Cerita||17🍋

970 129 35
                                    

Happy reading guys💚
Jangan lupa tinggalkan jejak🐹
*
*
*
*
*
*

"Hanya orang - orang dengan hati yang damailah yang boleh menerima kejadian buruk dengan lega"
~Tere Liye~

****************
Prak!

"Yah... Nggak kena" Desahan penuh kecewa itu berasal dari pria bermanik abu yang sedang bermain, namun pisau yang ia lempar tak mengenai jantung akan tetapi hanya mengenai pundak budak yang di sandera sehingga si budak mendesis tertahan jika dirinya menggerang dapat dipastikan esok ia sudah tak memiliki lidah lagi.

"Bodoh jangan menunduk!"

Teriakan mengerikan itu membuat budak dengan pakaian kumal penuh darah yang di pasung sedemikian rupa mengangkat kepala takut, netra yang memerah tersebut bergetar gelisah ketakutan saat melihat manik tajam pria bermanik abu walaupun memakai masker hitam dapat ia rasakan senyum mengerikan itu.

"Hei.. Hei gue mau ngambil mata lo boleh nggak?"

"B-boleh tu-an"

Si pria bermanik abu mendecih menatap pria di hadapannya yang tampak menyedihkan dengan tatapan datar lalu melempar kapak tepat mengenai tulang kering si budak, hal itu membuat budak menjerit kesakitan persetanan lidahnya yang akan dipotong tapi ini benar-benar sakit.

"Nggak seru... "

Setelah puas menikmati wajah menderita korbannya ia bangkit menuju sudut ruangan memandang senang wanita yang terlihat lemah, tubuh wanita di gantung sehingga membuat si empu merasa ingin melepaskan tangannya saja.

"Hei jalang suami lo sudah hancur, jadi lo mau liat anak lo hancur jugak?"

"Hah.. J--ang-a-n" Ucapnya lemah ia tak ingin melihat putri kecilnya di sakiti oleh psikopat berhati dingin yang sekarang berdiri di hadapannya.

Tungkai jenjangnya ia jalankan pada pintu putih yang sudah di penuhi noda merah, memutar knop pintu guna membuka pintu senyum di balik maskernya lagi-lagi mengembang melihat gadis kecil dengan kepang berantakan yang sekarang menatapnya takut.

"A-ampun.. " Lirihan penuh memilukan keluar dari bibir mungil gadis yang sekarang di seret kasar oleh pria bermanik abu dan mencampakkan tubuh sang gadis hingga tersungkur di hadapan ibunya yang tersenyum sendu sarat akan kesakitan.

"TIDAK!.. Lepaskan putriku, lepas! " Teriak ibu gadis itu brutal saat matanya melihat tangan putrinya di tusuk dengan cutter sehingga darah merembes keluar.

"Diam! "Sang ibu langsung diam saat mulutnya di sumpal batu bata yang besar menyebabkan mulutnya sobek.

" Maaa..! "

Plak

"Diam! "

Tamparan tersebut menggema saat tangan besar si pria bermanik abu menampar pipi si gadis kecil yang sekarang sudah menangis kecil. Tak lama tangan itu mencengkram kuat pipi si gadis memandang kosong wajah itu.

"Papa mereka memukul ku, sakit"

Lalu sang pria melepas kasar tangannya dari wajah kumal si gadis. Ingatan yang berusaha ia pendam kembali bangkit membuatnya ingin membunuh gadis di depannya sekarang juga.

For our Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang