Happy reading guys🐹
*
*
*
*
*
*
*
"Hati hati di jalan ya Ad jangan ngebut ngebut utamakan keselamatan" Nasihat Adam kepada adik iparnya yang akan membawa pulang putranya Arrav."Iya mas, aku dan Arrav pulang dulu ya " Pamit Adriel kepada kakak iparnya yang sudah ia anggap kakak kandung itu, sementara Umi Ely masih memeluk Arrav yang di peluk hanya pasrah.
"Baik baik sekolahnya di rumah jaga kesehatan jangan pecicilan ingat" Sang empu yang di nasihati mengangguk dengan malas ia sudah sering dapat wejangan dari Umi dan Abi kalau sudah mau pulang.
"Iya Umiii" Kini Arrav beralih pada Thoriq dan Khafa seketika senyumnya mengembang.
"Mas Thoriq Khafa Arrav yang ganteng pulang dulu jangan kangen ya nanti nggak bisa tidur" Ucap Arrav dengan cengiran khasnya.
"Idih amit amit kangen ama lu" Ketus Khafa yang sepertinya masih marah kepada Arrav, Arrav nya ma sabodo.
Thoriq menyentil kening Khafa pelan sehingga membuat adiknya kesal enak aja dirinya yang di sentil batin Khafa dongkol tak terima,memang sedari dulu Arrav dan Khafa tak pernah akur waktu ketemu kucing kucingan waktu pisah kangen kangenan kan nyalah namanya.
"Hati hati Ar jaga mata di sekolah baru sana" Pesan Thoriq Arrav hanya mengangguk lalu tersenyum jahil kepada kakak sepupunya itu.
"Kalau begitu kami pamit Assalamu'alaikum" Salam Adriel dari mobil yang perlahan melaju meninggalkan halaman luas milik keluarga Adam.
"Waalaikumsalam" Jawab mereka, tiba tiba mereka di kejutkan dengan kepala Arrav yang nyembul dari kaca mobil.
"Umi, Abi, mas Thoriq, Khafa Arrav pulang jangan rindu Arrav dadah" Teriak Arrav dengan heboh sedangkan Abi dan Umi hanya geleng geleng kepala.
Di perjalanan mereka kali ini di penuhi tawa Arrav sehingga Adriel tersenyum perjalanan yang menyenangkan jika bersama putranya yang menggemaskan ini tak pernah sepi jika ada Arrav karena anak itu pasti akan mencairkan suasana dengan lelucon miliknya.
"Abu..... " Panggil Arrav pelan Adriel menoleh lalu tersenyum. "Ya? Ada apa Ar? " Tanya Adriel yang kembali fokus ke jalanan.
Arrav tampak berpikir salah tidak jika ia ingin mengungkapkan isi hatinya. "Arrav rindu Uma" Seketika Adriel membeku mendengar penuturan anaknya rasa bersalah mendadak hinggap di dirinya ia sekarang jarang menemui makan Almarhumah istrinya itu apalagi meluangkan waktu lebih pada Arrav ia sibuk dengan kerja sehingga melupakan semuanya.
"Maaf... Maafin Abu jarang pulang, Abu memang ayah yang tak baik" Arrav yang mendengar menjadi bersalah ia tak menyalakan ayahnya yang jarang ada waktu padanya ia hanya ingin mengungkapkan suara dari hati kecilnya.
"Abu kenapa minta maaf Abu nggak salah jangan salahkan diri Abu bagaimanapun juga Abu adalah Ayah terbaik Arrav sampai kapan pun" Ungkapnya dengan semangat seketika suasana berubah menghangat.
Adriel tersenyum ia terharu dan bangga pada Arrav tetapi ia juga merasa bersalah karena sebuah fakta yang dapat menyakiti anak tersebut.
" Maaf sampai kapanpun Abu tak akan bisa menjadi ayah yang baik untuk Arrav,, Ira maafkan aku"batin Adriel menyesal."Abu?... Kita mau kemana arah jalan pulang udah lewat" Adriel tersadar dari lamunannya pria berdarah timur Tengah itu menatap lembut putranya.
"Gimana kalau kita jalan jalan nyobain kuliner di sini udah lama kita nggak makan di luar gimana? Tanya Adriel Arrav mengembangkan senyumnya dengan wajah berbinar.
" Kuy gass ayo! "Semangat Arrav membuat Adriel gemas mengusap rambut coklat Arrav yang sama seperti milik Almarhumah istrinya.
♡´・ᴗ・'♡
Di sebuah lapangan basket tampak seorang pemuda mencoba memasukkan basket kedalam ring ia menghiraukan tetesan keringat yang sudah membanjiri tubuhnya.
Brakk!
"Shit..! " Umpat pemuda beriris hijau itu ketika bola yang di lempar meleset dan mengenai ring.
"Cukup! Lo mau ngerusak tubuh lo kalau mau mati lompat gedung sekalian! " Pemuda itu tersentak kaget saat melihat saudara kembarnya yang tak identik berbicara seperti itu ia tahu jika kembarannya sudah berbicara kasar berarti ia tengah marah.
"Hah.. Hah sewot mulu lo" Ucapnya dengan datar lalu meneguk habis air yang di berikan oleh Arsha saudara kembarnya.
Arsha tampak menghela nafas emosi nya kini mereda ia tak bisa marah lama lama menurut nya itu bukan dirinya. "Kalau lo ada masalah cerita jangan kayak gini ngeporsir tubuh lo buat main ingat lo manusia bukan robot ada gue yang selalu siap dengar keluh kesah lo gua kembaran lo gue tahu persaan lo" Arsha mengucapkan kalimat dengan lembut membuat Arka luluh ia tak pernah bisa menghindar dari Arsha apapun itu ia tak akan bisa.
"Sorry... Gue cuman mau nenangin hati gue ada sedikit masalah" Arsha menatap Arka lekat ia tak percaya tapi ia mencoba maklum mungkin ia akan menunggu Arka untuk siap bercerita dengannya.
"Kenapa hati lo? gara gara di cuekin Anggrek ya" Tuduh Arsha dengan senyum jahilnya membuat Arka mendadak salah tingkah lihatlah wajah itu memerah di ekspresi datarnya, Anggrek adalah anak pramuka yang anggun dan penyayang mereka saling suka tapi dalam diam sehingga semua orang di Sekolah Cakrawangsa School di buat gemas oleh tingkah mereka, Arka si wajah dingin dan Anggrek si penyayang.
Itu sebutan buat mereka Arsha tertawa bersama Arka yang wajahnya sudah mulai kesal sejenak mereka melupakan masalah yang terjadi .
Arka menatap senja ia berdoa semoga foto perempuan dan seorang anak bayi di gendongannya bukanlah siapa siapa ayahnya ya semoga saja.
"Abu semoga pikiran burukku itu hanya pikiran ku bukan kenyataannya, ya semoga"
Flashback*
Arka menatap ruang kerja ayahnya yang berantakan karena di tinggal kan begitu saja katanya ada urusan sangat penting Arka memaklumi karena ayahnya itu seorang pekerja keras yang sibuk untuk mengurusi ke tiga anak nya kakak nya Artha dan dirinya beserta saudara kembarnya.
Saat ingin merapikan berkas tiba tiba terjatuh setumpuk kertas Arka mengambilnya perlahan tetapi tangannya berhenti seketika ketika melihat foto lama seorang perempuan cantik berhijab beserta seorang bayi di gendongannya Arka membeku itu bukan foto mamanya jadi siapa perempuan itu?.
Arka mengambil foto itu lalu mebalikkan ke bagian belakang foto itu ada sebuah tulisan disana.
"Ira&Arravku"
Arka memandang sendu foto itu lalu menyimpannya di sakunya ia yakin bayi itu bukan dirinya apalagi kedua saudaranya.
"Arrav ,Ira siapa lagi itu Abu mengapa banyak rahasia yang tidak kami ketahui darimu kumohon bahwa mereka ini bukan siapa siapa mu Abu".
Flashback off*
*****************
Jangan lupa vote dan juga keritik sarannya.
Semoga kalian suka chapter ini.Salam sharkyang dari pissa🐹
KAMU SEDANG MEMBACA
For our Brother✔
Teen FictionDi Larang Plagiat❗. Melody itu?...... Ah.... gue jadi rindu sama tu bocah. Dia.. yang selalu tersenyum sehangat mentari Tetap tegar di ganasnya takdir yang ia lalui Walau begitu, dia tetap ceria sehingga tak tahu Bahwa kemungkinan terburuk sedan...