Cerita||37🍋

936 122 106
                                    

Happy reading guys💚
Jangan lupa tinggalkan jejak ya🐹
Luv.
*
*
*
*
*
*

"I feel okay when i see you smile, smile"
🎶Dandelions🎶

°°°°°°°°°°°°°°°°
"Mau main bareng lagi, hmm?"

"Iya!" Jawab Arrav semangat saat melihat siluet sang Ibu di hadapannya.

"Yaudah sini duduk sama Umma" Wanita berhijab itu menepuk sisi kanan kursi itu menyuruh sang buah hati untuk segera duduk dengan senang hati Arrav berlari lalu duduk di samping tubuh Syaira.

"Umma, wangii"walaupun wajah Ibunya itu tidak terlihat jelas Arrav dapat mendengar jika Syaira terkekeh karena ucapannya,andai cahaya ilahi atau apalah itu tidak menutupi wajah ibunya pasti sekarang wanita yang ia panggil Umma itu sangat cantik.

"Lagunya sudah selesai belum?" Tanya Syaira satu tangannya mengelus lembut surai kecoklatan Arrav dan satu tangannya lagi ia gunakan untuk memainkan melodi piano mengikuti lagu yang di mainkan Arrav.

Arrav menggeleng dengan wajah cemberut membuat tangan Syaira berpindah ke pipi Arrav lalu mencubit pelan pipi moci itu membuat Arrav memekik tertahan.

"Umma!?" Lagi dan lagi Arrav dapat mendengar suara tawa kecil ibunya membuat mata Arrav memanas menginginkan hal ini dapat terus ia rasakan.

"Eh-– kenapa nangis Umma terlalu kuat ya cubitnya?"

Arrav menggeleng lalu menunduk menyembunyikan isakan yang coba ia tahan namun gagal saat dirinya di peluk dengan hangat oleh Syaira.

"U-umma kenapa pergi..? Hiks umma tega ninggalin Arrav sendiri.. Hiks" Tangis Arrav pecah sedangkan Syaira hanya diam membiarkan putranya menangis sepuas-puasnya disini.

"Umma tau dulu waktu hari Ibu semua temen Arrav bawa ibu mereka ke sekolah tapi Arrav..? Hiks Arrav iri waktu liat mereka cuci kaki ibu mereka.. Hiks" Syaira yang mendengarnya semakin mempererat pelukannya bohong jika ia tidak sedih meninggalkan putranya di dunia yang kejam ini.

"Umma.. Arrav mau jadi anak baik, tapi Arrav takut"

"Kenapa takut?"

"Karena katanya orang baik bakal cepat di panggil, buktinya Umma orang baik jadi cepet di panggil terus ninggalin Arrav sama Abu sendiri, jadi Arrav takut ninggalin mereka... "

Syaira mengusap surai anaknya lagi.

"Jangan takut jadi orang baik Arrav karena kematian itu sudah di rencanakan oleh yang di atas" Jelas Syaira, Arrav hanya diam memandang sendu piano yang berada di hadapannya.

"Umma Arrav capek..jadi Arrav boleh disini aja 'kan?" Tanya Arrav antusias, namun segera murung saat menerima gelengan dari Syaira.

"Tidak.. Kamu harus pulang belum saatnya kamu disini karena masih banyak yang menunggu anak Umma disana" Arrav terdiam lagi, dirinya tersentak kaget saat melihat perlahan tubuh sang Ibu memudar menjadi serpihan cahaya membuatnya ketakutan.

"UMMA!"

"Kembali Arrav Umma selalu mendoakan kamu yang terbaik dari sini.. Umma sayang Arrav.. "

For our Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang