Untuk kalian yang merasa part ini belum berubah, sebaiknya kalian menghapus cerita Arboretum dari daftar perpustakaan terlebih dahulu, kemudian ditambahkan lagi :)
syawul_
Jimin memandang Haneul dengan tatapan penuh tanda tanya. Manik mata yang mengintimidasi itu tidak membuat Haneul takut namun justru merasa iba. Jika memang benar orang yang sedang memandangnya ini adalah seseorang yang selalu ia rindukan, Haneul sangat bersyukur akan hal itu.
Namun rupanya Jimin tidak memiliki fikiran yang sama dengan Haneul. Kecurigaan telah memenuhi seluruh isi kepalanya, ia merasa bahwa wanita yang ada dibelakangnya ini sangatlah berbahaya.
"Jimin-na..." pria itu menjauh tepat sebelum tangan halus Haneul hampir menyentuhnya. Jimin menarik satu langkah mundur saat Haneul memberikan satu langkah maju. Tangan Jimin mengepal dengan sangat kuat, bahkan urat-urat di lengannya sudah mulai terlihat. Perasaan Jimin sedang beradu dengan logikanya, rasanya ingin menarik wanita yang sedang sekuat tenaga menahan tangis itu agar segera keluar dari sini.
"Kau salah satu dari mereka?" tanya Jimin sambil mengayunkan telunjuk kanannya menahan Haneuln agar ia tidak kembali mendekat.
"Apa maksudmu?" Haneul tidak mengerti kenapa Jimin sampai sekarang belum juga sadar akan kebenaran ini.
"Kau, kau pasti salah satu orang yang berencana akan membunuhku?" ia menyimpulkan begitu saja.
Keadaan di ruangan ini sudah tidak baik, Haneul tidak tau kenapa bisa menjadi seperti ini situasinya. Jimin juga tidak terlihat baik, ia sangat ketakutan. Tubuhnya yang masih dipaksakan berdiri itu bergetar, keringat mengalir membasahi setiap inch garis wajah tampannya itu.
"Jangan mendekat!!!" bentak jimin kepada Haneul. Mungkin saat ini hati Jimin sudah sangat bergejolak dengan semua yang ada di dalam pikirannya. Segala yang telah ia alami selama ini membuat Jimin selalu gegabah dan sering larut terbawa suasana. Baginya berhubungan dengan orang asing sangatlah berbahaya.
"Dengarkan aku dulu. Aku mengenalmu dan aku yakin jika kamu juga mengenalku." Langkah tipis yang Haneul lakukan perlahan mengurangi jarak mereka berdua
"Kamu Chimmy, tentu aku tau, karena aku yang memberimu nama Chimmy."
Jimin mematung saat kata-kata itu mulai masuk kedalam telinga dan diproses oleh kerja otaknya. Kebenaran telah terungkap, gadis yang telah meninggalkannya sebanyak dua kali ini sekarang telah kembali. Mereka kembali bertemu dalam waktu yang tidak terduga.
"Luka itu.... luka yang aku lihat, adalah luka saat kamu menyelamatkanku dari pecahan kaca yang tertempel di dinding rooftop. Pundakmu terluka dan saat kamu menyadari jika tubuhmu berdarah kamu pingsan" ujar Haneul meyakinkan.
Baik, segala gejolak yang dirasakan Jimin dan Haneul sekarang sudah mulai terjawab. Benar! Haneul adalah teman kecil Jimin, satu-satunya teman yang dimiliki dulu.
"Haneul?" ucap jimin lirih masih tidak percaya.
"Iya Jimin ini aku, teman mu."
Flash Back
Aku Gwan Jimin,
Aku bukan anak yang normal, katanya dibilang aku mengidap Mental Illnes. Nasib baik tidak suka padaku, jadi hidupku sangat menderita. Aku lahir didalam keluarga yang hancur, Ayahku seorang pecandu judi dan narkoba, lalu ibuku? Ibuku adalah tempat ayahku melampiaskan segalanya, nafsu, emosi, dan amarah. Tidak ada cinta diantara mereka berdua, dan aku? Aku tidak terlahir karena sebuah cinta, tapi berasal dari Nafsu ayahku saat ia sedang dibawah kendali alkohol.
![](https://img.wattpad.com/cover/211532136-288-k4331.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARBORETUM !
Fiksi PenggemarJimin berfikir di hidupnya tidak akan pernah ada kata BAHAGIA. Namun ketika Kim Haneul datang, wanita itu membawa bahagia tapi sekaligus membuat Jimin harus merasakan luka yang lebih menyakitkan. Perebutan sengketa Arboretum membuat Jimin harus bany...