Cerita||31🍋

743 112 79
                                    

Happy reading guys💚
Jangan lupa tinggalkan jejak yaa🐹
Luv
*
*
*
*
*

"Would that be alright. Hey, would that be alright? "
🎶To the bond.

°°°°°°°°°°°°°°°°
"Kenapa harus Arrav pak?" Pertanyaan Arrav membuat pria yang menjabat sebagai kepala sekolah itu melepas kasar kacamatanya dan membanting nya cukup keras di meja hingga berbunyi nyaring di ruangan dingin yang Arrav masuki sekarang.

Menghela nafas lelah kepala sekolah lalu menjawab sambil terus menatap intens wajah Arrav.

"Kamu tau 'kan, Aghata belum berpengalaman di perlombaan Internasional ini. Belum lagi lawannya dari berbagai negara kamu mau sekolah kita malu karena satu kesalahan yang di perbuat Aghata hah?"

Arrav jadi ikut gusar memang benar Aghata belum pernah sekalipun  mengikuti ajang Internasional paling ya Nasional tapi kalau belum di coba kenapa pak kepala sekolah sangat tahu bila Aghata gagal apa beliau sudah melakukan time traveler, tidak bukan.

"Emang bapak tau masa depan? Yakin banget Aghata gagal padahal belum di mulai perlombaanya"Arrav membalas sengit bisa saja ia langsung mengambil tawaran ini, tapi ia tidak ingin mengecewakan Aghata.

"Arrav, Arrav ini bukan masalah kecil . Dan saya tanya apa kamu yakin Aghata berhasil?"

Pemuda beriris coklat itu terdiam lalu dengan mantap menjawab pertanyaan pria di hadapannya.

"Yakin, karena bapak nggak tau gimana perjuangan dia buat bisa lolos seleksi ini, kalau bapak ragu kenapa Aghata lulus seleksi padahal soalnya sudah setara Internasional loh pak"

Sekarang kepala sekolah yang terdiam, namun pria itu menggeleng menatap serius Arrav membuat Arrav sedikit takut wajah ayah Zay ini menyeramkan sekali pantas saja anaknya seperti hantu kolor ijo, menyeramkan plus ngeselin.

"Terserah tapi saya mau kamu yang akan ikut kompetisi itu,Liu mengundurkan diri sekarang Aghata harapan sekolah jadi saya dan para guru sepakat untuk menggantikan Aghata dengan kamu"

Keras kepala sekali pria di hadapannya ini membuat Arrav frustasi apa yang harus ia lakukan sekarang menerima keputusan ini oh tidak itu hal yang buruk.

"Pak.. Saya mohon Aghata pasti bisa dia itu gadis yang pintar pak"

"Tidak, kembali ke kelas dan belajarlah dengan giat"

Kalimat kepala sekolah menjadi akhir dari percakapan panas mereka Arrav buru-buru keluar setelah mengucap salam ia merasa panas jika berlama-lama di dalam ruangan pria itu, saat membuka pintu Arrav terkejut mendapati Aghata yang juga hendak membuka pintu.

"Loh, Arrav ngapain disini? Lo yang di panggil kepala sekolah tadi ya?" Arrav menatap sekitar tak berani menatap wajah Aghata dirinya merasa bersalah sudah menghancurkan mimpi Aghata.

"Gue duluan"

Pamit Arrav merasa menjadi pengecut saat ia menghiraukan panggilan Aghata.

Sudah setengah jam ia berada di kelas menunggu kehadiran Aghata dan mencoba menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kebetulan jam kosong.

For our Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang