Cerita||32🍋

781 127 104
                                    

Happy reading guys💚
Jangan lupa tinggalkan jejak ya🐹
Luv.
*
*
*
*
*

"Kalau dengan mengurangi teman bisa mengurangi drama, ya itu bagus-bagus aja. Hidup udah banyak masalah, enggak perlu di tambah-tambah"
~Fiersabesari~

°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Hujan mengguyur ibu kota tampak petir yang bersahutan membuat malam kian mencekam. Arrav meremat tangannya yang bergetar takut dan gelisah ini yang ia rasakan sekarang.

Sudah sejam ia menunggu di depan pintu ruang IGD namun pintu yang sedari tadi ia harap terbuka belum juga mengabulkan harapannya, Arrav melihat kedua tangan serta bajunya yang di penuhi darah luntur akibat hujan deras, air mata berlomba ingin turun namun Arrav menahannya beruntung saat kecelakaan itu terjadi mobil pasutri lewat dan memberikan bantuan membawa Artha kerumah sakit terdekat dan sekarang mereka sudah pulang setelah selesai mengantar Artha dan Arrav di rumah sakit milik Azriel.

"SIAL, LO APAIN ABANG GUE HAH!?"

Arka yang baru saja datang memandang penuh kebencian pada Arrav menarik kerah kemeja yang anak itu kenakan mengabaikan pekikan tertahan anak tersebut.

"Arrav... " Sial, suaranya bergetar karena ketakutan dan kekuatiran yang ia alami sekarang membuat Arka mendecih lalu memberi Arrav satu bogeman mentah.

BUGH!!

"Masih belum cukup lo rebut perhatian Abu! Sekarang lo nyelakain bang Artha lo mau apa sih!?"

Arrav menggeleng bukan ia sengaja membuat mobil tersebut menabrak Artha, tapi kakak sulugnya lah yang rela mendorongnya hingga kini beliau berada di dalam ruangan gawat darurat sekarang.

"Liat Sha, lo masih yakin kalau anak ini baik? Buka mata lo, liat gara-gara dia bang Artha celaka" Lagi, Arrav menerima satu pukulan dari Arka.

BUGH!!

Di sisi lain Arsha hanya diam melihat adik kesayangannya dipukul ah sekarang ia kecewa telah menjadikan  Arrav adik kesayangannya.

"Bang Arsha–"

"Gue nggak mau denger alasan lo, kalau aja lo nggak keluar malem pasti bang Artha nggak bakal repot bela-belain buat jemput lo. Tapi apa? Kabar buruk apa ini"Arsha bahkan tidak meliriknya sama sekali juga Arsha kini tak memakai bahasa lembut yang sering ia gunakan untuk memanggil Arrav.

"Ta–"

"Pergi" Perintah Arsha membuat Arrav bungkam, tidak apa Arsha akan bersikap seperti Arka? Ia tak menginginkan hal ini terjadi bisakah kedua kakaknya mendengar penjelasan darinya dulu.

"Abang–"

Panggilnya bergetar hatinya sakit saat Arsha memandangnga risih.

"PERGI!!, sial"umpat Arsha saat melihat Arrav masih berada di sampingnya melihat hal itu Arka menarik kasar tangan Arrav menghiraukan rintihan kesakitan sang adik membawanya sampai depan rumah sakit tidak peduli hujan masih mengguyur ibu kota.

"Bang Arka, A-arrav mau nunggu bang Artha.. "

"UNTUK APA?!! MAU NGETAWAIN KONDISI NYA HAH!!"

For our Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang