara yang menonjolkan kesan elegan, Haneul begitu menawan.

Sapuan angin pulau ini menerjang tubuh Haneul tiada henti. Lambaian surai yang terurai juga rumbai di ujung gaun menambah kesan memukau untuk seseorang yang begitu sepesial di tempat ini.

Wanita itu berdiri tepat di depan bangunan dimana dia dan Jimin tidur semalam. Setelah mengamati keadaan luar, Haneul merasa seperti sedang dejavu. Matanya tidak asing dengan tempat ini. Bangunan dengan atap terbuat dari tanah liat juga anyaman daun Nipah, terkesan klasik dan tradisional. Bahkan meja yang di kelilingi kursi berwarna coklat itu terlihat tidak asing. Apa lagi bibir pantai yang memiliki ayunan tepat di depan pintu masuk penginapan mereka. Haneul ingat betul, bahwa sebelumnya dia pernah melihat tempat seperti ini.

Sejenak terbesit dalam benak Haneul, tempat ini lebih menakjubkan dari bayanganya sebelum keluar kamar. Pasir putih, tebing-tebing kapur juga segala habitat yang hidup di sini membawa energi positif untuknya. Haneul mengusap perutnya yang di rasa sudah sedikit membuncit. Tiba-tiba, kelak dia ingin tinggal di sini saja daripada di Seoul. Bersama Jimin dan anaknya. Terlihat seperti kehidupan yang indah.

Beberapa detik kemudian lamunan Haneul buyar kala mendengar suara jepretan dari arah depan.Jimin datang dengan kemeja biru di lengkapi jeans pendek penampilan kaki jenjangnya yang tak kalah indah. 

Ternyata diam-diam Jimin menggambil gambar Haneul sebanyak beberapa kali. Bukanya bergaya yang lain Haneul justru mengepalkan tangan dan memajukan bibirnya seolah-olah akan memukul Jimin jika tidak menghentikan hal itu.

Namun bukan Jimin namanya kalau tidak usil. Pria itu terus mengambil gambar seiringan dengan jarak di antara mereka yang semakin terkikis. Sampai pada akhirnya kamera ponsel Jimin hanya bisa menjangkau bibir warna pastel milik Haneul.

"Jimmm......" Haneul menangkis ponsel itu dengan tawa yang sudah tidak bisa di tahan lagi.

Jimin pun sama. Malah sejak melangkahkan kaki pira itu tertawa bahkan sampai matanya tersisa segaris. Heran kenapa mata se kecil itu masih bisa melihat.

ARBORETUM !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang