Cerita ||6🍋

1.2K 160 5
                                    

Happy reading guyss🐹
Jangan lupa tinggalkan jejak ya💚
*
*
*
*
*
*
*
     "Hiduplah seolah kamu mati besok,       Belajarlah seolah kamu akan hidup selamanya"
                         ~Mahatma Ghandi~

*****
Matahari tampak timbul dengan malu malu di singgasananya menggantikan tugas sang Bulan. Artha sampai tak sadar hari sudah menjelang pagi, sepanjang malam ini Artha hanya diam duduk tenang di balkon kamarnya di temani gitar kesayangannya memainkan melody melody indah dari setiap petikan.

Niatnya hanya ingin berkencan sebentar dengan gitarnya untuk mengalihkan pikiran malah kebablasan hingga pagi, Artha mengakhiri acara bermainnya dengan petikan asal hingga menyebabkan gaduh kamarnya sesaat, ia meletakkan asal gitarnya lalu merampas ponsel di nakas dengan kasar.

"Yo!, Bro tumben nelpon pagi pagi kangen ya? "

"Bacot! " Jawabnya ngegas.

"Upss, santuy bro. Hah... Ada apa lagi hmm? " Tanya pemuda di seberang sana seakan tahu apa yang di inginkan sahabatnya itu melihat bagaimana sikap Artha yang sudah seperti cewek Pms.

"Bisa.. Lo cari tahu tentang Arrava? "

"Arrava? Arrava yang lo maksud itu yang mana soalnya 'kan nggak cuma satu yang namanya sama kayak yang lo sebut"

Sial, Artha sama sekali tak tahu nama lengkap adik barunya itu. Tunggu adik?, ya kurasa mulai saat ini Artha harus mulai menerima kenyataan bahwa keluarganya akan kedatangan anggota baru.

"Arrava... Yuvizar" Terasa pahit saat ia harus menyebut nama itu dengan nama keluarganya seakan hati miliknya tak Terima akan hal itu.

"....... Ok, gue akan usaha buat cari, lo tenang aja, nanti gue kabari lagi"

"Thanks"

Setelahnya ia memutuskan panggilan tersebut secara sepihak tanpa menunggu balasan sebelumnya.

Tungkai miliknya ia arahkan menuju kamar Arsha terlebih dahulu karena saat ia kembali kerumah larut malam dengan menyeret Arka , ia belum sempat melihat berbicara pada Arsha.

Malam itu saat ingin membuka kamar adiknya itu Artha di kejutkan dengan sosok ayahnya itu akan tetapi ia melah melengos masuk kedalam menghiraukan tatapan sendu pahlawannya itu, ya dulu.

Artha berjalan mendekati gorden lalu menyibak nya membiarkan cahaya matahari masuk keseluruh kamar Arsha dapat ia lihat ranjang Arsha yang sudah rapi.

"Mas makasih udah ngompres Arsha, sekarang Arsha udah baikan, Arsha pergi sekolah ya mas maaf nggak pamit soalnya Arsha mau sekolah nanti ketemu mas malah ngga di bolehin hehe:'). Asslamuaikum. "
                                                Arsha.

Artha hanya menatap sendu kertas itu wajah lelahnya dia usap dengan kedua tangannya entahlah mulai hari ini ia dan yang lainnya akan menghadapi nya bersama sama benarkan apa yang perlu di takutkan? .

                                      ♡´・ᴗ・'♡

"ARRAV!, tungguin njir"Arrav mendengus mendengar teriakan Evan dasar nggak tahu apa telinga Arrav bisa pekak gara gara teriakan miliknya.

" Cepetan! Gue nggak mau telat lagi kapok gue dapat hukuman pulang terakhir"mengingat hal itu Arrav menjadi kesal sendiri dengan ketos songong yang di temui nya di sekolah.

"Sabar Arrava baju gue belum di masukin ni, baju lo pun entah apa panjang amat" Hah sabar Arrav emang nggak tahu diri si Evan ini sudah numpang tidur nggak bawa baju sekolah lagi padahal dia ini orang berada punya apartemen sendiri tapi katanya nggak mau sendiri keliatan sekali jomblonya.

For our Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang