Cerita||24🍋

809 118 54
                                    

Happy reading guys💚
Jangan lupa tinggalkan jejak ye🐹
*
*
*
*
*
*

"Setiap anak ingin memiliki keluarga yang sempurna, tapi tidak semua anak memilikinya"
#Brokenhome#

°°°°°°°°°°°°°°°°
Setelah insiden Arrav yang menabrak pintu sehingga menimbulkan memar di dahinya cukup parah mengingat Arrav rentan infeksi ia pulang di jemput oleh Artha yang tiba-tiba datang ke UKS setelah Arsha mengirim pesan bahwa ia ada rapat OSIS sehingga di gantikan oleh Artha yang baru pulang dari kampus.

"Kenapa bisa memar gini sih? Nanti Abu ngeintrogasi lo sampe akar-akarnya baru tau" Dumel Artha menggeser poni Arrav sehingga menampakkan memar yang sudah membiru.

"Ya namanya nggak liat ada pintu gimana sih ish! " Artha mengerjap adiknya sedang marah kenapa lucu sekali pikirnya.

"Makanya mata di pake jangan buat jadi pajangan aja" Sepertinya Artha sangat gemar membuat Arrav kesal, sudah tahu mood adiknya sedang buruk namun ia sengaja terus mengomel sepanjang perjalanan jalan kenangan nggak jalan pulang.

"BANG!, mau eskrim itu" Pekik Arrav antusias membuat Artha hampir serangan jantung sepertinya ini karma karena ia yang tadi pagi mengejutkan Arka.

"Yaelah beli yang higenis aja dah yang mahal sekalian" Ucapan Artha membuat Arrav cemberut ia ingin membeli eskrim serut di pinggir jalan itu namun selera orang kaya disampingnya ini berbeda yang katanya nggak higenis lah apalah banyak alasan.

"Yaudah pulang aja Arrav capek mau tidur" Lalu ia menghadap ke kaca membelakangi Artha ceritanya ngambek.

"Kek cewek lo yaudah ikut gue terserah lo mau beli apa"

"Seriously!" Sedangkan Artha hanya menganggukan kepalanya.

Menyesal satu kata yang dapat melambangkan perasaan Artha saat fakta yang baru ia ketahui Arrav kalau belanja seperti emak-emak semua di beli liat yang menarik sedikit langsung di beli benar-benar.

"Arr lo beli kok yang aneh-aneh sih ini sikat WC untuk apaan coba sikat gigi!"

Arrav hanya cengat cengir tidak tahu saja misi Arrav hari ini adalah menghabis uang jajan Artha hitung-hitung perayaan untuk masuknya sang kakak tertua di Universitas yang katanya wah itu.

"Makanan kesukaan bang Arka apa bang?"

Senyum Artha terbit ini yang ia suka dari Arrav sifat adiknya yang tidak pendendam walaupun ia tahu hati kecil anak tersebut juga terluka jika mendengar kata pedas dari Arka.

"Nah itu dia, omong-omong Arsha sama Arka dibeliin kok gue kagak?"

"Beli sendiri sana punya tangan 'kan?" Bibirnya mencebik tega sekali Arrav.

"Yaudah gue tinggal" Final Artha meninggalkan Arrav sendirian namun tak berhasil sebab ia tak tega ukh rasanya Artha kesal terhadap dirinya sendiri.

Arrav menyunggingkan senyum siapa yang tega meninggalkan pria setampan dirinya.lihatlah sekarang Artha sudah berdiri di sampingnya lagi dengan wajah tertekuk.

"Ada telpon masuk, gue kesana bentar ya awas ilang" Peringat Artha  sebelum pergi kakaknya kira ia masih kecil apa huh menyebalkan. Tungkai jenjangnya ia arahkan pada lemari pendingin yang menampakkan jajaran minuman yang tersegel rapi.

For our Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang