Hallo, lama tak berjumpa ya. Hemmm jadi bulan kemarin aku positif Omicron, makanya aku menghilang lagi.Setelah itu aku selesain dulu TA karwna tahun ini aku mau lulus. Doain aku ya, semoga lancar sampai akhir. 😃
Maaf ya slow banget, karena vibe nulisnya hilang muncul, hilanmg muncul. Mungkin karena kurang interaksi jadi ayo kita selesaikan sama-sama 😄🤗
"Tidak jadi bekerja?"
Jungkuk menaikan salah satu alisnya heran. Tak disangka Soyaa akan menyambutnya dengan riang, sekalipun dia tau bukan pribadinya lah yang hendak disambut.
"Hai Love," sorot mata Jungku membuat seluruh bulu kudu Soyaa meremang. Dengn cepat wanita itu mendorong kembali pintunya penuh tenaga. Namun sayang, nyatanya kaki Jungkuk lebih lihai dan lebih dulu mengganjal. "Kenapa? Kau tidak merindukanku?"
"Pergi," tegas Soya tak kalah, ia turut memberi tatapan penuh kebencian.
Tentu Jungkuk tidak akan angkat kaki begitu saja. Pria itu menghela napas sembari memejamkan mata guna menata emosinya.
Dua detik berlalu, tiba-tiba Soyaa merasakan tubuhnya didorong, cukup keras sampai membentur dinding. Kedua netra mereka bersitatap. Soyaa dengan mata yang terlihat begitu membenci sedangkan Jungkuk terlihat menginginkan hal lain.
"Mau apa kemari lagi?"
"Menemui mu, memang mau apa lagi?" Kemudian Jungkuk mencondongkan wajahnya di depan telinga Soyaa. "Lebih tepatnya mau tubuhmu. Sudah lama, ayo bercinta sayang," ujarnya diakhiri embusan napas yang sedikit menggelitik leher dan telinganya.
Merespon itu Soyaa tertawa sinis, menyentakkan tangan Jungkuk dari bahu dan langsung mendorong pria itu kuat-kuat. "Kau ini bajingan yang tida tau malu atau apa 'ha?" kemudian Soyaa pergi sengaja menabrakkan tubuhnya agar terkesan sangat angkuh dan tidak perduli.
Belum sempat melangkah terlalu jauh, dengan cepat Jungkuk meraih lengan Soyaa, lalu mendorong wanita itu hingga terduduk di Sofa. "Kenapa kau terlihat jijik dan membenciku?" Jungkuk bertanya masih dengan posisi berdiri di hadapannya,
"Memang aku sangat jijik denganmu."
Pria itu terkekeh bersamaan dirinya melepas jaket. Hal itu sukses membuat jantung Soyaa berdetak nyeri. Bukan karena terpesona dengan lengan jungkuk yang semakin kekar dan berotot. Soyaa hanya mencemaskan dirinya karena sedang berhadapan dengan seorang psikopat. Jungkuk tidak perlu memiliki alasan untuk membunuhnya, jika mau pria itu bisa melakukannya sekarang juga. Mencekik langsung menggunakan tangan atau menusuk perutnya menggunakan pisau.
"Dengar ya jalangku sayang," pria itu mencondongkan tubuhnya kearah Soyaa, menumpahkan separuh bobotnya pada badan sofa. "Aku berusaha tidak marah karena kau menghianatiku. Apa? Menikah dengan Kim Tahyun? Cih yang benar saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARBORETUM !
FanfictionJimin berfikir di hidupnya tidak akan pernah ada kata BAHAGIA. Namun ketika Kim Haneul datang, wanita itu membawa bahagia tapi sekaligus membuat Jimin harus merasakan luka yang lebih menyakitkan. Perebutan sengketa Arboretum membuat Jimin harus bany...