ARBO-23

540 65 14
                                    

Hay, .maaf ya baru update 🙂 udah satu minggu ternyata aku ga update dan ARBO udah dua minggu baru update 🤭

Gak papa ya hehe, seminggu ini memang harus bolak balik RS terus, jadi baru biaa menulis kemarin.

Oh ya kalo ada typo maaf ya aku tidak cek lagi hehe 😁 BTW bacanya pelan-pelan ya karena bakal sedikit mengejutkan 🙂

Jangan lupa vote dan komen 🤗

Happy Reading Chimmin 💜

Jimin adalah satu-satunya alasan isi kepala Haneul berantakan. Memori-memori di otak wanita itu di dominasi Gwan Jimin di dalamnya. Untung saja sesi wawancaranya beberapa hari yang lalu bisa berjalan dengan lancar. Tentu lancar, semua orang tau kecerdasan, ketekunan dan tekat yang di miliki Haneul. Menjadi dokter VIP adalah salah satu wishlist-nya yang sebentar akan lagi di dapatkan. Ia melewatinya dengan lancar meskipun harus berusaha keras membersihkan sarang laba-laba di kepalanya yang berisikan Gwan Jimin.

Dari mulai di mobil sampai di rumah sakit Haneul sudah memperingatkan Jimin untuk tidak menjadi tampan selama hari itu agar Ia tidak terganggu dengan pesona suaminya. Namun itu tidak mungkin Jimin lakukan. Pertama Jimin menemai istrinya untuk interview, yang jelas ia adalah seorang Presdir. Kedua, rumah sakit itu adalah milih kakek Jimin dan Jimin juga berkontribusi terkait teknologi yang ada di dalam sana. Untuk yang ketiga, No Debate. Jimin itu sudah tampan secara alamiah, mau di buat berantakan seperti apa pun tetap saja tampan, malah jika Jimin berantakan itu justru membuat Haneul menjadi semakin pusing. Sangat seksi.

Hari ini juga sama. Seharusnya Haneul fokus menyiapakan beberapa kalimat yang akan di sampaikan untuk rapat pengangkatan dokter VIP nanti. Namun, sepanjang perjalanan mereka Haneul hanya fokus melirik Jimin yang sedang menyetir. Entah mengapa hanya melihat Jimin memegang benda bulat yang berfungsi untuk mengendalikan mobil yang mereka tumpangi itu terlihat sangat keren. Kemeja putih di buka dua kancing paling atas menunjukan leher jenjang yang di lingkari kalung berwarna Silver. Juga rambut under cut dengan warna baru yaitu blonde membuatnya semakin mempesona. Jimin tampan sekali hari ini, sugguh membuat Haneul terpana, masuk dalam ilusi ketampanan tapi itu memang nyata.

Berbeda dengan di dalam ruang pertemuan. Haneul terlihat lebih gugup sekaligus senang berdiri di belakang Profesor Ryu bersama dua dokter lainya. Hari ini bisa jadi hari terakhir Haneul menjadi dokter bedah Jantung biasa, karena besok posisinya sudah berbeda. Ruangan pun juga di pindahkan, ia akan berada di VIP Center milik AMC. Hanya mendapat sift pagi, melayani pasien-pasien tertentu, kedudukan yang lebih tinggi juga gaji yang meningkat. Akan tetapi yang membuat Haneul senang adalah target yang harus ia capai tahun depan sudah bisa di ceklist tahun ini, bukan karena koneksinya dengan Jimin atau karena cucu kesayangan Profesor Ryu. Tapi memang karena Haneul benar-benar Dokter yang berkompeten.

Haneul semakin gugup saat menyaksikan satu per satu dokter sebelumnya menerima penghargan dan sertifikat dari Profesor Ryu kemudian memberikan sepatah dua patah kata untuk formalitas sekaligus ucapan kebanggan. Ada dua dokter selain Haneul yang naik jabatan tahun ini. Satu dokter bedah umum, satu dokter spesialis saraf dan Haneul dokter spesialis Jantung. Dan lagi-lagi Haneul yang termuda.

Jimin di kursi jejeran petinggi atau pejabat rumah sakit terkekeh saat melihat wajah Haneul yang nampak begitu gugup. Ia sudah jauh lebih rapi saat ini, sudah mengenakan Jas juga dasi untuk menambah wibawanya. Duduk sambil menindihi kaki kirinya dengan kaki yang lain, terlihat sangat angkuh tapi tidak dengan wajanya yang dari tadi menahan tawa melihat istrinya. Haneul sendiri sengaja menghindari kontak mata dengan Jimin sekalipun pria itu duduk jelas, jauh di depan Haneul.

"Yang terakhir Kim Haneul." Ia tersentak kemudaian mulai berjalan di hadapan Profesor Ryu.

"Di angkat sebagai dokter VIP karena memiliki skil bedah yang baik, kinerja yang maksimal, tidak pernah melanggar peraturan, berhasil melakukan operasi Aorta Diseksi Stanford tipe A dua bulan yang lalu tanpa bantuan konsultan dari luar negri. Menjadi kasus pertama di Asan Medical Center dengan status keberhasilan 95%." Lanjut Profesor Ryu membacakan secuil prestasi Haneul yang membanggakan di iringi tepuk tangan yang meriah juga senyum kebangaan dari Jimin.

ARBORETUM !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang