Cerita||23🍋

848 129 35
                                    

Happy reading guyss💚
Jangan lupa tinggalkan jejak ye🐹
Jangan jadi siders.
*
*
*
*
*
*

Rumus hidup
"Tinggalkan apa yang sekiranya menyakitkan, perjuangkan apa yang sepantasnya di perjuangkan"
~pathdaily_hiburan~

*************
Terik sang surya menyambut kedatangan Adriel di Indonesia di negara ini ke empat putranya lahir dan tumbuh dengan baik meskipun tak ada Ibu serta... Ayah yang selalu berada di sisi mereka.

Adriel memasuki mobil yang sudah menunggu kedatangannya seketika hawa sejuk AC mobil menyegarkan Adriel saat dirinya masuk melonggarkan sedikit dasi jasnya yang terasa mencekik lalu fokus pada ponselnya.

"Udah lo urus 'kan?" Tanya Adriel sedikit meredam amarahnya, tadi saat dirinya baru turun dari pesawat Azriel menelpon bahwa ucapan 'Dia' tak main-main untuk mengganggu keluarganya terbukti dengan dia yang mengirimkan kepala busuk ke rumahnya beruntung hanya Artha dan Arka yang tahu akan teror ini.

"Udah El sekarang tugas lo fokus ke anak-anak lo jangan sampai menyesal kayak gue.. "

Pria yang umurnya hampir mencapai kepala empat itu hanya diam memejamkan mata kala rasa lelah menghampirinya tak akan ia biarkan dirinya terpuruk dengan penyesalan ia ingat dua belas tahun lalu Azriel berada pada titik terendah dalam hidupnya.

Kakak kembarnya itu kehilangan anak serta istrinya dalam tragedi naas bahkan untuk yang terakhir kalinya melihat sang anak Azriel tak bisa karena raga putranya hilang begitu saja yang hanya menyisakan sang istri yang sudah tak bernyawa di dasar jurang.

".... Makasih ya"

Di seberang telepon Azriel terkekeh pelan benar mereka sudah dewasa bahkan sudah jadi bapack-bapack keren tak ada lagi gengsi untuk mengucap terimakasih.

"Santai El, inget lo nggak sendiri jangan segan untuk minta bantuan gue tapi jangan ngelunjak" Setelahnya mereka tertawa untuk sesaat dua kakak beradik itu melepas sedikit penat dengan tawa.

"Pasti Savana sama Anta bangga sama lo"

"Gue harap... Adriel besok gue minta lo keruangan gue bisa? "

Adriel menautkan alisnya seketika pikiran negatif bermunculan di pikirannya namun segera ia tepis dengan pikiran positif mungkin Azriel ingin membicarakan perihal yang lain.

"Iya.. "

♡´・ᴗ・'♡

Jam pulang sekolah telah usai dari lima belas menit lalu akan tetapi Arrav masih belum keluar dari salah satu bilik toilet masa bodo guru mencarinya karena tak kembali ke kelas hingga bel pulang berbunyi.

"Huh..gini amat punya kepala"

Dengusnya menarik rambut berharap rasa sakit itu berkurang sedikit saja padahal ia sudah meminum obatnya namun sakit itu seakan tak membiarkannya tenang sedikit pun belum lagi demam yang mengahampirinya tiba-tiba saat jam terakhir tadi.

"Shhut sakit jangan dateng lagi ya... Nggak bosen apa"

Arrav menertawai dirinya yang nampak menyedihkan lalu keluar dari toilet membasuh wajahnya yang sudah tak ada rona sedikit pun nafasnya memberat apa penyakitnya sudah naik stadium.

For our Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang