Spesial part🍋(Arrav&Arsha).

1.1K 155 3
                                    

Pissa kasi spesial part untuk 1k pembaca yuhuuu.

*
*
*
*
*
*
*
*
Arrav satu nama yang selalu Arsha tunggu kehadiran pemilik namanya. Dulu saat Arsha masih kecil ia sudah terikat janji yang dibuat Mamanya untuk selalu merahasiakan nama itu, Arsha hanya mengiyakan permintaan Mama saat itu.Ia senang tentu tapi, seiring ia bertambah usia ia sadar bahwa kebohongan ini salah.

Saat ia menginjak bangku menengah pertama ada saat ia membenci Arrav, karena Arrav Abu dan Mama sering bertengkar, karena Arrav Abu sangat jarang pulang kerumah. Arsha benci? Ya. Tapi itu dulu. Sebelum pertemuan pertamanya dengan Arrav saat ia masuk rumah sakit karena terlibat perkelahian yang menyebabkan tulang lenganya patah.

"Saya benar-benar minta maaf atas nama anak saya pak Adriel" Ujar wanita paruh baya yang mengenggam erat tangan putranya, sedangkan anak wanita itu hanya menunduk takut menatap Adriel.

"Tidak apa, Arsha juga salah" Adriel menatap anak wanita di depannya itu, terlihat lilitan perban di kepalanya. Sepertinya mereka berkelahi dengan cukup kacau sehingga menyebabkan cedera serius akibat terjatuh dari tangga.

"Nggak!, Arsha nggak salah Abu. Dia bilang Abu nggak cinta sama Mama mangkanya Mama pergi! " Arsha berteriak marah sehingga mereka kini menjadi pusat perhatian di  UGD. Di tambah bisikan tak mengenakkan yang di dapat ibu dan anak itu yang bermasalah dengan Adriel. Hey siapa yang tidak mengenal Adriel si pengusaha agensi hiburan yang terkenal itu.

Adriel tertegun memang gosip buruk sedang menghampirinya akibat kematian Meylan yang mendadak disaat Arsha, dan putranya yang lain masih kecil saat itu Arsha dan Arka berumur empat belas tahun, sedangkan Artha enam belas tahun.

"Maaf.. Pak maafkan anak saya"wanita itu kini bersimpuh di bawah kaki Adriel membuat Adriel refleks mengangkat tangan wanita itu dari sepatu miliknya.

" Ma.. "Panggilan anak itu tak di gubris oleh mamanya.

" Jangan seperti ini saya memaafkan anak anda, Arsha jangan seperti tadi ya"Arsha mendengus lalu turun dari ranjang yang ia duduki lalu berlari keluar menghiraukan panggilan Adriel.

Arsha tak memerhatikan jalannya ia sibuk menoleh ke belakang apakah pengawal Abunya itu masih mengejar dirinya setelah dirasa aman ia berbelok namun naas ia menabrak anak laki-laki yang menyebabkan permen yang di bawanya terjatuh berserakan di lantai.

"Permen! " Pekik anak itu memungut permen yang menggelinding ke bawah kursi tunggu rumah sakit menghiraukan Arsha yang terpaku anak itu bukannya marah padanya ia malah mengejar permen.

"Maaf, gue kagak liat lo" Arsha mencoba membantu memungut permen itu walaupun ia cukup kesulitan akibat tangan kirinya yang di perban penyanggah entah apalah itu namanya, Arsha meringis ngilu Arsha pikir ini akibat ia yang berlari cukup kencang dan menabrak orang.

"Jangan bang, tangan abang masi sakit 'kan?, lagian udah Arrav ambil semua kok" Arsha lagi-lagi membeku menatap wajah yang ia kenali. Rambut coklatnya, mata kecil dengan manik coklat terang di dalamnya itu Arsha mengenalnya dia Arrav, foto anak kecil yang ia lihat di buku diary mamanya.

"Kam--" Kalimat Arsha terputus saat Arrav menarik tangan kanannya menuju ruang penyimpanan barang bahkan permen yang Arrav genggam terlepas begitu saja.

"Kok kesini? "Tanya Arsha tak mengerti sedangkan yang ditanya hanya menunjukkan cengiran manisnya membuat Arsha gemas sendiri.

" Ada Umi, nanti Arrav nggak di bolehin makan permen, tapi permennya ketinggalan"ujarnya polos membuat Arsha ingin membawanya pulang ia melupakan fakta bahwa dirinya tak lagi membenci Arrav saat manik hijaunya menatap manik coklat yang membuatnya merasa nyaman.

For our Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang