**********
Part ini Pissa tulis untuk ulang tahun Park Jisung(박지성) yey!.
Atau pemain cast cerita ini Arrava Caturazka Yuvizar. 🎂🎉🎁.**********
5 Februari, 1 tahun lalu.Arrav menghempaskan tubuh miliknya pada ranjang berwarna abu. Ia menatap langit-langit kamar yang berwarna biru langit pikirannya berkeliaran memikirkan hal ajaib yang ingin di cobanya. Sekelebat bayangan Umma mendadak merasuki pikiran. Arrav baru ingat nanti tepat pergantian hari ia akan menginjak usia yang ke empat belas saat ini ia kelas sembilan akhir memang diantara murid di kelas Arrav adalah yang paling bontot.
"Umma, liat sekarang Arrav udah gede. Anak laki-laki Umma udah di sukain perempuan, tadi ada yang nyatain cinta sama Arrav tapi kata Evan jangan terima takut ceweknya nyerah baru satu hari" Kalimat akhir di iringi kekehan kecil tak lama ia terlelap menjemput mimpi indah.
"Apaansih! "Gerutu Arrav kesal saat berkali-kali ponsel miliknya berdering pertanda ada panggilan yang harus segera dijawab, ini sudah panggilan ke tujuh perlu di ketahui Arrav itu sangat kebo bila tidur.Saat ada kebakaran di rumah pun mungkin ia tak bangun.
" Ar.. Shh to-long, akh Arrav"
Suara familiar dan lirihan itu seketika membuka mata Arrav yang tadinya merem melek ia langsung bangkit keluar kamar tergesa kantuk nya seketika menghilang."Lo dimana pan?"tanya Arrav panik.
"Shh.. Di depan rumah lo, darah... Gue di pukul lagi"
Arrav langsung menggedor pintu Ilsa namun tak ada jawaban biasanya Ilsa langsung bangun saat mendengar suara pintu Arrav terbuka ia menggigit bibir gusar ponselnya mati. Arrav membuka pintu utama ia langsung menuju gerbang tapi kosong?jantungnya berdegup kencang pusing mendominasi kepala Arrav nafasnya tersenggal karena berlari, beruntung kamar miliknya di bawah.
Menghela nafas kasar saat panggilannya tak di jawab oleh Ori ia lupa sekarang sudah tengah malam ia tersentak saat satu pesan membuat jantungnya berdegup lebih kencang demi apa ia sangat takut pada sosok Papa Evan.
"Arr gue di taman belakang tadi ada Papa"
Dengan kaki bergetar Arrav berlari menuju taman belakang yang gelap ia takut tapi cahaya yang menyorot matanya membuat Arrav reflek memejam.
"SELAMAT ULANG TAHUN ARRAVA"
"ASEK YANG DAH NAMBAH TUA! "
Arrav menganga ia melihat Evan, Ori, Mbak Ilsa bahkan bibi dapur ada disini jadi ia di prank. Arrav menatap dengan mata berkaca kaca ia ingin menangis sekarang.
"Loh, kenapa Ar gue keterlaluan ya?" Tanya Evan khawatir melihat wajah memerah Arrav. "Bodo ah gue marah" Semuanya terkekeh melihat Arrav mencerucutkan bibir kesal.
"Iya maaf ya ini ide Evan ama Ori" Ucap Mbak Ilsa memeluk Arrav membuat Evan dan Ori iri bagaimana tidak Mbak Ilsa ini cantik alami.Malam ini Arrav bersyukur walaupun mereka membuat Arrav jantungan setidaknya masi ada yang merayakan ultahnya.
"Ar lo mimisan" Pekik Ori membuat semua menoleh panik. Ah mereka merutuki kebodohan mereka sendiri bahwa Arrav tak bersahabat dengan udara dingin.
"Hehe santuy"
*******
Arrav memandang matahari tenggelam di taman panti ia dan yang lain sudah membagikan nasi kotak ke anak di panti dan yang membutuhkan. Tradisi saat Arrav berulang tahun yang di ajarkan Abunya. Bicara Abu ia sedih, saat ulang tahun tak ada Abu pun ucapan. Abu sedang berada di Korea Selatan bekerja sama dengan perusahaan agensi besar disana. Tadi Azriel menelponnya memberi selamat dan hadiah ia akan berkunjung ke Indonesia. Ponsel miliknya sedari tadi berisik akibat pesan dari teman sekolah maupun les yang mengucapkan selamat ultah.
KAMU SEDANG MEMBACA
For our Brother✔
Teen FictionDi Larang Plagiat❗. Melody itu?...... Ah.... gue jadi rindu sama tu bocah. Dia.. yang selalu tersenyum sehangat mentari Tetap tegar di ganasnya takdir yang ia lalui Walau begitu, dia tetap ceria sehingga tak tahu Bahwa kemungkinan terburuk sedan...