Happy reading guys💚
Jangan lupa tinggalkan jejak ya🐹
*
*
*
*
*
*"Rumah dan Keluarga adalah titik awal kita, tetapi juga selalu menjadi tujuan kita."
~Huang Renjun~*************
Suara jangkrik yang bersahutan di tambah cahaya bulan yang cerah membuat malam yang terasa sunyi ini tampak terasa hidup. Artha memejam menghirup dengan rakus udara malam pedesaan yang menyejukkan di balkon. Ia dan adik-adiknya sangat jarang berlibur pergi ke desa seperti ini karena sanak saudara dari pihak Abu ada di Dubai semua, sedangkan dari pihak Almarhumah mamanya berada di Jakarta.Malam semakin larut tak membuat Artha merasa kantuk sedikitpun terbiasa tidur pagi pikirnya. Sekarang ini ia berada dikamar lantai dua, di samping kanan dan kiri kamarnya terdapat Arka, dan Arsha adik kembarnya. Sedangkan di bawah terdapat Abu dan.. Arrav. Entahlah saat Arsha mengajak Arrav tidur dengannya Arrav menggeleng lucu lalu memasuki kamar dibawah sesudah dirinya menabrak pintu membuat Artha menahan tawa ia seakan lupa dengan masalah yang terjadi.
Artha turun kebawah setelah memeriksa keadaan kedua adiknya. Saat dirinya pergi kedapur sekedar membuat kopi untuk menemani malam yang akan ia lalui Artha melihat siluet seseorang yang duduk di sofa rotan di teras villa.
"Anjir apaan ntuh.. Astagfirullah mulut nggak ngumpat rasanya nggak afdhol" Ujarnya sambil menepuk mulut pelan, ia bernafas lega saat yang ia lihat ternyata adalah Abu.
"Loh.. Artha belum tidur? " Abu bertanya saat Artha memilih duduk di samping meletakkan kopi di hadapan Adriel yang sedang berkutat dengan macbook di pangkuannya, Artha dapat melihat wajah lelah Abu menjadi seorang pemimpin di perusahaan agensi besar bukanlah hal yang mudah.
"Abu sendiri kenapa belum tidur?, bukannya kerjaan udah di urus sama tante Mona semua? " Adriel hanya tersenyum menanggapi pertanyaan putranya lalu menutup macbook di pangkuannya.
"Bagaimana pun, ada tanggung jawab yang harus Abu selesaikan sendiri" Artha memandang wajah Abu lalu tersenyum saat tangan kekar nan hangat itu mengelus surai hitamnya, sangat jarang Abu bersikap seperti ini mengingat ia adalah anak sulung yang harus menaungi adik adiknya, apalagi sekarang sudah ada Arrav adiknya yang paling kecil.
"Abu... Artha mau tau sedikit tentang Arrav" Artha sedikit gugup saat mengatakan kalimatnya ia sudah menerima Arrav.
"Arrav kamu yakin?" Artha sedikit tak mengerti mengapa Abunya mempertanyakan hal tersebut apa sepahit itukah kehidupan Arrav, mengingat dirinya dan yang lain sudah menjalani hidup yang sedikit tak menyenangkan.
"Arrav itu anak Abu dan Umma Ira, Abu dan Mama kalian sudah berpisah waktu kamu masih empat tahun dan adik kamu dua tahun, karena alasan pribadi. Umma Arrav cinta pertama Abu. " Penyataan itu membuat Artha cukup meringis karena Abunya sendiri tak mencintai Mamanya.
"Tapi kalian lahir karena cinta, Abu sayang kalian semua. Waktu Abu pisah dengan mama kamu cukup berat memang tapi Abu masih sedikit tenang karena ada Mama kalian yang selalu memperhatikan kalian. Umma Arrav pegi waktu Arrav masih dua bulan, Abu sedih karena Arrav nggak bakal bisa nerima kasih sayang seorang ibu, tapi berkat Umi istri dari kakak laki-laki Umma Arrav jadi bisa ngenal kasih seorang ibu. Abu juga berterimakasih sama Mama kalian waktu Arrav sakit Mama yang selalu nyempetin jenguk Arrav dulu. Ah Artha ingat dulu ada waktu dimana Mamanya selalu pergi sore hari katanya ada klien penting mengingat ibunya seorang perancang baju terkenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
For our Brother✔
Teen FictionDi Larang Plagiat❗. Melody itu?...... Ah.... gue jadi rindu sama tu bocah. Dia.. yang selalu tersenyum sehangat mentari Tetap tegar di ganasnya takdir yang ia lalui Walau begitu, dia tetap ceria sehingga tak tahu Bahwa kemungkinan terburuk sedan...