Happy reading guys💚
Jangan lupa tinggalkan jejak ya🐹
Luv
*
*
*
*
*"Setiap orang berjuang untuk hidup yang sempurna, namun di dunia ini tidak ada yang sempurna"
~Huang Renjun~°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Setelah mengucap kata maaf pemuda tersebut bangkit memandang sendu dua gundukan tanah di hadapannya, sekarang ia benar-benar telah kehilangan semuanya."Will.. Itu lo?"
Suara yang terasa familiar itu membuat Will-pemuda tersebut menoleh memandang Artha yang duduk di kursi roda dengan raut terkejut. Kenapa bisa ia bertemu dengan teman satu fakultasnya ini padahal ia sudah mencoba untuk bersembunyi.
"Ah benar itu lo.Kagak sia-sia gue ngikutin lo"ucap Artha santai walau kini dirinya juga cukup terkejut mendengar kabar bahwa William adalah anak dari musuh sang ayah Zeth, pantas saja Artha merasa seperti sudah bertemu Will saat mereka pertama kali bertemu di kampus.
"Ngikutin gue?!... Gue–"
"Iya.kenapa lo nggak pernah cerita sama gue? Ya mungkin kita ngga kenal dengan baik tapi, lo nggak seharusnya nanggung semua ini sendiri 'kan?"Will terdiam menunduk saat mengingat apa yang sudah ia lakukan dua minggu lalu.Artha lalu melihat dua makam yang berada di belakang Will hatinya sedih saat melihat nama yang tertera di batu nisan itu.
Glasyah dan Grace
Dia mengingat nama itu nama adik dan ibu Will, seharusnya Glasyah sudah tenang tapi dengan seenak udel Zeth menjadikan gadis polos itu boneka untuknya.
"Gue minta maaf.. Nggak seharusnya gue nolong papa... " Will mendongak menatap Artha dan beberapa pengawal Artha dari arah gerbang pemakaman bisa ia lihat aparat kepolisian menunggu dirinya dengan tenang, jadi sekarang ia tidak bisa kabur lagi dari tindakannya yang sudah membuat Zeth kabur dengan mudah.
Flashback
Cklek
DORR!!
"Akhh.. " Zeth menjatuhkan pistolnya dari leher Arrav kemudian memandang lengannya yang berdarah akibat tembakan Adriel. Kenapa pria itu ada di sini? Lalu tatapannya tertuju pada wajah Arrav yang tersenyum senang sekarang ia tahu bocah ini sudah merencanakannya dari awal.
Tadi saat Arrav sudah sampai di lokasi Arrav sempat menelpon Adriel berniat meminta bantuan karena ia yakin sang ayah tahu apa yang sebenarnya terjadi, namun malangnya pangilannya tidak terangkat dan anak buah Zeth sudah memukulnya lalu menyeret tubuhnya ke hadapan Zeth.
"Tck.. Mau lo apa?! Udah gue bilang urusan dulu jangan bawa anak-anak gue" Dingin Adriel memandang Zeth dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Hei terserah gue dong lagian bermain dengan anak-anak lo itu menyenangkan" Adriel yang mendengar kalimat kelewat santai dari Zeth segera menarik pelatuknya menembak kaki Zeth membuat pria itu kesal dan mendorong tubuh Arrav yang lemah hingga terjebam di dinginnya lantai.
Belum sempat Adriel menghampiri Arrav. Zeth sudah melempar sesuatu dari sakunya membuat kepulan asap memenuhi ruangan itu,rupanya bom asap yang di lempar Zeth hal tersebut membuat Adriel dan beberapa aparat kepolisian serta pengawal Adriel kewalahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
For our Brother✔
Teen FictionDi Larang Plagiat❗. Melody itu?...... Ah.... gue jadi rindu sama tu bocah. Dia.. yang selalu tersenyum sehangat mentari Tetap tegar di ganasnya takdir yang ia lalui Walau begitu, dia tetap ceria sehingga tak tahu Bahwa kemungkinan terburuk sedan...