Hayo aku update lagi ya 🙂
Sebenernya nunggu rule terpenuhi tapi kenapa lama sekali?⬇⬇⬇25vote 10Komen⬇⬇⬇
Ayo yang baca komen ya. Di manapun itu, part apapun yang kalian suka komen. Kasih pendapat kalian. Tebak-tebak an juga boleh 😋
Selamat hari senin. ❤
"The lie's that Jimin do, never stop"
Satu minggu setelah pengakuan Jimin, Haneul belum menemukan apapun. Dia ingat betul bahwa Jimin menyimpan dokumen perjanjian dengan SEGAC di brangkasnya. Namun, beberpa hari saat Haneul memeriksa brankas itu, hasilnya nihil. Hanya tersisa uang tunai, emas dan kumpulan proposal proyek milik Jimin.
Mengingat Haneul yang pernah terpergok diruang kerja Jimin dan pribadi Jimin yang sangat teliti. Mungkin saja dia menyadari jika Haneul tau menau tentang berkas itu. Sangat di sayangkan. Padahal jika ada waktu sepuluh menit saja, Haneul bisa memiliki salinan berkas tersebut.
Untuk saat ini yang bisa Haneul lakukan adalah berperilaku biasa-biasa saja. Sebenarnya dia masih kesal mengigat misi ketiga yang harus menggunakan nyawa sebagai taruhannya. Selain itu, Haneul merasa Jimin belum mengatakan semuanya. Dia melihat senyum Jimin di hari itu adalah sebuah dusta. Entah insting atau memang benar. Haneul masih merasa ada yang sedang Jimin sembunyikan.
__
Hari ini Haneul sama sekali tidak bersemangat. Padahal semalam dia sangat ceria karena Jimin membolehkan dirinya untuk potong rambut. Selama memasuki bulan kedua, rambuh Haneul sering rontok. Dia kesulitan dalam merawatnya, sedangkan Jimin kesulitan untuk merelakannya. Jimin sangat menyukai wanita berambut panjang. Seperti ibunya.
Dulu. Saat masih kecil, Jimin suka sekali menyisir atau bahkan mengikat rambut ibunya. Itulah mengapa Jimin melarang keras jika Haneul memotong rambut. Paling hanya merapikan ujung-ujung yang mulai bercabang. Namun mengigat kali ini kondisi Haneul berbeda. Dengan berat Hati Jimin mengijinak Haneul untuk memangkas rambut. Wanita itu begitu ceria dengan gaya rambut barunya. Beberapa kali mengambil foto selca atau meminta tolong kepada Jimin.
Itu semalam. Dan berubah saat pagi tiba.
Jimin tidak heran, karena sejujurnya hari ini dia juga tidak terlalu bersemangat. Kedua pasuti itu sepertinya mendapat serangan yang tidak terduga. Keduanya berbaring di atas ranjang sembari sama-sama menatap langit-langit atap berwarna putih. Sepuluh menit yang lalu Jimin baru saja membaca pesan dari Jungkuk, bahwa pria itu akan berangkat ke Amerika siang ini.
"Jim...."
"Hmmm"
Nada mereka sama-sama putus asa.
"Bagaimana ini? Kau tidak punya cara lain agar Jungkuk tetap tinggal?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARBORETUM !
FanfictionJimin berfikir di hidupnya tidak akan pernah ada kata BAHAGIA. Namun ketika Kim Haneul datang, wanita itu membawa bahagia tapi sekaligus membuat Jimin harus merasakan luka yang lebih menyakitkan. Perebutan sengketa Arboretum membuat Jimin harus bany...