Happy reading guys💚.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya🐹.
*
*
*
*
*
*"Tidak ada yang menyakitimu, kamu terluka karena ekspetasimu sendiri"
~@ catatanwibu~*************
Sore hari selepas shalat ashar berjamaah Arrav berkeliling bersama Artha dan dua kembar menuju sungai yang terletak dekat dengan sawah Kang Uus sedangkan Kahfi harus pergi ke pondok Abi menyetor hapalannya yang tidak naik-naik Abi dan Umi Ely sudah pasrah dengan sifat badug Kahfi yang berbeda dengan Thoriq.Tadi siang Arrav membantu Kahfi menghapal sedangkan ketiga abangnya pergi bersama Abi dan Abu entah ada urusan apa, ia ingin ikut tetapi tak di perbolehkan karena matahari sedang terik jadilah ia bersama Kahfi, sempat di ejek Artha karena tak bisa ikut entahlah sejak kapan mereka akrab.
Jangan salah walaupun mereka sering adu bacot hingga baku hantam canda baku hantam, tapi saat seperti tadi mereka akan akur karena Kahfi hanya mau terbuka dengan Arrav itu sebabnya Kahfi nyaman dengan Arrav yang hanya satu tahun lebih tua darinya.
"Arr itu apa?"tanya Arsha yang sedari tadi merangkul Arrav tak mau lepas bak lintah darat, Arrav lalu tersenyum membuat Arsha memekik gemas ia merasa bersyukur karena Arrav sudah menjadi adiknya.
" Nggak banyak yang tau sih bang, ini kalimba abang mau coba?"Arrav menyerahkan kalimba hitamnya yang ia kalungkan pada lehernya.
Arrav sibuk mengajari Arsha bermain Kalimba dengan membawakan lagu lemon dari Kenshi Yonezu, sementara Artha kembali kerumah Umi karena ada panggilan alam dan Arka yang sedari tadi sibuk melukis pemandangan sawah di depannya mengacuhkan kedua manusia yang sedari tadi cekikikan kek kunti.
Arka membereskan peralatan lukisnya ia ingin pindah mencari view yang lebih bagus sebelum tangan putih milik Arrav sedikit menarik ujung kemeja yang di gunakan Arka. Arka menoleh menatap dingin Arrav yang di tatap menelan saliva susah paya ia sangat gugup sekarang.
"Lepas"
"Ha-ah?"
"Telinga lo tuli?! Gue bilang lepas jangan pernah sentuh gue!, ah iya lo 'kan emang tuli" Sarkas Arka membuat Arrav tak berkutik, Arka memandang alat dengar di telinga kiri Arrav lalu pergi menghempas tangan Arrav kasar.
Arrav menunduk sedih matanya berkaca-kaca, Arsha yang baru melihat langsung merangkul Arrav berusaha menenangkan adiknya itu ia sedih karena Arka membentak adik kesayangannya itu.
"Udah, kagak usah di pikirin si 'kutub' emang kayak gitu" Arrav mendongak menatap wajah tampan Arsha lalu nyengir membuat Arsha bingung sendiri Arrav ini gila apa gimana orang baru dibentak malah nyengir.
KAMU SEDANG MEMBACA
For our Brother✔
Teen FictionDi Larang Plagiat❗. Melody itu?...... Ah.... gue jadi rindu sama tu bocah. Dia.. yang selalu tersenyum sehangat mentari Tetap tegar di ganasnya takdir yang ia lalui Walau begitu, dia tetap ceria sehingga tak tahu Bahwa kemungkinan terburuk sedan...