Happy 11k readers ARBORETUM 😍
Hallo aku kembali lagi 😁 sempet hiatus bukannya fres malah tambah stres 😂Oh iya. Aku mau bilang. Ini baru rencana aja. Rencana tok ya. 🤣
Rencananya kalau gak Arboretum ya Mageia mau di bukukan. Salah satu aja sih di antara mereka. Tapi hatiku masih kuat di MAGEIA 🤣
Ayoo kalau mau Arboretum jadi Novel dan bisa di peluk support terus ya dengan vote dan komen kalian ☺ sebarin juga ke teman-teman. Racunin pokoknya 😍
Kita lihat gimana akhir dari Jimin dan Haneul 😋
Bohong jika Haneul membiarkan pesan semalam larut kemudian menghilang dari ingatannya seiringan pagi menggantikan malam. Tidak. Sekalipun Jimin meminta untuk segera istirahat, semalam otaknya tidak berhenti menerka-nerka kemungkinan apa yang telah atau akan terjadi. Risetnya semalam tidak terlalu lama karena Jimin keburu turun setelah menemui Jungkuk. Haneul hanya sempat membaca tentang SEGAC secara garis besar, yang Haneul tau mereka adalah Gengster.Pagi ini, sembari mengkonsumsi buah-buah segar, manik mata Haneul tidak beralih pada ponsel yang ada di tangannya. Ibu jari kirinya terus menggulir sebuah artikel panjang mengenai pokok pikiran yang telah ia masukan pada keyword. Aneh, tidak banyak artikel yang mengulas SEGAC dengan begitu detail. Hanya gambaran secara umum dan itu tidak cukup membantu.
"Pagi Love," sapa Jimin datang berbalut celana kulit hitam menutupi kaki jenjangnya dan sweeter warna biru muda semakin mempercerah warna kulit pria itu. Bukan berarti dia mencoba sembunyi dari masalah semalam, tapi Jimin memang pribadi yang ramah juga lembut.
"Ya. Pagi," balas Haneul dengan nada malas, tak lupa air muka yang sudah sangat masam. Wanita itu memasukan sepotong apel kedalam mulutnya.
Jimin turut duduk di samping sang istri, membiarkan beberapa detik di abaikan lalu beranjak untuk membuat segelas susu hangat.
Haneul tidak menyukai susu. Dia sedikit kesulitan mengkonsumsi susu untuk ibu hamil. Beberapa kali harus di paksa atau terkadang Jimin atau asisten rumah tangga yang membuatkan. Terlebih lagi di pagi hari, wanita itu pasti akan merengek mual sekalipun hanya menelan satu tenggakan.
"Lee Ajumma tidak membuatkan mu susu tadi sebelum pergi?"
Haneul melirik sinis sekalipun Jimin tidak melihatnya. "Tidak," jawabnya kemudian memasukan ponselnya ke dalam tas. Nihil, pencariannya pagi ini berujung sia-sia. Wanita itu menekuk kedua tangan di depan dada, sedangkan kakinya bertumpuk dengan kaki yang lain. Menyandarkan punggung untuk menyamankan posisi sembari menarik napas beberapa kali. Dia harus membuang badmood itu sebelum datang kerumah sakit.
Beberapa detik kemudian Jimin meletakan segelas susu hangat rasa stroberi di depan Haneul,"Jungkuk akan pergi ke luar negri untuk study-nya. Sudah tau?" lalu pria itu menarik kursi dan duduk di sebelahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARBORETUM !
FanfictionJimin berfikir di hidupnya tidak akan pernah ada kata BAHAGIA. Namun ketika Kim Haneul datang, wanita itu membawa bahagia tapi sekaligus membuat Jimin harus merasakan luka yang lebih menyakitkan. Perebutan sengketa Arboretum membuat Jimin harus bany...