ARBO-19

870 77 27
                                    

Halo Chimmin, 💜
Maaf ya aku lama banget cabut mereka berdua 🤣 sudah satu minggu ternyata belum aku cabut🤣 dan sekarang sudah ya, sudah aku cabut 😁

Aku sekarang kalo update seminggu sekali ya wkwkwk. Gak papa tapi kan aku kadang sehari update dua kali 🤣

Vote dulususeyo 💜
Komen dulususeyo ❤
Follow dulususeyo 🖤

Happy Reading Chimmin 💜

"Hah, 5 hari di Spanyol?"

Haneul kesal sendiri karena pagi ini harus mendengar kabar mendadak jika Jimin harus melakukan perjalanan bisnis ke Spanyol selama lima hari.

Jimin itu memang sialan.

Baru saja semalam ia membuat Haneul menjadi wanita gila tapi pagi ini sudah di tinggal saja. Bahkan Haneul masih sedikit merasa sakit pada pusat dirinya. Entah bagaimana mereka selesai yang jelas dua jam yang lalu Jimin membangunkan Haneul karena harus membantunya berkemas-kemas.

"Sayang...." Jimin mencoba meredakan amarah istrinya.

Dari kemarin Haneul berubah menjadi seorang istri yang sangat cerewet walaupun juga perhatian. Saat ini ia sedang memasuki beberapa pasang setelan Jas yang akan Jimin gunakan di sana. Haneul juga menyiapkan pakai santai yang akan dipakai Jimin nanti saat beristirahat. Mukanya sangat masam, tapi tangannya terus bekerja merapikan pakaian itu kedalam koper.

"Aku harus kerja bukan? Untuk mempersiapkan anak kita yang sedang menjalani pendaftaran di dalam rahimmu."

Haneul membanting sebuah kaos polos berwarna putih keatas kasur mereka yang sudah di bersihkan. Wanita itu berjalan menuju rak penyimpannan skin care milik Jimin. Mengambil beberapa keperluan yang sekiranya akan di gunakan disana.

"Bukan masalah kerja atau uang Jim. Kesehatanmu itu, kemarin kau pingsan sekarang sudah ingin berangkat Keluar Negeri."

Omelan Haneul itu tidak membuatnya berhenti memasukan botol-botol krim perawatan juga peralatan mandi milik Jimin kedalam Pouch warna merah marun. Jimin sendiri pusing melihat istrinya yang terus mondar mandir menyiapkan segala keperluannya yang tidak kunjung selesai. Padahal berkas-berkas yang ia siapkan sudah Ready sejak tadi.

"Aku tidak papa Sayang, aku pasti merindukan susumu."

Sungguh mulut Jimin itu tidak ada takut-takutnya menggoda Haneul. Masih berani padahal yang di goda sadang dalam mode menyeramkan.

Haneul membusungkan napas mendengar penuturan Jimin barusan. Apa dia harus menggoda Jimin lagi supaya suaminya itu tetap tinggal? Sejujurnya yang membuat Haneul geram adalah kesehatan Jimin yang tidak pernah terurus.

Jimin itu belum pulih sepenuhnya, ia tau akan hal itu. Haneul bisa melihat setiap kali Jimin memegang ponselnya. Benda pipih itu pasti akan mengingatkan untuk istirahat terlebih dahulu. Secara otomatis ponsel pintar milik Jimin mampu mendeteksi keadaan Jimin hanya dengan menyentuhnya. warna Led itu kuning, menandakan bahwa Jimin tidak dalam keadaan sehat.

Namun namanya juga Gwan Jimin, seorang yang keras kepala. Haneul tau ini memang alasan bisnis, maka dari itu se-marah apapun ia tetap menyiapkan keperluan untuk Jimin. Sebenarnya ini adalah kali pertama untuk Haneul, dan kelihatannya lancar-lancar saja. Ia tidak merasa kasulitan atau bingung akan menyiapkan apa. Mungkin semua ini di pengaruhi oleh emosinya yang sedang bergejolak.

Memang unik seorang istri itu.

Haneul sedikit tersentak saat ada sepasang tangan kekar melingkar di perutnya. Ia juga bisa merasakan deru napas Jimin berhembus di dekat telinganya.

ARBORETUM !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang