ARBO-28

449 60 33
                                    

Yo. Hello Sayang 🤣
Sudah berapa bulan tidak bertemu dengan Imin? 🤣 si bucin Haneul

Siapa nih yang sampe lupa ceritanya saking terlalu lama? 🤣 kalau ada sama ya kita, aku sampe harus baca ulang wkkwwk beberapa ide malah ada yang ilang 🤣😭

Aku kesusahan up ini karena kebetulan sinyalnya jelek buanget 🤣😭😭😭

Selamat membaca ya? Bom komen, katanya rindu 😉

Jimin pusing, benar-benar pusing sekaligus frustasi. Ah atau semua ke gundahan yang ia rasakan itu akibat istrinya.

Mereka berdua sekarang sedang berada di bandara. Jelas untuk bulan madu yang di rencanakan pagi tadi. Jimin tidak main-main, dia hari ini akan membawa Haneul pergi ke tempat yang wanita itu inginkan menggunakan jet pribadinya.

Semua sudah siap. Hanya tinggal masuk kedalam pesawat, tapi masalah besar muncul. Haneul sepertinya sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja.

"Sayang... Kau makan apa saja memangnya?" Jimin terus memijiti tengkuk leher Haneul dan membantu untuk memegangi rambut caramel panjang yang terurai itu agar tidak mengganggu.

Haneul tidak menjawab. Wanita itu terus mencondongkan badanya ke arah Washtafel sembari berusaha keras mengeluarkan semua isi perut yang sangat menyiksa.

Sialnya, perut Haneul hanya berisi 1 lembar roti gandum dan segelas susu. Pun itu bisa jadi sudah di cerna dan di edarkan ke seluruh tubuh oleh darah. Yang wanita itu dapatkan hanyalah mulut pahit dan sedikit cairan keluar dari mulutnya.

"Sayang...."

Dengan sigap Jimin meraih tubuh Haneul yang mendadak lemas. Wanita itu masih bertumpu pada wastafel sedangkan saat Jimin menundukan kepala untuk memeriksanya wajah Haneul sudah begitu pucat.

"Kau sakit?" tanyanya sembari membasahi tangan kemudian mengusap mulut sang istri.

"Wajah mu pucat sekali."

Haneul hanya menggeleng, dia masih berusaha untuk mengatur napas. Tadinya wanita itu ingin mengajak Jimin keluar dari sini, tapi baru berhenti sekitar satu menit wanita itu mulai lagi.

Jimin masih setia memegangi rambut Haneul dan mengusap punggung istrinya. Dia tidak tega melihat Haneul kesulitan memuntahkan apa yang mengganggu wanita itu, sesekali Jimin memijit tengkuk leher istrinya. Agar lebih tenang.

"Ini tidak bisa di biarkan."

Jimin merogoh ponselnya untuk memanggil Para pengawal. Tidak lama, karena sepuluh detik kemudian dua orang andalanya menyusul masuk kedalam toilet.

"Kita batalkan penerbangan. Siapkan mobil, aku akan ke rumah sakit."

Namun Haneul justru menggeleng dan meraih baju Jimin untuk mecegahnya."Tidak Jim. Aku baik-baik saja—"

ARBORETUM !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang