Happy reading guys🐭
Typo maafkan saya:)
*
*
*
*
*
*
*
Trringgg!Bunyi alaram agaknya tak juga dapat mengganggu tidur seorang pemuda bersurai coklat yang tengah bergulat dengan selimut nya itu. Sudah lebih dari sepuluh kali alaram itu berbunyi sedangkan sang empu yang menyetel alaram bejibun itu tak juga bangun.
Pintu kamar berwarna putih tulang itu terbuka menampilkan sosok paruh baya yang sudah rapi dengan jas kantor , ia menggeleng tak percaya melihat putranya itu sangat sulit untuk di bangunkan oh ayolah ia sudah berapa kali mematikan alaram itu dan membangunkan anak nya tapi sang anak tak juga bangun dasar kebo.
"Arrava Caturazka, BANGUNNNN!!, ini sudah lewat jam enam Ar kalau nggak bangun juga Abu bom kamar ini! " Teriak Adriel dengan ancamannya ia sudah terlalu gemas sekaligus kesal dengan sifat kebonya Arrav.
"ABU.... APA APAANSIH" Arrav tersentak bangun saat kakinya ditarik hingga keluar ranjang sehingga kakinya berada di luar ranjang itu posisi yang sangat tidak nyaman gerutu Arrav sambil mengucek matanya yang mengabur tiba tiba, akhir akhir ini matanya sering bermasalah entahlah mungkin minusnya bertambah tapi dia ma sabodo.
"Ini jam enam lewat kamu mau terlambat katanya hari ini kamu ada kumpul pagi di sekolah" Seketika Arrav membuka matanya lebar lebar seperti ingin keluar dari tempatnya ia menyambar handuk lalu melihat jam masih ada waktu sedikit, "Abu... Nunggu di bawah aja Arrav bakal cepet kok" Adriel hanya tertawa menjawab ia jadi teringat diri nya dulu yang sering terlambat ke sekolah.
"Sudah siap kan semuanya? " Adriel bertanya pada Arrav yang masih sibuk mengabsen satu persatu properti MOS yang akan ia gunakan sebagai syarat ketentuan dari panitia yang suda ada.
"Sudah bu ayo jalan " Serunya senang
"Kamu belum sarapan kan? " Wajah Adriel kini tampak khawatir ia tak suka melihat anaknya seperti ini karena ia takut anak nya sakit walaupun Arrav itu sangat jarang sakit sekali sakit kita bisa jantungan."Abu tenang aja Arrav nanti bakal makan di kantin jadi jangan khawatir" Ucapnya menenangkan Arrav, Adriel hanya menghela napas pasrah"tapi janji kamu harus baik baik aja di sana mengerti"Arrav tersenyum mengangguk semangat membuat hati Adriel sedikit tenang tak lama mobil mewah berwarna silver itu melaju ketempat tujuan.
♡´・ᴗ・'♡
"Tadi malem Abu nelpon lo sha? Tanya Arka sambil sesekali melihat siswa siswi baru yang tampak lucu dengan properti MOS yang mereka gunakan.
" Iya katanya Abu bakal pulang nanti malem jadi kita harus ada di rumah katanya Abu mau ngomong sesuatu yang penting sama kita"jelas Arsha tatapannya tak teralihkan dari data yang ia baca. Arka mengerutkan keningnya jarang jarang Abunya mengumpulkan mereka seperti ini mengingat mereka sama sama sibuk tak pernah ada waktu bersama sekalinya ngumpul pasti membahas hal yang penting, apa jangan jangan tentang foto itu batin Arka.
"Woy bengong mulu kesambet baru tau rasa " Arsha terkekeh melihat wajah kesal Arka "apaan sih gue mau pergi baek baek lo di sini jangan kabur dari tugas lo sebagai waketos" Arka pergi meninggal kan Arsha yang sendirian yang sedikit kesal dengan berkas yang harus ia selesaikan sedikit lagi.
"Arka nggak setia kembaran lo ninggalin gue! " Teriak Arsha keras membuat ia mendapat tatapan tajam dari beberapa anggota panitia ia meringis merasa takut melihat tatapan itu"sory guys sewalow dong "cengir Arsha.
Arrav merasa sangat gerah di jemur di bawah matahari yang sedang terik terik nya walaupun sehat ini lumayan panas.
" Masih mau buat masalah lagi hah?! "Bentak sangan ketua osis yang ia tahu bernama Vian itu kepada mereka Arrav hanya menatap seniornya dengan tatapan yang sulit di artikan , ia hanya ketahuan memakan jambu di pohon belakang sekolah karena ia lapar eh malah di jemur bila ia masih bisa membawa jambu itu mungkin ia tak akan se jengkel ini karena ia sudah susah memanjat pohon jambu yang cukup tinggi dan tua itu.
" Kamu lagi masih murid baru udah berani nyolong Jambu nggak di kasih makan apa sama orang tua kamu hah!? "Telunjuk itu tepat mengarah pada wajah tampan nan polos Arrav membuat Arrav sepontan menggigit tangan itu entah lah ia lapar sekarang.
" EH.. ANJIR ASTAGFIRULLAH lepas lo kira tangan gue apaan main makan aja! "Yang lain hanya tertawa melihat tingkah mengejutkan Arrav mereka tak menyangka bahwa pemuda itu akan memakan jari sang ketua osis yang terkenal sangat galak itu dari cerita yang mereka dengar tentang masalah Arrav yang menyolong jambu mereka yakin bahwa remaja sangat kelaparan.
" LO!!.. -"ucapan kemurkaan Vian terhenti karena Arsha wakilnya menahan dirinya untuk memarahi habis habisan junior yang sudah menggigit jarinya hingga mau putus rasanya dengan wajah tanpa dosanya.
"Lo istirahat dulu deh masih pagi udah marah marah aja kasihan mereka ngeliat seniornya galak bener" Arsha mengakhiri kalimat nya dengan kekehan, Vian menghembuskan nafasnya pelan lalu menatap watados milik Arrav "tapi ni bocah dia udah nyolong jambu diem diem makan jari gue pulak emang nggak ada takutnya di bocah " Vian masih kesal dengan tindakan Arrav terbukti ia masih ingin mengomeli Arrav kembali.
"Udah biar itu gue yang urus udah gih mending lo obatin jari lo takutnya nanti putus" Sontak semua murid yang bermasalah di hari pertamanya tertawa tak terkecuali Vian yang pergi dengan wajah kesal.
Arsha kini fokus pada yang lain"yang lain di sini sampai saya suruh selesai kamu ikut saya mengerti"yang lain mengangguk lalu menatap kepergian teman barbar nya itu dengan prihatin.
"Kamu kenapa bisa nyolong jambu ha kamu nggak tahu itu udah jadi kasus pencurian terus kenapa bisa kamu gigit jari vian hem? " Tanya Arsha lembut menatap wajah teduh juniornya yang ia tahu bernama Arrava itu.
"Laper." Jawabnya singkat karena itu memang kenyataan Arsha tersenyum sedangkan teman nya yang berada diruangan yang sama tertawa .
"Emang lo nggak di kasih makan ama ibu lo di rumah? " Tanya senior lain dengan tawanya sedangkan yang lain hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan temannya itu.
"Ibu saya udah pergi dari saya kecil" Jawaban kelewat santai Arrav membuat yang lain sontak terkejut seketika ruangan yang tadi sangat ribut mendadak hening mereka semua merasa bersalah tapi melihat wajah Arrav yang santai dan biasa saja membuat mereka ragu.
Tetapi Arsha tahu di balik wajah santai serta mata teduh itu menyimpan kesedihan yang mendalam apa yang harus ia lakukan takdir mereka sama kehilangan ibu yang sangat di cintai tetapi dengan waktu berbeda ia menatap teman nya yang lain dengan tatapan tajam lalu menarik tangan Arrav keluar dari ruangan orang orang tak tahu diri itu.
Karena ia juga entah mengapa merasakan kesedihan juga walaupun mereka bukan saudara tetapi itu sangat menyakitkan.
**************
Jangan lupa vote kritik dan sarannya.
Semoga kalian suka dengan chapter ini.
Jejak nya ya🐭Salam sharkyang dari pissa🐭.
KAMU SEDANG MEMBACA
For our Brother✔
Ficção AdolescenteDi Larang Plagiat❗. Melody itu?...... Ah.... gue jadi rindu sama tu bocah. Dia.. yang selalu tersenyum sehangat mentari Tetap tegar di ganasnya takdir yang ia lalui Walau begitu, dia tetap ceria sehingga tak tahu Bahwa kemungkinan terburuk sedan...