ARBO-16

531 63 32
                                    

Halo Chimmin 💜

Apa kabar? 

Gimana yang pada daftar sekolah? Diterima ga sama Sekolah yang kalian impi-impiin? 

Kalo Mahasiswa yang naik semster gimana kalian? Sukses ngga UASnya?

Buat ibu-ibu bersuami beneran, gimana? Selama ini udah berapa resep baru yang kalian temukan? 

Semoga kalian dalam keadaan baik-baik saja ya :) 💜 Aku mau kasih 1 tokoh lagi nih di Arboretum, yang udah lihat Trailernya pasti tau yang belum muncul siapa? Hayo udah pada nonton kan? Kalo belum nonton ya wajib nonton dulu dong :) 😂

Jangan lupa klik laik dan suskrep ya wkwkwk :)

Happy Reading Chimmin 💜

Haneul sedang menerka-nerka pikirannya, mencoba mencari tau apa yang menjadi penyebab hatinya bisa segelisah ini. Berkali-kali ia menekan tombol power pada ponselnya menggunakan telunjuk kanan dan ibu jari sebagai penghalang agar ponsel tersebut tidak bergeser.

Setiap layar pipih itu menyala pasti menampilkan foto seorang laki-laki sedang berpose seperti seorang anak kecil. Pria yang memakai kemeja putih dengan dua kancing paling atas terbuka meperlihatkan kalung yang ia kenakan. Juga satu jari yang diletakan di pipi bagaikan pose anak kecil yang begitu imut, Haneul selalu terekeh saat melihat foto Jimin yang menjadi wallpaper ponselnya. Jimin itu tidak perah memakai satu cincin, minimal pasti ada 3 cincin di jari-jemarinya. Haneul juga sudah pernah mengingatkan, ia bilang aneh saja melihat pria yang memakai cincin lebih dari satu namun Jimin bilang cincin yang ia beli harganya puluhan milyar jadi sayang jika tidak di pakai.

"Apa dia sangat sibuk hari ini?"

"Jimin tadi pagi terburu-buru, dia juga tidak mencium keningku, apa sekarang dia sedang sibuk?"

"Astaga kenapa aku terlihat sangat merindukannya, menyebalkan sekali" gerutunya terus-menerus.

"Hahh, mukanya menyebalkan" Haneul membalik ponselnya kemudian melipat kedua tangan di depan dada.

Ternyata hanya karena Jimin tidak mengirim pesan saja membuatnya sampai seperti ini. Jimin memang akhir-akhir ini sangat sibuk mengurus beberapa pekerjaan yang sangat menumpuk. Ia bercerita pada Haneul jika sedang war atas sengketa tanah Arboretum yang pernah mereka datangi. Jimin sampai pulang larut malam, bahkan saat ia selesai menjemput Haneul pasti akan kembali bekerja. Ia pasti akan menyusul istrinya tidur pada dini hari dan pagi hari kembali berangkat bekerja.

Entah mengapa tapi akibat kesibukan Jimin belakangan ini membuat Haneul merasa aneh. Jika mengorek hati wanita itu semakin dalam kita akan menemukan sebuah kotak kecil berisikan rindu kepada Jimin. Haneul rindu sikap Jimin yang seperti anak kecil, Jimin yang selalu berbuat konyol, Jimin yang selalu menyita ponselnya saat Haneul tengan asik memilih pakaian di toko Online, terlebih lagi Jimin yang selalu berbuat manis kepadanya. Haneul merindukan sekecil apapun perilaku Jimin yang ternyata sekarang sudah menjadi bagian dari kehidupannya sehari-hari.

Haneul memandangi sebuah foto pernikahan yang ada di atas meja kerjanya, dalam frame itu ada seorang wanita memakai gaun pengantin warna putih dengan tangan menggandeng pria bersetelan Tuxedo terlihat sangat bahagia. "Wahh, sepertinya Jimin sudah benar-benar meracuni pikiranku" bahkan Haneulpun tidak sadar jika ia tersenyum samar.

Saat atensinya tengah fokus pada foto berukuran 25x30 centi meter itu, pasien terakhir Haneul hari ini akhirnya tiba. Masuklah seorang wanita paruh baya diantar seorang pria bersetelan jas kantor yang sangat rapi. Saat pertama kali melihatnya, Haneul hanya merasa jika mereka pernah bertemu, wajah pria yang ada di hadapannya ini terlihat tidak asing.

ARBORETUM !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang