ARBO-45

348 54 12
                                    

Hai Haloo. Dah pada nungguin ya?

Gimana Aeboretum? Makin panas kan 🤧🤣 dah bisa menebak belum siapa yang jahat awkowko

Plot twist apa lagi yang bakal muncul?????

Makasih ya sudah mau nungguin Arbo. Jangan lupa vote dak komen


Hanya butuh waktu lima belas menit bagi Jimin untuk menggengam tangan istrinya. Tak peduli meskipun sedang rapat, setelah menerima telepon kakeknya Jimin langsung menyabet jasnya kemudian menekan pedal gas dengan kecepatan penuh.

Jimin membuka tirai, sepasang netranya menemukan Haneul tengah mengusap perutnya. Jimin segera mendekat, meletakan satu tangannya di atas perut Haneul dan tangan yang lain membelai rambut.

"Bagaimana kata dokter? Apa Aegi terluka? Ada pendarahan?"

Haneul hanya menggeleng lantas tersenyum. "Tidak ada pendarahan, hanya saja mungkin akan terjadi memar di perutku."

Jimin menghela napas, lalu menjatuhkan bokongnya di kursi. Melegakan sekali. Pikirannya sangat kacau selama perjalanan menuju rumah sakit. Dia takut hal buruk terjadi pada istri dan anaknya.

Perlahan Jimin melepas jas dan melonggarkan ikatan menjerat di lehernya. Melempar Jas ke atas kaki Haneul kemudian menempelkan tangan Haneul di dahinya sembari di genggam sangat erat.

"Jangan khawatir Jim. Tidak papa."

"Kau bahkan kesakitan sampai berkeringat seperti itu masih bilang tidak papa?"

Haneul tersenyum, lalu mengusap rambut Jimin. "Maafkan aku, aku tidak sengaja. Berdiri tanpa menyadari perutku sudah sangat besar."

Jimin hanya diam, dia masih larut dalam pikirannya sendiri. Terjadi sekitar satu menkt Sampai pada akhirnya suara langkah kaki dan tarikan tirai memecah keheningan.

"Kau kenapa??????!!!!!!"

Haneul terkejut sebab tak dia sangka Tahyun akan datang lengkap bersama Soyaa di sampingnya.

"Oppa.... Soyaa-shi..."

Saat mendengar Haneul memanggil Soyaa, barulah Jimin menegakan kepala dan menoleh ke belakang.

"Soyaa, kenapa kau bisa—" kalimat Jimin terpotong saat melihat kenyataan bawah Soyaa dan Tahyun bergandengan tangan.

Jimin menunjuk sepasang tangan yang menyatu itu, "Kalian?"

"Kami berpacaran, sudah lama dan sebentar Jim...." Tahyun kembali memberi atensi kepada Haneul.

"Kau kenapa? Soyaa memberi tau jika Jimin pergi ke rumah sakit karena kau masuk IGD dan sepuluh menit kemudian dia meneleponku untuk datang kesini?"

"Nyonya kau harus berhati-hati," ujar Soyaa dengan iba.

Haneul tersenyum dan menggeleng.

"Maafkan aku membuat kalian khawatir,

"Aku buru-buru untuk berdiri dan perutku membentur meja. Tidak masalah Oppa, tidak ada pendarahan."

"Dia berbohong," potong Jimin segera dengan sorot mata yang masih memandang perut Haneul.

"Kau berbohong padaku Haneul."  Pria itu memejamkan mata sembari mengubah genggam tangan itu menjadi mencengkram. "Kau telah berbohong lebih dari tiga bulan."

Jantung Haneul berdegup kencang, pundaknya bergetar sebab Jimin memandangnya penuh dengan kekecewaan.

"Berbohong? Kenapa dia berbohong."

ARBORETUM !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang