ARBO-21

648 73 11
                                    

Halo Chimmin, aku update tapi kemaleman ya 🤣 sorry karena harus ada drama laptop dan kerjaan aku yang gak ada akhlak banget :)

Tapi aku selalu usahain untuk update kok😊 oh ya Terimakasih untuk kalian yang udah nungguin arboretum 🙂 aku sayang kalian banyak-banyak 💋❤

Vote dulususeyo 🤗

Pagi ini sarapan keluarga Kim kembali lengkap atas kehadiran Haneul. Sebelum Jimin berangkat ke Spanyol beberapa hari yang lalu, Haneul meminta izin untuk menginap di rumah orang tuanya. Jimin setuju akan hal itu, bahkan ia memberi izin selama kepergiannya. Jimin berpikir jika itu adalah sebuah keputusan yang baik, bagaimana pun Jimin tidak akan membiarkan Haneul tinggal di apartemen sendirian.

Empat hari di rumah orang tuannya, kemampuan memasak Haneul meningkat drastis. Ia belajar bersama ibu dan asisten rumah tangga mereka. Bahkan kemarin sore Nyonya Kim menyewa seorang Chef ternama di korea untuk melatih kemampuan anak perempuannya itu.

Jika dulu Haneul belajar memasak karena terpaksa supaya Jimin tetap mengijinkannya berkarir lain halnya dengan sekarang. Haneul sekarang lebih tulus dan benar-benar ingin belajar memasak untuk Jimin. Ia ingin membuat Jimin bergantung kepadanya, tidak kepada Yoon Soyaa lagi.

"Rasanya lebih baik daripada kemarin, yang ini bisa di telan," ujar Tahyun mengunyah beberapa potong daging yang bercampur dengan roti. Korean Sandwich menjadi menu sarapan keluarga Kim pagi ini. Hasil dari rangkaian tangan Haneul selama satu jam akhirnya tersajikan juga. Sudah lebih dari sepuluh menu Haneul coba selama di rumah ini dan delapan puluh persen resep itu berhasil.

Kemarin, saat hari pertama Haneul pulang kerumah ia menyajikan sebuah Sup sederhana untuk makan malam Tahyun. Bukanya merasa senang, pria kelahiran bulan Desember itu justru hampir muntah karena memakan Sup yang rasanya seperti air garam. Tidak bertemu adiknya lebih dari sebulan ternyata tidak membuat Tahyun kehilangan kebiasaan dalam menggoda adiknya. Meskipun sekarang status Haneul sudah menjadi istri orang lain, tapi di mata Tahyun wanita itu adalah gadis kecil yag tidak pernah tumbuh.

"Ingin memuji saja harus malu," sarkas Haneul setelah menghabiskan satu gelas susu hangat.

Saat itu juga Tuan dan Nyona Kim tersenyum. Melihat kedua anak mereka yang sekarang sudah benar-benar dewasa tapi tidak pernah berubah kebiasaanya. Dulu saat makan seperti ini Haneul pasti menangis karena Tahyun mengambil jatah telur dan sosisnya dan pada jadwal makan selanjutnya Nyonya Kim tidak akan memberi Tahyun sosis dan telur hingga membuat Haneul kembali tersenyum.

"Aku itu kasihan dengan Jimin. Bagaimana keadaanya setelah hidup bersamamu? Pasti berat badannya menurun." Tahyun berucap seperti sedang mengandai-andai sesuatu karena mendongakkan kepalanya, menatap lampu kaca dengan hiasan super mewah yang menggantung tepat di tengah-tengah atap ruang makan.

"Sembarangan kalau bicara," Haneul menjeda ucapannya untuk mengambil botol Mayonise yang ada di hadapan Nyonya Kim. "Eh tapi mungkin iya, beberapa hari yang lalu dia pingsan di kantor. Sekretarisnya bilang Jimin kelelahan."

"Benarkah?" Tuan Kim bertanya lalu di jawab denga anggukan halus oleh Haneul.

"Ingatkan untuk istirahat Haneul-ah, kalian itu pengantin baru seharusnya memiliki banyak waktu untuk bersama."

"Benar, setidaknya sekarang itu kalian sedang memikirkan progam kehamilan," ujar Nyonya Kim meyambung.

Haneul hampir saja tesedak potongan tomat yang baru saja ia kunyah. Kehamilan? Astaga tiba-tiba sekujur tubuh Haneul merinding karena mengingat kejadian panas sebelum keberangkatan Jimin ke Spanyol. Segera ia mengambil gelas lain yang berisikan air mineral kemudian meminumya. Berharap air segar itu mampu menghanyutkan pikiran-pikiran buruk yang ada di kepalannya.

ARBORETUM !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang