Cerita||42🍋

991 117 96
                                    

Happy reading guyss💚
Jangan lupa tinggalkan jejak ya.
Luv.
*
*
*
*
*
*

"Tidak semua harus di pertahankan, relakan yang tidak bisa di paksakan"
~Kim Jungwo~

°°°°°°°°°°°°°°°°
"Babay Arr kita pulang ya"

"Iya kak, hati-hati"senyum Arrav mengembang bukan bermaksud menggoda ini hanya kebiasaannya tapi sepertinya para perkumpulan kakak kelas itu menanggapinya dengan berlebihan terbukti bagaimana mereka berteriak heboh.

"Arrav Papa nelpon lo, ada panggilan masuk nggak di hp lo?" Tanya Evan pada Arrav.

"Kagak tuh"

Evan menghela napas lelah mengobrak abrik isi tas Arrav dan menemukan ponsel Arrav dalam keadaan mati.

"Dodol emang! kebiasaan banget batrenya sampe habis nanti lo datang kerumah sakit di suruh Papa" Arrav meringis saat Evan mengomelinya di sepanjang koridor ia jadi ingat Azriel yang sering mengomelinya bapak dan anak sama saja.

"Heh lo dengerin gue kagak?!" Kesal Evan saat sahabat polosnya itu tampak melamun tak mendengarkan seluruh ocehannya sedari tadi.

"Kagak hehe" Usai mengucapkan kalimat tersebut Arrav berlari dengan cepat masuk ke dalam mobil jemputan nya, ya semenjak ia sakit Adriel tidak memperbolehkannya pergi ke sekolah sendiri kecuali bersama si kembar.

"Ngapain ke rumah sakit? Ah iya pendonor nya mau ketemu sama gue, astaga Arrav kenapa bisa lupa sih"

"Pak kerumah sakit ya"

"Siap!"

Malam telah tiba, di singgasananya bulan telah mengambil alih tugas sang surya di dalam kamar dengan warna dominasi indicolite itu terlihat pemuda penyuka buah lemon tersebut tampak bermalas malasan di kasur empuknya setelah makan malam dan menunaikan shalat isya Arrav pemuda yang di sebutkan tadi sibuk dengan ponselnya ia merasa sedikit ngantuk mungkin efek obat yang ia minum tadi.

Arrav terkekeh geli sesaat setelah mengakhiri percakapannya dengan Artha yang curhat bahwa dia di hukum menanam ubi oleh Profesor yang mengajarinya karena dia yang tidak sengaja menginjak tanaman ubi kesayangan beliau di belakang kampus.

'Assalamu'alaikum,'

Pemuda itu mengernyitkan dahi bingung saat mendapat pesan dari nomor yang tidak ia kenal bahkan nomor tersebut bukan nomor Indonesia, Arrav berpikir ini siapa tidak mungkin kan Artha.

'Waalaikumsalam, siapa?'

'... Ini gue Agatha, maaf pasti disana udah malam 'kan'

Sedikit terkejut saat gadis yang pernah mengisi harinya itu mengirim pesan kepadanya, namun ia bersyukur walaupun sempat ada perselisihan di antara mereka tapi sekarang tidak ada kesalah pahaman lagi.

'Santuy. Nomor gue lo dapat dari si curut Evan ya?'

tulis Arrav sebab ia sudah mengganti nomornya setelah kejadian Zeth beberapa bulan lalu.

'Iya maaf gue ganggu.... '

Percakapan dalam bentuk tulisan tersebut masih berlanjut Arrav bahkan melupakan rasa kantuknya.

For our Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang